Kenapa Pendidikan Indonesia Belum Maju?

preview_player
Показать описание
Zaman sekarang, kebutuhan dasar itu bukan cuma sandang, pangan, papan, tapi juga: pendidikan! Tapi melihat berbagai masalah, bisa dibilang pendidikan di Indonesia itu masih memprihatinkan! Kenapa bisa begitu? Enjoy the video!

---

Tanyakan pertanyaan aneh anda disini! NGGA ada pertanyaan yang bodoh! 'Kok Bisa' ngga cuma sekedar mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terlihat bodoh, aneh dan dungu disini, tapi juga mencoba menumbuhkan rasa keingintahuan anda terhadap segala hal di dunia ini. Jadi tunggu apalagi? Ayo subscribe, let's watch the videos and go curiosity!

---

FAQ (Frequently Asked Questions):
Q: Min, upload tiap hari apa?
A: Tiap hari Rabu. Tapi kadang-kadang ada video yang butuh waktu pembuatan lebih lama. So, stay tuned!

Q: Min, animasinya pake software apa?
A: Adobe after effects

Q: MIN, KENAPA DI VIDEONYA ADA BAKSONYA TERUS!?
A: Bakso is inspiration *wink

---

Follow our social media for more updates, stuff and facts!

---

---

References:
Baswedan, Anies. (2014). Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia. Kemendikbud RI
OECD Programme for International Student Assessment. (2015)

---
Credits:
- Kevin MacLeod for awesome music
- And a massive THANK YOU to everyone for watching this and for all of your support!
Рекомендации по теме
Комментарии
Автор

Siapa yang udah nonton videonyaaa? Nah, sekarang mimin mau nanya nih kalau di mata kamu, apa sih yang udah bagus dan apa yang harus diperbaiki dari pendidikan di Indonesia? Ada yang mau dicurhatin ga soal sekolah/kuliahnya? Yang udah lulus, mungkin juga bisa curhat sekolah/kuliahnya jaman dulu. Yuk reply komen di bawah!

KokBisa
Автор

menit 2:05 itu bener bgt sih, berkembang sesuai minat dan bakat masing masing, like, orang nih dia sukanya kimia sama fisika, tapi dia biologi bener bener jelek ya, seharusnya guru itu support dengan beri jalan ke minatnya, karna ada beberapa orang yang otaknya mampu ngafalin sampai banyak hal dan ada yang ga mampu (seharusnya mampu semua), tapi kebanyakan nyatanya malah di push terus itu anak supaya bisa nilai bagus di biologi seminimalnya nyentuh KKM, sedangkan kimia dan fisikanya ? yang awalnya mmng sudah bagus, malah terbengkalai karna harus mencapai KKM biologi itu, dan menurut gua ada 3 orang di sekolahan sih, 1. orang yang pintar tapi pintarnya pintar aja, semua pelajaran bisa, dan biasa juara kelas, 2. pintar tapi pintarnya wah cuma untuk beberapa pelajaran yang biasanya ikut olimpiade tapi belum tentu dia juara kelas, 3. murid stress yang seharusnya pintar dalam bidang tertentu tetapi di haruskan sama gurunya untuk menguasai semua pelajaran, memang harus di benerin sih ini, udah parah banget soalnya, udh kurang paham, bahkan udh ga paham lagi sama semua ini...

Alievyo
Автор

1. Sekolah jgn dibikin sitem "Sekolah Favorit" tapi jadi "Sekolah Lokal" sprt di negara2 lain. Hal ini SANGAT MENGURANGI KEMACETAN pagi sore, menyehatkan murid dgn jln kaki, dan plg penting sekolah tidak mengedepankan eksistensi dan penghargaan tapi kembali ke fungsi awalnya yaitu mendidik masyarakat.

2. Tanamkan kesadaran pendidikan ke masyarakat. Bagi saya, mengubah perspeksi orangtua sulit. Lebih baik pelajaran SD kls 1-4 diganti menjadi 60%-75% pendidikan moral, karakter, pertemanan, dll. Akademik dilakukan secara lebih efisien dan menarik seperti pembelajaran interaktif, field trip (bukan darmawisata), dan peniadaan PR.

3. Kurikulum bisa juga dijadikan project-based di mana murid membuat project seperti kerja ilmiah dan mempresentasikannya. Di SD pembelajaran dapat dilakukan dgn guru memberikan project di mana guru juga memberikan arahan terkait kompetensi dasar. Di SMP guru membiarkan murid2nya melakukan project sendiri2 asalkan mencakup kompetensi dasar. Di SMA dijadikan kompetensi berjurusan yg mencakup lebih banyak jususan daripada sekolah sekarang dan lebih mengarah ke gaya perkuliahan. Penilaian didasari dari ke-faedah-an project, prosesnya, dan penyampaiannya.

4. Suruh anak2 dan remaja magang. Baik hanya melihat2 tempat kerja ataupun ikutan. Ini dapat dengan singkat membuat peserta didik sekolah familiar dengan sebagian besar hidup yg akan dialaminya, juga meningkatkan kemampuan karakter dan akademik.

5. Baca buku. Baca buku apapun (yg faedah) lebih baik daripada baca di internet.

6. Tingkatkan keharmonisan ortu-anak untuk mencegah mereka keluar jalur.

thestudentofficial
Автор

[READ]
Jadi gini,
Pernah guru BP masuk ke kelas kami (XII IPS 3) terus marah-marah karna nilai teman sekelasku banyak yang dibawah 'Standard'.
Terus karena terganggu, aku bilang

:Tapi kan buk, gapapa nilai jelek yg penting jujur.

Dia:Apa nya kau bilang?

Aku:Gapapa nilai jelek yg penting jujur.

Dia:Kau kutengok makin melawan kau ya.Jadi benci ibuk nengok kau(sambil lempar penghapus).


Intinya adalah, kualitas guru/pendidik itu penting.
Aku juga punya guru sosiologi, dia ga pernah ngasih PR, mengajarkan nilai bukan yg terpenting.dan baginya, jika kamu berani berpendapat dan berani berbicara itu lebih baik daripada bisa menghapalkan pelajaran dengan cepat.

pialagirsang
Автор

Di mata saya, sekolah negeri di lingkungan tmpt saya tinggal sebagai berikut.

1. Guru-guru kualitasnya sangat rendah. Jika murid bertanya, mereka nyuruh kita belajar sendiri dari buku dan internet dengan alasan "kamu harus manfaatin teknologi dll" sehingga guru menjadi MALAS dan kerjaannya cuma ngasih tugas ngerjain LKS yang menurut saya ITU SAMA SEKALI GAK NAMBAH ILMU karena membuat murid mencotek satu sama lain. Dan setelah memberi tugas, guru-pun minum kopi & santai2 di ruang guru

2. Nilai adalah segalanya. Masa bodo kamu gak tau, masa bodo kamu ga ngerti. Yang penting tugas selesai dan kamu dapat nilai. Hingga pada saat ujian, murid gak yang dapet ilmu apa2 menyontek/"ngebet" di hp saat ujian. Alhasil nilai raport semuanya FAKE.

3. Nilai rapot sangat mudah di katrol dengan sogokan oleh guru ataupun oknum2 tertentu

4. Kemampuan non akademis SANGAT diabaikan. Ekskul di sekolah hanya dijadikan "kelompok selingan" yang tidak dianggap sama sekali sebagai potensi. Perhargaan dan dukungan dari sekolah untuk murid2 yang mengikuti lomba sangat minim. Sehingga murid merasa pelajaran akademis adalah yang terpenting meskipun itu bukan keahlian dan potensi mereka

5. Banyak tikus-tikus di dalam sekolah. Jujur, MASIH BANYAK oknum yang memakan uang sekolah yang seharusnya dipakai untuk kegiatan murid seperti OSIS atau bantuan ekskul. Bahkan banyak oknum yang meminta uang langsung kepada murid dengan alasan "agar ada nilai" ((lebih sering terjadi pada saat mata pelajaran Olahraga))

6. Sekolah adalah tempat untuk mencari NILAI. Tempat Les adalah tempat untuk mencari ILMU. Sehingga anak-anak yang kurang mampu untuk ikut les/bimbel kurang mendapat ilmu yang seharusnya ia dapat. Ya walau ada pastinya anak kurang mampu yang memang pandai, tetapi itupun hanya sedikit sekali.

Itu sedikit pendapat saya. Saya anak SMA yang baru saja lulus dan mempelajari semua yg terjadi. Saya bercita-cita untuk bekerja di kementrian pendidikan :) Terimakasih

andreamonica
Автор

Bruce lee pernah mengatakan"Saya tidak takut dengan orang yang mempelajari 100 jurus dalam satu hari, tetapi saya sangat mewaspadai orang yang belajar 1 jurus dalam 100 hari".. Kalo kita ganti jurus itu menjadi pelajaran jadi gini"kita ga akan lebih pintar jika kita mempelajari 100 pelajaran dalam 1 hari, tetapi kita akan sangat pintar jika mempelajari 1 pelajaran dalam 100 hari".. 100 pelajaran itu hanya perumpamaan dari banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajari dalam 1 hari di indonesia

yuusha
Автор

video : “mengapa pendidikan indonesia blm maju?”
literally iklan dlm video : “4 anak sma main tiktok”

soultanobie
Автор

Nilai Jelek = Bodoh ?? Saya pas masih sekolah (SD dan SMP) setiap pelajaran IPS, PPKN dan B.Indonesia selalu dapat nilai jelek. B.Inggris, MTK, IPA, dan Keterampilan bisa di bilang Cukup (Pas KKM). Tapi pelajaran TIK saya selalu dapet nilai besar 90-100. Karena Nilai B.Indo, MTK, IPA, dan IPS saya kurang dari KKM, saya tidak naik kelas 1 tahun. Saya merasa seperti "Ikan yang dipaksa bisa memanjat Pohon." Dan sering di cap Bodoh oleh teman2 (dibully). 9 tahun terlewati akhirnya saya masuk SMK dan memilih jurusan Multimedia. Dan di masa inilah saya merasakan menjadi rangking pertama di tingkat kelas dan rangking 3 di tingkat sekolah. Dan mendapatkan juara pertama Animasi Terbaik se-Provinsi. Saya pun meneruskan Kuliah ke salah satu Universitas yg berada di Yogyakarta. Dan setelah lulus S1 saya pun pergi ke negeri Jiran Malaysia untuk mencari pekerjaan. Tak lama tinggal dan lamaran kerja selalu di tolak, Tiba2 datang sebuah surat dari sebuah perusahaan. Keesokan harinya saya datang ke kantor perusahaan tersebut dan langsung di pekerjaan menjadi seorang Animator di sebuah studio animasi terkenal di negeri Jiran Malaysia.

nourahmed
Автор

Kepada Menteri Pendidikan Indonesia Saya tidak mengerti dengan sistem pendidikan yang anda buat. Begini !
Saya mempunyai 2 anak masing masing kelas 1 SMP dan 2 SMP Negeri.
Pagi jam 6 anak anak saya sudah berangkat sekolah. Pulang sekolah jam 15.30. Berapa jam itu .. 9, 5 jam !
Pulang sekolah anak anak saya tidak tidur, mandi, makan mengerjakan PR dari semua guru sampai jam 22.00.
Coba anda hitung berapa jam itu ?
Kalah orang yang bekerja.
Guru sekarang mengajar katanya dengan sistem siswa yang aktif akibatnya apa ? PR dan tugas bertumpuk.
Ketika kami tanya ke kepala sekolah, disuruh tanya ke Dikbud.
Ketika kami tanya ke Dikbud disuruh tanya ke menteri.
Kami tanya ke Menteri Indonesia ini.. Apakah dalam menyusun kurikulum, RPL dll tidak mempertimbangkan pendapat ahli psikologi anak, ahli kesehatan atau menteri ini hanya mempertimbangkan pendapat ahli pendidikan.
Sebetulnya ini pendidikan anak atau penyiksaan anak.

igedeasta
Автор

"Mendewakan nilai" itu yg gua rasain dari sd sampe sekarang kuliah, kaya sekolah tuh untuk cari nilai bukan cari ilmu.

BlotusEleven
Автор

orientasi kita itu ke nilai "nilai" ujian tugas dan pr...
cenderung nyontek...
sedangkan di eropah sana... pendidikan sesuai minat bakat...
misal... bidang olahraga.... silahkan ... musik ilmu alam dan sosial...
fisika kimia... dlll....

makanya negara eropah maju... dan jangan kebanyakan sara...
udh tau indonesia beragam... ehhh pengen nya jd satu ... menurut kemauan sendiri...
dan kebanyakan males2...

RIO
Автор

Kalo menurut saya sih...yg membuat pendidikan kita tidak maju ialah sistem pendidikannya. Sistem pendidikan kita masih berupa pemaksaan.seluruh siswa diharuskan menguasai dan memperoleh nilai yg tinggi disemua mata pelajaran, jika tidak memperolehnya maka ancaman/akibatnya tidak naik kelas.hal ini menjadikan siswa menjadi stress atau bahkan drop out karena malu tidak naik kelas.padahal kan semua siswa mempunyai kelebihan dan kelemahannya masing masing.

cattmoe
Автор

beruntung orang tua saya, tidak peduli berapa nilai yang saya dapat yang penting saya jujur dalam mengerjakandan ingin berusaha lagi

farisalfarizi__
Автор

Pada akhirnya yang kita butuhkan bukanlah nilai, tapi rasa ingin tau. That's right 👊

ahmadfahrialjunayd
Автор

Kemaren aku school tour ke salah satu SD internasional di kotaku, kurikulum Cambridge+IB.
Emang bagus banget sistem pendidikannya.
Tapi ya itu, mehong binggo.
Tapi emang bener, ada keseimbangan antara belajar akademik dengan attitude.

devinoviani
Автор

Sistem pendidikan indonesia mayoritas diciptakan buat nyetak robot pekerja alias karyawan bukan pengusaha/pemimpin makanya nga maju" karna nga ada kreativitas dan inovasinya. Ini pendapat pribadi

andry
Автор

Diindonesia sistem pembelajaran murid dituntut harus bisa menguasai mata pelajaran padahal itu salah menurut saya, karena murid jadi tidak konsen dalam memahami pelajaran tersebut, akan lebih baik sistem pembelajaran di Indonesia itu sistem pembelajaran menurut kadekter murid tersebut, agar murid dapat berkembang sesuai kemampuan Meraka,

SanaSiniVideo
Автор

Hal yg seharusnya jadi masa2 indahku ketika masih bersekolah harus sirna akibat dari sistem pendidikan yg "COBA-COBA" ini.
Tahun sebelumnya untuk SMA itu pemilihan jurusan dimulai ketika di tahun ke-dua dalam masa sekolah. Tapi ketika saya masuk di tahun berikutnya, tiba-tiba yg saya alami pemilihan jurusan dimulai ketika awal masuk SMA. Saya blm tau apa2 dan saya hanya melihat IPA sebagai jurusan favorit, dan saya memilih itu. Ketika setengah semester awal saya baru menyadari kemampuan dan minat saya ternyata ada di IPS. Saya sudah berkonsultasi dgn guru dan sekolah, namun katanya tidak boleh untuk pindah jurusan, karena gamau ribet guru dan sekolah katanya. makanya saya sampai sekarang pun di kuliah masih terkadang terpintas penyesalan tiada akhir itu.
.
.
TERIMA KASIH KURTILAS (KURIKULUM TIDAK JELAS)

MyDranix
Автор

Harapan saya terhadap bangsa Indonesia adalah pendidikannya berkembang dengan cara ;

1. KEMBANGKAN KEMAMPUAN ANAK SESUAI MINAT DAN BAKAT ANAK TERSEBUT
2. BERANI BERTANYA KEPADA GURU, ORANG TUA, DLL
3. BUDAYAKAN MEMBACA
4. JANGAN ADA DISKRIMINASI ANTARA GURU DAN MURID

Semoga pendidikan di Indonesia segera maju AAMMIINN...

rusmilamila
Автор

•Guru gw mah paan di kelas cuma ngasih tugas trus ditinggal molor
•Kasih tugas pergi, balik kelas marah marah
•kasih tugas ehh gurunya malah dengerin lagu pake earphone
•kalau ada yg tanya pasti bilang "kan wes di ajari to" (kan udah di ajari kan) padahal ngajar aja kaya ngga niat gitu sampe pada males ngedengerin
•kasih tugas ditinggal sampe istirahat klu ada rapat atau tugas dari kantor ya bilang lah ya klu ini ditinggal makan, telfon🐶 apa coba yg bisa kita dapetin. :v



Guru yg ngajar di kelasku yg aku favoritin cmn dikit :v
Guru Bhs Indonesia
>Bu Mah (kalau ngajar tegas tp ada bercandanya dikit dikit jadi gak ngebosenin + gak banyak jm kos sama kyk guru yg laenn)

Guru Bhs Inggris
>Pak Budi/Mr Budi (sama kayak bu mah:))

Guru kesda
>Bu Ely(tegas tapi suka ngelucu walau jarang bgt :))+jarang jam kos

Kayaknya udh dehh dari 12 mata pelajaran cuma itu doang :V

louisarachimmy