filmov
tv
Perang Makin Memanas, Putin Salahkan Zelensky Gegara Tak Mau Bernegosiasi: Terserah Mereka
Показать описание
TRIBUN-VIDEO.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin menyalahkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenksy terkait perang yang semakin memanas
Hal ini lantaran selama ini presiden Zelensky tak mau melakukan negosiasi.
Pernyataan Putin itu diungkapkan pada Minggu (25/12/2022).
Ia mengaku sebenarnya sudah siap jika dilakukan dialog terbuka dengan Ukraina.
Terutama membicarakan tentang solusi yang dapat diterima.
Namun, Putin kembali menyerahkan semuanya kepada Ukraina apakah mau atau tidak diajak berunding.
Ia menegaskan, pihaknya tidak menolak negosiasi.
Akan tetapi pihak Ukraina lah yang menolaknya.
"Kami siap untuk bernegosiasi dengan semua orang yang terlibat tentang solusi yang dapat diterima, tapi itu terserah mereka. Kami bukan pihak yang menolak untuk bernegosiasi, mereka yang menolak," kata Putin, Minggu (25/12/2022).
Diketahui, ungkapan Putin itu disampaikan di tengah memanasnya medan perang di kawasan Ukraina.
Sebelum operasi militer menegang, Putin sempat mengatakan niatnya untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Ia bahkan memberikan solusi diplomatik untuk mengakhiri invasinya ke Ukraina yang telah berlangsung lebih dari 300 hari.
Namun tawaran baik tersebut justru tak dihiraukan Ukraina.
Alasan ini yang membuat Putin makin meningkatkan operasi militernya.
Ukraina justru lebih mendengarkan Barat yang saat ini berusaha memecah belah hubungan Moskow dengan Kyiv
"Saya percaya bahwa kami bertindak ke arah yang benar, kami membela kepentingan nasional kami, kepentingan warga negara kami, rakyat kami. Dan kami tidak punya pilihan lain selain melindungi warga negara kami," kata Putin.
Menanggapi pernyataan Putin tersebut , penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mykhailo Podolyak angkat bicara.
Ia menganggap bahwa Putin sedang berhalusinasi dengan mencari pembenaran ke publik.
Podolyak mengungkapkan bahwa selama ini Rusia lah yang enggan melakukan perundingan dengan pemerintah Ukraina.
“Rusia dengan tangan sendiri menyerang Ukraina dan membunuh warganya. Rusia tidak menginginkan negosiasi, tapi berusaha menghindari tanggung jawab," papar Podolyak.
Sebagaimana informasi sebelumnya, serangan Rusia ke Ukraina mulai terjadi pada 24 Februari 2022.
Konflik keduanya pecah setelah Zelensky mengungkap ketertarikannya untuk bergabung dengan anggota pakta NATO.
Rencana itu lantas ditentang keras oleh Rusia.
Putin menganggap tindakan yang dilakukan Ukraina berpotensi mengancam keamanan negaranya.
Kekhawatiran ini membuat pemerintah Moskow akhirnya terpaksa menggelar operasi militer di Ukraina.
Hal itu sebagai bentuk pencegahan agar Ukraina tak menjadi benteng anti-Rusia usai bergabung dengan NATO.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
HOST: BIMA MAULANA
VP: IKA VIDYA LESTARI
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews #rusia #ukraina #rusiawar #russiavsukraine #russiavsukraine #rusiavsukraina #ukraina #ukrainewar #ukraine
Hal ini lantaran selama ini presiden Zelensky tak mau melakukan negosiasi.
Pernyataan Putin itu diungkapkan pada Minggu (25/12/2022).
Ia mengaku sebenarnya sudah siap jika dilakukan dialog terbuka dengan Ukraina.
Terutama membicarakan tentang solusi yang dapat diterima.
Namun, Putin kembali menyerahkan semuanya kepada Ukraina apakah mau atau tidak diajak berunding.
Ia menegaskan, pihaknya tidak menolak negosiasi.
Akan tetapi pihak Ukraina lah yang menolaknya.
"Kami siap untuk bernegosiasi dengan semua orang yang terlibat tentang solusi yang dapat diterima, tapi itu terserah mereka. Kami bukan pihak yang menolak untuk bernegosiasi, mereka yang menolak," kata Putin, Minggu (25/12/2022).
Diketahui, ungkapan Putin itu disampaikan di tengah memanasnya medan perang di kawasan Ukraina.
Sebelum operasi militer menegang, Putin sempat mengatakan niatnya untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Ia bahkan memberikan solusi diplomatik untuk mengakhiri invasinya ke Ukraina yang telah berlangsung lebih dari 300 hari.
Namun tawaran baik tersebut justru tak dihiraukan Ukraina.
Alasan ini yang membuat Putin makin meningkatkan operasi militernya.
Ukraina justru lebih mendengarkan Barat yang saat ini berusaha memecah belah hubungan Moskow dengan Kyiv
"Saya percaya bahwa kami bertindak ke arah yang benar, kami membela kepentingan nasional kami, kepentingan warga negara kami, rakyat kami. Dan kami tidak punya pilihan lain selain melindungi warga negara kami," kata Putin.
Menanggapi pernyataan Putin tersebut , penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mykhailo Podolyak angkat bicara.
Ia menganggap bahwa Putin sedang berhalusinasi dengan mencari pembenaran ke publik.
Podolyak mengungkapkan bahwa selama ini Rusia lah yang enggan melakukan perundingan dengan pemerintah Ukraina.
“Rusia dengan tangan sendiri menyerang Ukraina dan membunuh warganya. Rusia tidak menginginkan negosiasi, tapi berusaha menghindari tanggung jawab," papar Podolyak.
Sebagaimana informasi sebelumnya, serangan Rusia ke Ukraina mulai terjadi pada 24 Februari 2022.
Konflik keduanya pecah setelah Zelensky mengungkap ketertarikannya untuk bergabung dengan anggota pakta NATO.
Rencana itu lantas ditentang keras oleh Rusia.
Putin menganggap tindakan yang dilakukan Ukraina berpotensi mengancam keamanan negaranya.
Kekhawatiran ini membuat pemerintah Moskow akhirnya terpaksa menggelar operasi militer di Ukraina.
Hal itu sebagai bentuk pencegahan agar Ukraina tak menjadi benteng anti-Rusia usai bergabung dengan NATO.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
HOST: BIMA MAULANA
VP: IKA VIDYA LESTARI
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews #rusia #ukraina #rusiawar #russiavsukraine #russiavsukraine #rusiavsukraina #ukraina #ukrainewar #ukraine
Комментарии