filmov
tv
Eks Penyidik KPK Soal Tangis Rafael Alun dan Kisah Sedihnya: Berharap Penyidik Nangis Bareng

Показать описание
TRIBUN-VIDEO.COM - Gaya memelas yang ditunjukkan oleh tersangka dugaan gratifikasi Rafael Alun Trisambodo disebut sebagai upaya mengaburkan perhatian penyidik dalam proses pemeriksaan.
Menurut mantan penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap, belum tentu tersangka yang mengumbar kesedihan mau terus terang terkait kasus korupsi yang menjeratnya saat diperiksa penyidik.
Hal itu diungkapkan Yudi Purnomo Harahap melalui cuitannya di akun Twitter pada Selasa (4/4/2023).
Sebelum ditahan, Rafael dan istrinya sempat melakukan wawancara bersama sejumlah media massa.
Saat itu mantan pejabat di Direktorat Jenderal Pajak itu dan istrinya menangis menceritakan kondisi kehidupan mereka setelah terjerat kasus gratifikasi itu.
Menurut Yudi, taktik buat mencari simpati yang dilakukan oleh para tersangka korupsi hanya untuk menunda pemeriksaan.
Akan tetapi, menurut pengalaman Yudi, penyidik tak bakal mudah luluh dengan sikap para tersangka korupsi itu.
Yudi menuturkan, koruptor kerap jual air mata saat diperiksa oleh KPK.
Biasanya mereka menangis menceritakan kesedihan keluarga, istri, dan anak.
Biasanya secara profesional penyidik hanya mendengarkan saja curhat tersebut dan tetap melanjutkan penyidikan.
Dikatakan Yudi, awalnya penyidik KPK berpikir bahwa tangisan tersebut bisa membuat koruptor membongkar kasus korupsi.
Namun nyatanya yang sudah-sudah, biasanya mereka ternyata hanya mencari empati dari air mata tersebut.
Di mana para pelaku biasanya mengaku dijebak dan sebagainya.
Maka dari itu kata Yudi, penyidik sudah sangat biasa melihat para koruptor menangis saat diperiksa.
Mereka juga paham bahwa hal itu hanya mencari simpati agar BAP tidak berlanjut.
Adapun empati yang diberikan hanya sebatas memberikan tisu kepada koruptor yang menangis saat diperiksa.
Host: Yustina Kartika
VP: Ika Vidya Lestari
Editor : Aryo Putranto Saptohutomo
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews #kpk #kpkri #rafaelalun
Menurut mantan penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap, belum tentu tersangka yang mengumbar kesedihan mau terus terang terkait kasus korupsi yang menjeratnya saat diperiksa penyidik.
Hal itu diungkapkan Yudi Purnomo Harahap melalui cuitannya di akun Twitter pada Selasa (4/4/2023).
Sebelum ditahan, Rafael dan istrinya sempat melakukan wawancara bersama sejumlah media massa.
Saat itu mantan pejabat di Direktorat Jenderal Pajak itu dan istrinya menangis menceritakan kondisi kehidupan mereka setelah terjerat kasus gratifikasi itu.
Menurut Yudi, taktik buat mencari simpati yang dilakukan oleh para tersangka korupsi hanya untuk menunda pemeriksaan.
Akan tetapi, menurut pengalaman Yudi, penyidik tak bakal mudah luluh dengan sikap para tersangka korupsi itu.
Yudi menuturkan, koruptor kerap jual air mata saat diperiksa oleh KPK.
Biasanya mereka menangis menceritakan kesedihan keluarga, istri, dan anak.
Biasanya secara profesional penyidik hanya mendengarkan saja curhat tersebut dan tetap melanjutkan penyidikan.
Dikatakan Yudi, awalnya penyidik KPK berpikir bahwa tangisan tersebut bisa membuat koruptor membongkar kasus korupsi.
Namun nyatanya yang sudah-sudah, biasanya mereka ternyata hanya mencari empati dari air mata tersebut.
Di mana para pelaku biasanya mengaku dijebak dan sebagainya.
Maka dari itu kata Yudi, penyidik sudah sangat biasa melihat para koruptor menangis saat diperiksa.
Mereka juga paham bahwa hal itu hanya mencari simpati agar BAP tidak berlanjut.
Adapun empati yang diberikan hanya sebatas memberikan tisu kepada koruptor yang menangis saat diperiksa.
Host: Yustina Kartika
VP: Ika Vidya Lestari
Editor : Aryo Putranto Saptohutomo
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews #kpk #kpkri #rafaelalun
Комментарии