Kenapa Sangat Sulit Memberantas Kemiskinan?

preview_player
Показать описание
Kalo ngomongin tentang kemiskinan di Indonesia, kira-kira apa sih yang terlintas di benak kamu?

Mungkin kamu kepikiran, Indonesia masih banyak banget orang yang hidup dalam kemiskinan, atau kamu malah mikir kalo kemiskinan di Indonesia makin lama makin memprihatinkan?
Atau kamu justru kepikiran sebaliknya? Kalo kemiskinan di Indonesia makin berkurang dan membaik dari tahun ke tahun?

Kira-kira faktor apa sih yang menyebabkan kemiskinan itu selalu ada?
Faktor apa saja sih yang menghambat pengentasan kemiskinan, khususnya di Indonesia?
Kenapa di negara-negara maju, tingkat kemiskinan itu bisa rendah banget?

Nah di video kali ini, kami akan membahas topik tentang Kemiskinan Struktural.
Materi ini kami bahas dari berbagai sumber dan perspektif, baik perspektif ekonomi, juga perspektif sosiologi dan pendidikan. Yuk simak pembahasan kami sampai selesai ya!

--------------------------------------------------------------------------
Tim Ngomongin Uang
Youtube Manager : Thalia Wijaya
Penyusun Materi : Muhammad Avisenna
Storyboarder : Timothy Stevano & Rama Adira
--------------------------------------------------------------------------

--------------------------------------------------------------------------

Sumber Media:
Wikimedia commons (creative commons)
Рекомендации по теме
Комментарии
Автор

yang jelas, kemiskinan itu sama sekali bukan privilege. Justru kemiskinan adalah kondisi "handicap" yang jauh lebih menyulitkan seseorang utk bisa mencapai tujuan keuangannya. Tapi, alangkah baiknya kita jangan berpasrah pada nasib saja, tapi bisa fokus untuk memperbaiki kondisi pelan-pelan, dimulai dari kondisi yang masih dalam kendali kita. Semangat ya buat semua, bagi yang masih terjebak dalam sandwich generation, bagi yang terlahir dalam keluarga yg kurang beruntung. Semoga bisa tetap semangat berjuang untuk mencapai tujuan keuangannya masing-masing 🙏

NgomonginUang
Автор

PENGALAMAN PRIBADI AKU SOAL KEMISKINAN.
Aku lahir dari keluarga yang bisa dibilang miskin. Masa itu, orang tuaku adalah buruh serabutan dengan gaji harian yang tak seberapa. Kami tinggal di rumah nenek dengan dinding bambu dan lantai tanah bersebelahan dengan kandang ternak. Aku ingat sering makan nasi+garam, nasi+ikan asin saat masih kecil. TAPI, bapak adalah orang yang ingin anaknya tetap berpendidikan. Beliau bekerja lebih keras, dan bahkan mengambil paket sekolah susulan untuk orang2 dewasa putus sekolah seperti bapak, beliau juga aktif di kegiatan2 masyarakat dan belajar tentang bagaimana alur pemerintahan skala desa maupun kecamatan (bapakku berusaha mengumpulkan pengalaman dan mencari ilmu sebanyak banyaknya). Aku juga dipaksa untuk rajin belajar sampai dipukuli jika malas oleh ibuku yang keras. aku sekolah lebih awal karena sejak kecil sudah dipaksa belajar, dan diperbolehkan masuk SD lebih awal usia 5 tahunan. Hingga saat aku masuk SMP di usia 11 tahun, ayahku juga menyelesaikan pendidikan paketnya dan ada lowongan pegawai di desa. Beliau ikut tes dan mendaftar dengan banyak saingan yang lebih punya privilege dan pendidikan lebih tinggi dari beliau. Tapi beliau salah satu yang diterima, dan akhirnya kehidupan ekonomi kami mulai sedikit lebih baik. Aku bisa melanjutkan ke SMA di tempat yang cukup bagus dengan pendaftaran melalui banyak tes. Lalu saat masuk kuliah aku memilih universitas biasa yang bisa aku jalani sambil bekerja. Aku waktu itu masih 18 tahun dan bapak memberitahu ada lowongan pekerjaan di sebuah kantor penyalur program dari pemerintah. Dan setelah banyak sekali saingan saat tes (aku ingat waktu tes aku sedang sakit demam+flu) aku satu-satunya yang diterima. Aku menjalani perkuliahan sore hari sepulang kerja. Saat ini usiaku 27 tahun dan masih bekerja di kantor yang sama tapi dengan posisi yang berbeda. Meski dengan gaji Umr+sedikit tunjangan, aku sudah membiayai hidupku sendiri sejak lulus SMA (di saat teman2ku yg lain masih minta orang tuanya). Saat ini aku sudah tinggal tepisah dengan orang tua, dan sedikit2 bisa membantu orang tuaku. Kedua orangtuaku juga masih bekerja. Kami sangat bersyukur atas rahmat Tuhan YME. Bahkan di saat tersulit pun kami diberi kesabaran (ingat waktu aku masih SD, aku dibully karena miskin). Perjuangan keluarga kami untuk keluar dari Jurang Kemiskinan tidak semudah aku menulis ini. Banyak ejekan yang pernah kami terima dan tidak bisa aku ceritakan disini. Saat ini pun keluarga kami BuKan orang kaya apalagi crazyrich. Tapi kami cukup dalam banyak hal, dan kami sudah cukup bahagia dengan itu.

KESIMPULAN: JANGAN JADIKAN KEMISKINAN ALASAN UNTUK PASRAH DAN NERIMO, SEMANGAT UNTUK BERUBAH DIMULAI DARI DIRI SENDIRI DAN KELUARGA. DAN PENDIDIKAN ITU PENTING!


Edit & tambahan: beberapa orang mengira cerita saya hanya dibuat-buat. Tapi saya memang menceritakan apa yg saya alami, rasakan dan jalani di masa lalu dengan singkat. Banyak hal yg saya tidak tuliskan, pengalaman kerja jadi kader pemberdayaan sebelum pekerjaan saya saat ini, saya waktu SD sambil jualan hanya sekedar untuk uang saku, untuk acara tamasya saya jg tidak pernah ikut dan lebih memilih membantu memanen jagung di ladang nenek, atau bantu2 kerja di bengkel orang selama seminggu, duitnya untuk beli sepatu sekolah.
Saya tidak mendramatisir, orang2 di sekitar saya tahu perjuangan saya dan keluarga. Saya senang dengan apa yang sudah saya lalui. Bapak, Ibuk, Nenek, alm.Kakek...kalian adalah pahlawan dalam hidupku, tak bisa seujung rambut pun aku bisa membalasnya, Terimakasih.

Untuk kalian yang sudah membaca kisah saya, terima kasih. Semoga apa yang kalian cita-citakan bisa terwujud, dan selalu diberkati Tuhan🙏

humananon
Автор

Satu lagi jargon "banyak anak banyak rejeki " masih sangat melekat di kalangan org miskin, , makanya semakin sengsara, dan akhirnya menjadikan anak mereka penerus kemiskinan mereka yg struktural

HaerinKitty-
Автор

Circle dan pola pikir. Sekitar saya orang miskin termasuk saya. Orang miskin tidak punya mental untuk berpikir dan berkata bebas. Efeknya mereka tabu untuk membahas proses menjadi kaya, seperti dianggap khayal sama masyarakat. Misal belajar bahasa asing(inggris) masih dibully didaerah saya. Insyaallah mulai dari saya ingin merubah pola pikir anak2 seumuran saya biar belajar sesuka hati. Merangsang pemikiran mereka semoga mereka termotivasi.

conspiracy
Автор

Kemiskinan di indonesia dipicu juga oleh mindset. Misalnya mindset "harta gak dibawa mati", "biar di akhirat ringan hisabnya", "banyak harta belum tentu bahagia". Makanya banyak yg malas jadi kaya. Tapi giliran tetangga kaya malah julid

ECO_rx
Автор

Ketika menyinggung masalah pendidikan, saya bisa relate 100%, kebetulan saya dari SD sampai SMA mengakses pendidikan yang kualitasnya dibawah standar. Sehingga memang cukup sangat sulit ketika kudu bersaing dengan mereka yang punya akses pendidikan dengan kualitas yang lebih baik. Hal terutama rendahnya kualitas pendidikannya adalah faktor dari tenaga pendidiknya, banyak yang lebih memilih untuk makan gaji buta, meskipun sudah berstatus PNS, tetapi masih suka tidak menjalankan amanahnya untuk mengajar dengan baik. Ketimbang mengajar dengan baik, para tenaga pendidik ini lebih memilih untuk santai dan bercanda ria di kantor, ironis, yang memang sungguh ironis. Tidak mengherankan jika kualitas pendidikan di Indonesia dipandang sebelah mata oleh dunia, dan menduduki peringkat yang cukup rendah. Karena garda terdepan yang terjun langsung untuk memberikan kualitas pendidikan yang lebih baik, nyatanya banyak yang malah menyalahgunakan tanggung jawabnya, yang seharusnya menjadi tenaga pendidik yang baik.

Perlu adanya pengawasan yang ketat untuk sekolah-sekolah terutama yang berada di daerah, tidak hanya mengacu terhadap akreditasi, dan nilai-nilai siswa yang dicapai, karena banyak nilai tersebut hasil dari katrolan dan manipulasi, budaya korupsi nilai ini masih menjadi sebuah permasalahan juga di dunia pendidikan di Indonesia.

khusnijafar
Автор

bagus kali topik nya, makasih min 👌👌👌👌
faktor-faktor kemiskinan struktural
1.pola pikir keliru 5:15
2.sulitnya akses pendidikan 7:22
3.keterbatasan sumber daya 9:50

yudi.alfaruq
Автор

Faktor2 versi gw:
-kebanyakan anak, semakin banyak anak semakin susah fokus untuk meningkatkan kualitas keturunan dalam segi pendidikan dan skill, banyak anak juga berarti makin banyak spending
-mentality, orang miskin saat punya rezeki berlebih cenderung berfikir bagaimana menghabiskannya dan membelanjakan nya, alih2 invest ke usaha atau yg lain.
-sengaja 'diadakan' pemerintah, karena orang miskin adalah lumbung suara yang prospektif, mereka lebih gampang dibeli suaranya saat pemilu.

dzielkautsar
Автор

Yes, setuju banget mbak luna and friends. Orang miskin bakal otomatis punya mindset miskin. dan semisal orang miskin punya mindset kaya itu bakal sulit buat berkembang, karena banyak faktor terutama keadaan. Orang miskin cukup berhutang buat memenuhi kebutuhan ga lebih. Apalagi kalau orang miskin terintimidasi dari konten sultan sultan bohong, dan bakal terjebak dalam kebohongan. Sulit hidup sebagai orang yang sederhana bahkan miskin. Semangat kalian yang punya seribu impian tapi terhambat keadaan, aku harap kalian sukses nantinya❤️

sandrothokewoh
Автор

Pola pikir orang tua sangat2 mempengaruhi masa depan anak, walau akses pendidikan memang berat dan banyak hal lain, tapi banyak juga yang sukses walau pndidikan rendah karena dapat asupan pola pikir yang benar.

nacovervidclip
Автор

Menurutku untuk keluar dari zona kemiskinan, yang pertama tuh pendidikannya harus bagus. sebab rata2 yang punya ilmu itu gak bakalan miskin2 amat.

oyesgreen
Автор

Pendidikan yang baik sebenarnya bisa berperan mengentaskan kemiskinan, karena pendidikan yang baik bisa mengubah mindset orang miskin yg tadinya pasrah menjadi mindset untuk maju, disamping punya kesempatan lebih besar untuk dapat kerja.

Tapj ya gimana, pendidikan di Daerah apalagi pelosok, itu masih kurang baik. Usaha pemerintah udah bagus sih, dengan maraknya beasiswa, anggaran fasilitas pendidikan, seleksi penerimaan guru yang ketat biar outputnya berkualitas, yah walaupun banyak yang protes minta auto dilolosin.

zaldyfebrianto
Автор

Mindset juga berpengaruh, ada orang miskin yg ingin jd kaya krna trauma dan akhirnya memotivasi untuk tidak jd miskin lg, selain itu banyak juga orang miskin yang berprinsip "nrimo ing pandum" atau ikhlas/pasrah (atau mungkin memang malas saja) dengan segala keadaan yg ada.

muhyasin
Автор

bener banget mbak luna.
kalo boleh nambahin menurutku
1. kalo dah kaya atau punya uang lebih sebagian orang yang miskin berubah jadi rentenir. dan ini merusak orang orang dekat di sekitarnya
2. banyaknya togel, perjudian, miras dan penyakit masyarakat yang membuat duit mereka habis.
3. punya pemikiran yang penting punya dulu, bayar cicilannya nanti padahal barang yang dibeli bukan barang produktif. misal beli motor mahal padahal cuma dipake jalan jalan gak dipake ngojek atau apa gitu

Carkrip
Автор

Kakek saya Dan nenek saya Bisa Di bilang dulu orang Yang berada.aset Di mana", Tanah Luasnya Pake Banget, Sawah Luasnya Sampai Ke Kampung Tetangga.
Kakek/nenek Saya Meninggal Waktu saya berumur 4 Taunan.Saya Tau itu Karena Kakak saya Yang Bilang.Setelah aset" Itu Di pegang oleh orang Tua saya(Sebagai warisan), Habis Semua Di Pakai Gaya Hidup Yang Glamor.
Sayapun Tidak Bisa Sekolah.Terpaksa Harus Putus Sekolah Menengah Karena Ekonomi Yang kurang Memadai.

Yang Saya Pelajari Dari Yang Saya Alamin.
"Kemiskinan Bukan hanya Sekedar uang, Yang Paling Berpengaruh Itu Mindset."

Orang Kayapun Mindset Miskin Bakal Miskin Kalau Udah Waktunya.

BTW ...Selamat Menunaikan Ibadah Puasa🙏

sundaelite
Автор

Saya lahir dari keluarga miskin. Bapak kerja buruh tani, ibu kerja buruh cuci. mereka ga punya rumah sendiri sehigga kami semua tinggal di rumah nenek & kakek dari bapak. Rumahnya sgt tdk layak. Lantai tanah yg setiap hujan bakal jd becek bgt mirip kek sawah, dinding dari bambu yg tiap ujan suka masuk airnya dari sela2 bambu. Ah, pokoknya perih bgt waktu itu.

Utk mengubah kondisi tsb, ibu pergi jd tkw di kuwait dan bapak jd buruh bangunan di jakarta. Saya, yg pada saat itu msh berusia 5 thn dan adik saya yg msh berusia 2 thn diurus oleh nenek.

Ibu dan bapak bekerja sgt keras, sampai mereka bisa menyekolahkan saya hingga jenjang magister. Lulus S2 saya buka usaha. Berkat relasi yg saya dpt ketika kuliah, tdk perlu lama utk melakukan scaling up bisnis.

Alhamdulilah, kondisi saya saat ini, sgt lbh baik dari kondisi saya 20 tahun lalu.

Terima kasih bapak dan terima kasih ibu. Jikalau kalian tdk bekerja keras dulu, mustahil saya bisa keluar dari jeratan kemiskinan.

catatankreng
Автор

Saya ingat dulu ayah saya Thun 2006 hanya punya keuntungan 30rb/hari dari berdagang rokok asongan. Tapi ayah saya selalu berjuang agar kedua anaknya sekolah. Alhamdulillah saya dan adik saya dapat beasiswa BIDIKMISI dari pemerintah utk belajar di Universitas Negeri . Sehingga saya hari ini menjadi pegawai BUMN & Adik saya menjadi salah satu PNS di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Saya masih ingat 12 thn lalu keluarga saya masih makan sebungkus mie instan utk 4 orang. Ayah saya sangat peduli dgn pendidikan saya jadi berapapun uang yg dia dapat akan di alokasikan utk pendidikan anaknya. Ayah saya selalu berkeyakinan pendidikan mampu membuka peluang utk keluar dari kemiskinan. Sangat Aneh jika melihat zaman sekarang banyak influence mengatakan pendidikan itu tidak penting & teori ini banyak dianut & diyakini para remaja skrng.

borneosejati
Автор

Astagfirullah, saya nangis min, lihat konten ini, sebegitu timpangnya kondisi ekonomi di indonesia, bahkan indikator kemiskinan yaitu 15k per hari atau sekitar 450k per bulan itu salah banget, lebih pas kalo 28k per hari atau sekitar 900k an. Bener banget min, jaman sekarang fresh graduate aja cari kerja aja susah, apalagi lulusan smk, sma atau lulusan sd krn faktor ekonomi. Jd inget film laskar pelangi, anak jenius juara lomba cerdas cermat sekabupaten, harus putus sekolah krn jd tulang punggung keluarga menggantikan ayahnya yg tewas saat melaut. Bener banget kemiskinan terstruktur, semoga hal ini bisa diubah

darmawanp.
Автор

Salah satu jalan untuk keluar dr kemiskinan adalah dengan pendidikan, tp masih banyak org yg ga peduli dengan hal ini. Banyak org tua yg ga peduli anaknya sekolah dengan baik atau tidak. Bahkan banyak anak2 tidak tau diri, udah miskin sekolah males2an.

rezaf
Автор

Faktor lingkungan bener2 mempengaruhi banget kak, apalagi suara mayoritas yang mendukung aktivitas memicu mental miskin.. Perlu bener dibenahin

grendyrezaldi