filmov
tv
Kasus Subang Tak Kunjung Selesai, Ini 4 Kejanggalan Pembunuhan Tuti dan Amalia, Bisa Jadi Cold Case

Показать описание
TRIBUN-VIDEO.COM - Kasus pembunuhan Tuti dan Amalia sudah sembilan bulan tak kunjung terungkap.
Padahal sebelumnya Kapolda Jabar, Irjen Pol Suntana mengatakan kasus Subang kemungkinan akan diungkap di awal bulan Ramadhan 2022.
Karena tak kunjung berakhir dikhawatirkan kasus pembunuhan Tuti dan Amalia menjadi cold case.
Hingga kini setelah Idul Fitri belum ada tanda-tanda kasus Subang berhasil diungkap.
Diketahui peristiwa pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat terjadi pada (18/8/2021).
Tuti dan Amalia ditemukan di bagasi mobil Alphard dalam keadaan tak bernyawa.
Sebelumnya sempat ada titik terang saat polisi berhasil membuat sketsa wajah pelaku.
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Ibrahim Tompo mengatakan, sketsa wajah terduga pelaku telah disebar ke Polres wilayah hingga ke Polda seluruh Indonesia.
"Sketsanya sudah kami sebar ke Polres-Polres wilayah, sampai ke Polda seluruh Indonesia," ucapnya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat yang mengetahui atau mengenal wajah pada sketsa itu untuk segera menginformasikannya ke kepolisian terdekat.
Dikutip dari tayangan Aiman, terdapat empat hal janggal yang dilakukan oleh sang pelaku pada kasus ini.
Hal ini menunjukkan sang pelaku mengetahui cara menghilangkan kemungkinan pelacakan oleh polisi.
Empat kejanggalan tersebut di antaranya, penyelidik biasa menggunakan rekaman percakapan baik suara maupun tertulis untuk mencari bukti.
Namun kasus ini hasilnya nihil, artinya pelaku paham sehingga tak ada komunikasi yang menunjukkan jejak pelaku beberapa waktu sebelum kejadian.
Kedua, penyelidik biasa menggunakan cek lokasi untuk mengetahui orang-orang yang berada di lokasi kejadian dalam radius beberapa ratus meter.
Pada kasus ini, hasilnya juga nihil, artinya pelaku juga paham dan bisa menghindari agar jejaknya tak ketahuan.
Ketiga, penyelidik biasa mencari jejak di TKP yang merarah pada pelaku, mulai dari sidik jari dan DNA yang didapat dari bagian tubuh atau pakaian pelaku.
Namun hasilnya juga nihil lantaran pelaku sempat mencuci bagian tubuhnya yang terkena darah di kamar mandi.
Artinya, pelaku bisa mengaburkan sema jejak yang ada, bahkan jejak paling dasar sekalipun di TKP.
Keempat, penyelidik biasa menggunakan rekaman kamera pengawas atau CCTB di sekitar lokasi.
Jika tidak ada maka pencarian diperluas ke daerah terdekat dan mengarah ke TKP.
Namun hasilnya juga nihil lantaran tak ada CCTV di lokasi yang bisa mendeteksi pergerakan dengan detail karena kualitas alat dan berbagai hal.
"Tapi pada kasus ini, hasilnya kembali NIHIL! CCTV di lokasi tidak ada, dan CCTV lain tidak bisa mendeteksi pergerakan dengan detail karena kualitas alat dan berbagai hal."
Pakar kejahatan alias kriminolog Universitas Indonesia, Profesor Adrianus Meliala, mengungkapkan, pelaku kejahatan dalam pembunuhan ibu dan anak di Subang ini melakukannya dengan efisien.
VP Yogi Putra
Host Ratu Sejati
Padahal sebelumnya Kapolda Jabar, Irjen Pol Suntana mengatakan kasus Subang kemungkinan akan diungkap di awal bulan Ramadhan 2022.
Karena tak kunjung berakhir dikhawatirkan kasus pembunuhan Tuti dan Amalia menjadi cold case.
Hingga kini setelah Idul Fitri belum ada tanda-tanda kasus Subang berhasil diungkap.
Diketahui peristiwa pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat terjadi pada (18/8/2021).
Tuti dan Amalia ditemukan di bagasi mobil Alphard dalam keadaan tak bernyawa.
Sebelumnya sempat ada titik terang saat polisi berhasil membuat sketsa wajah pelaku.
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Ibrahim Tompo mengatakan, sketsa wajah terduga pelaku telah disebar ke Polres wilayah hingga ke Polda seluruh Indonesia.
"Sketsanya sudah kami sebar ke Polres-Polres wilayah, sampai ke Polda seluruh Indonesia," ucapnya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat yang mengetahui atau mengenal wajah pada sketsa itu untuk segera menginformasikannya ke kepolisian terdekat.
Dikutip dari tayangan Aiman, terdapat empat hal janggal yang dilakukan oleh sang pelaku pada kasus ini.
Hal ini menunjukkan sang pelaku mengetahui cara menghilangkan kemungkinan pelacakan oleh polisi.
Empat kejanggalan tersebut di antaranya, penyelidik biasa menggunakan rekaman percakapan baik suara maupun tertulis untuk mencari bukti.
Namun kasus ini hasilnya nihil, artinya pelaku paham sehingga tak ada komunikasi yang menunjukkan jejak pelaku beberapa waktu sebelum kejadian.
Kedua, penyelidik biasa menggunakan cek lokasi untuk mengetahui orang-orang yang berada di lokasi kejadian dalam radius beberapa ratus meter.
Pada kasus ini, hasilnya juga nihil, artinya pelaku juga paham dan bisa menghindari agar jejaknya tak ketahuan.
Ketiga, penyelidik biasa mencari jejak di TKP yang merarah pada pelaku, mulai dari sidik jari dan DNA yang didapat dari bagian tubuh atau pakaian pelaku.
Namun hasilnya juga nihil lantaran pelaku sempat mencuci bagian tubuhnya yang terkena darah di kamar mandi.
Artinya, pelaku bisa mengaburkan sema jejak yang ada, bahkan jejak paling dasar sekalipun di TKP.
Keempat, penyelidik biasa menggunakan rekaman kamera pengawas atau CCTB di sekitar lokasi.
Jika tidak ada maka pencarian diperluas ke daerah terdekat dan mengarah ke TKP.
Namun hasilnya juga nihil lantaran tak ada CCTV di lokasi yang bisa mendeteksi pergerakan dengan detail karena kualitas alat dan berbagai hal.
"Tapi pada kasus ini, hasilnya kembali NIHIL! CCTV di lokasi tidak ada, dan CCTV lain tidak bisa mendeteksi pergerakan dengan detail karena kualitas alat dan berbagai hal."
Pakar kejahatan alias kriminolog Universitas Indonesia, Profesor Adrianus Meliala, mengungkapkan, pelaku kejahatan dalam pembunuhan ibu dan anak di Subang ini melakukannya dengan efisien.
VP Yogi Putra
Host Ratu Sejati
Комментарии