filmov
tv
ALASAN KENAPA ALLAH SEBUT DIRINYA 'KAMI' DALAM AL-QURAN? Penjelasan Komplit Tuntas!
Показать описание
Dukung channel ini untuk dapat terus berbagi!
⋯⋯⋯⋯⋯⋯
Sebutan kata “kami” merupakan sebutan kata ganti orang pertama jamak/plural dalam pronomina persona, sedangkan dalam bahasa Arab, kata ganti orang disebut dhamir.
Baik dalam bahasa Indonesia, Arab, Inggris bahkan mayoritas budaya di dunia memahami bahwa kata sebut “kami” selalu merujuk kepada individu dalam jumlah banyak dan bukan penyebutan individu seorang saja seperti kata “saya” ataupun “aku”.
Dalam Al-Quran Allah senantiasa menyebut dirinya dengan pronomina persona pertama plural dengan kata “kami”. Secara harfiah sebutan kata “kami” yang merujuk kepada tuhan ini akan dipahami bahwa sosok esensi tuhan berjumlah lebih dari satu. Namun hal ini akan berbenturan dengan konsep dasar teologis yang juga sama-sama dibangun dalam Al-Quran mengenai konsep keesaan mutlak Allah.
Sekilas kasus ini terlihat saling paradoksi dan berkontradiksi antara konsep teologis yang dibangun dengan fenomena kebahasan yang ada dalam Al-Quran. Sehingga ada beberapa asumsi yang muncul diantaranya seperti dugaan adanya kesalahan dalam pewahyuan Al-Quran, atau mungkin memang esensi tuhan yang plural. Setidaknya harus ada salah satu dari dua hal ini yang harus dikorbankan.
Namun kalau ditinjau lebih jauh, dua perkara yang saling berkontradiksi ini bukanlah hal yang tidak dapat dikomparasikan dan menjadikannya harmoni tanpa harus mengorbankan salah satunya.
⋯⋯⋯⋯⋯⋯
⋯⋯⋯⋯⋯⋯
-
Rabbanians ID © 2021
#menjawabtuduhan #tafsirquran #keajaibanquran
REFERENSI:
[1] Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar Al-Qurthubi, Al-Jami‘ li Ahkamil Qur‘an, (Mu’assasatur Risalah, 2006) vol.I
[2] Wahabah Az-Zuhaily, Tafsir Al-Munir fil Aqidah was Syari‘ah wal Manhaj (Dar Fikr, 2009) vol.1
[3] Ibn Taimiyyah, Al-Risalah Al-Tadmuriyah (Maktabah Al-Sunnah Al-Muhammadiyah, 2010)
[4] Matthew Oseka, History of The Jewish Interpretation of Genesis 1:26, 3:5, 3:22 in The Middle Ages, Jurnal Scriptura, Voll. 117, 2018
[5] Wilhelm Gesenius, Gesenius' Hebrew Grammar (Oxford: 1910)
[7] Baca: Katie Wales, Personal Pronouns in Present-Day English (Cambridge, 1996)
⋯⋯⋯⋯⋯⋯
Sebutan kata “kami” merupakan sebutan kata ganti orang pertama jamak/plural dalam pronomina persona, sedangkan dalam bahasa Arab, kata ganti orang disebut dhamir.
Baik dalam bahasa Indonesia, Arab, Inggris bahkan mayoritas budaya di dunia memahami bahwa kata sebut “kami” selalu merujuk kepada individu dalam jumlah banyak dan bukan penyebutan individu seorang saja seperti kata “saya” ataupun “aku”.
Dalam Al-Quran Allah senantiasa menyebut dirinya dengan pronomina persona pertama plural dengan kata “kami”. Secara harfiah sebutan kata “kami” yang merujuk kepada tuhan ini akan dipahami bahwa sosok esensi tuhan berjumlah lebih dari satu. Namun hal ini akan berbenturan dengan konsep dasar teologis yang juga sama-sama dibangun dalam Al-Quran mengenai konsep keesaan mutlak Allah.
Sekilas kasus ini terlihat saling paradoksi dan berkontradiksi antara konsep teologis yang dibangun dengan fenomena kebahasan yang ada dalam Al-Quran. Sehingga ada beberapa asumsi yang muncul diantaranya seperti dugaan adanya kesalahan dalam pewahyuan Al-Quran, atau mungkin memang esensi tuhan yang plural. Setidaknya harus ada salah satu dari dua hal ini yang harus dikorbankan.
Namun kalau ditinjau lebih jauh, dua perkara yang saling berkontradiksi ini bukanlah hal yang tidak dapat dikomparasikan dan menjadikannya harmoni tanpa harus mengorbankan salah satunya.
⋯⋯⋯⋯⋯⋯
⋯⋯⋯⋯⋯⋯
-
Rabbanians ID © 2021
#menjawabtuduhan #tafsirquran #keajaibanquran
REFERENSI:
[1] Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar Al-Qurthubi, Al-Jami‘ li Ahkamil Qur‘an, (Mu’assasatur Risalah, 2006) vol.I
[2] Wahabah Az-Zuhaily, Tafsir Al-Munir fil Aqidah was Syari‘ah wal Manhaj (Dar Fikr, 2009) vol.1
[3] Ibn Taimiyyah, Al-Risalah Al-Tadmuriyah (Maktabah Al-Sunnah Al-Muhammadiyah, 2010)
[4] Matthew Oseka, History of The Jewish Interpretation of Genesis 1:26, 3:5, 3:22 in The Middle Ages, Jurnal Scriptura, Voll. 117, 2018
[5] Wilhelm Gesenius, Gesenius' Hebrew Grammar (Oxford: 1910)
[7] Baca: Katie Wales, Personal Pronouns in Present-Day English (Cambridge, 1996)
Комментарии