filmov
tv
Kisah Pilu Guru Honorer di Sukabumi Terjatuh saat Lewat Sungai, Cuma Digaji Rp500 ribu per Bulan

Показать описание
TRIBUN-VIDEO.COM - Kisah pilu perjuangan Dasep Hermawan (31) seorang guru honorer di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Ia harus melintasi sungai hingga terjatuh demi menyampaikan laporan kinerja sekolah ke Kantor Dinas Pendidikan Kecamatan.
Dasep Hermawan merupakan seorang guru honorer di SDN Walantara, Desa Tenjolaut, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi.
Ia harus berjuang melewati berbagai rintangan salah satunya sungai, saat hendak menyetor laporan kinerja.
Dasep sampai terjatuh dari atas motor ketika melewati Sungai Cikidang untuk saat hendak ke Kantor Dinas Pendidikan Kecamatan untuk menyampaikan laporan kinerja.
Dasep yang juga menjadi seorang wali kelas 2 di SDN Walantara rutin melewati Sungai Cikidang untuk menyetorkan laporan sekolah ke kecamatan.
Pada Sabtu (27/2/2021), Dasep sempat terjatuh dari sepeda motor saat melewati Sungai Cikidang.
Dasep menjelaskan, ia terjatuh dari motor karena ban motor bagian depan terbawa arus sungai dan kakinya menginjak lubang di sungai sehingga ia terjatuh dan basah kuyup.
Beruntung ia tidak terbawa arus sungai yang cukup deras.
"Kan kemarin mau rapat ke kecamatan, waktu masih pagi diguyur hujan gerimis, kirain cuacanya bagus, jadi sungainya agak meluap gitu, cuman sudah terbiasa, cuman gak tahu kenapa pas lewat jadi ban depannya kebawa arus, bawaannya ke hilir, pas nginjek ke lobang, jadi langsung jatuh, alhamdulillah saya nggak (kebawa arus)," ujarnya via telepon, Senin (1/3/2021).
Ia tetap ulet menekuni pekerjaannya itu demi menafkahi istri dan seorang anak.
Ia mengaku, jalur sungai itu adalah jalan terdekat menuju kantor Kecamatan Cidadap.
Saat musim laporan, ia hampir satu minggu sekali pergi ke kantor kecamatan, tentu melintasi Sungai Cikidang tempat ia terjatuh.
Dasep mengaku, gaji pertama yang ia terima pada tahun 2007 saat ia memulai bekerja sebagai guru honorer adalah Rp 250 ribu.
Saat ini, gajinya naik satu kali lipat, per bulan ia menerima sebesar Rp 500 ribu.
Dasep menuturkan, ia melintasi Sungai Cikidang hanya ketika pergi ke kecamatan untuk menyampaikan laporan.
Saat mengajar, dia tidak melewati sungai tersebut karena lokasi sekolah tidak jauh dari tempat tinggalnya di Kampung Citata, Desa Tenjolaut, Kecamatan Cidadap.
"Pertemuan itu ya kalau musim laporan gak kehitung, satu minggu satu kali, kalau belum musimnya satu bulan sekali mungkin. Kalau sungai sedang deras gak berangkat atau nungguin reda aja, sekitar 5-6 jam bisa ditungguin sampai surut," sambung dia.
Dasep berharap, ia bisa menjadi PNS atau pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) tanpa dites.
Hal itu ia inginkan karena di daerah pelosok tidak seperti perkotaan yang serba-mudah.
Penulis: M RIZAL JALALUDIN
Editor: Hermawan Aksan
Ia harus melintasi sungai hingga terjatuh demi menyampaikan laporan kinerja sekolah ke Kantor Dinas Pendidikan Kecamatan.
Dasep Hermawan merupakan seorang guru honorer di SDN Walantara, Desa Tenjolaut, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi.
Ia harus berjuang melewati berbagai rintangan salah satunya sungai, saat hendak menyetor laporan kinerja.
Dasep sampai terjatuh dari atas motor ketika melewati Sungai Cikidang untuk saat hendak ke Kantor Dinas Pendidikan Kecamatan untuk menyampaikan laporan kinerja.
Dasep yang juga menjadi seorang wali kelas 2 di SDN Walantara rutin melewati Sungai Cikidang untuk menyetorkan laporan sekolah ke kecamatan.
Pada Sabtu (27/2/2021), Dasep sempat terjatuh dari sepeda motor saat melewati Sungai Cikidang.
Dasep menjelaskan, ia terjatuh dari motor karena ban motor bagian depan terbawa arus sungai dan kakinya menginjak lubang di sungai sehingga ia terjatuh dan basah kuyup.
Beruntung ia tidak terbawa arus sungai yang cukup deras.
"Kan kemarin mau rapat ke kecamatan, waktu masih pagi diguyur hujan gerimis, kirain cuacanya bagus, jadi sungainya agak meluap gitu, cuman sudah terbiasa, cuman gak tahu kenapa pas lewat jadi ban depannya kebawa arus, bawaannya ke hilir, pas nginjek ke lobang, jadi langsung jatuh, alhamdulillah saya nggak (kebawa arus)," ujarnya via telepon, Senin (1/3/2021).
Ia tetap ulet menekuni pekerjaannya itu demi menafkahi istri dan seorang anak.
Ia mengaku, jalur sungai itu adalah jalan terdekat menuju kantor Kecamatan Cidadap.
Saat musim laporan, ia hampir satu minggu sekali pergi ke kantor kecamatan, tentu melintasi Sungai Cikidang tempat ia terjatuh.
Dasep mengaku, gaji pertama yang ia terima pada tahun 2007 saat ia memulai bekerja sebagai guru honorer adalah Rp 250 ribu.
Saat ini, gajinya naik satu kali lipat, per bulan ia menerima sebesar Rp 500 ribu.
Dasep menuturkan, ia melintasi Sungai Cikidang hanya ketika pergi ke kecamatan untuk menyampaikan laporan.
Saat mengajar, dia tidak melewati sungai tersebut karena lokasi sekolah tidak jauh dari tempat tinggalnya di Kampung Citata, Desa Tenjolaut, Kecamatan Cidadap.
"Pertemuan itu ya kalau musim laporan gak kehitung, satu minggu satu kali, kalau belum musimnya satu bulan sekali mungkin. Kalau sungai sedang deras gak berangkat atau nungguin reda aja, sekitar 5-6 jam bisa ditungguin sampai surut," sambung dia.
Dasep berharap, ia bisa menjadi PNS atau pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) tanpa dites.
Hal itu ia inginkan karena di daerah pelosok tidak seperti perkotaan yang serba-mudah.
Penulis: M RIZAL JALALUDIN
Editor: Hermawan Aksan
Комментарии