filmov
tv
Joe Biden Peringatkan Irak agar Tak Campuri Perang Hamas vs Israel: Harga Minyak Dunia Bakal Naik
Показать описание
TRIBUNVIDEO.COM - Dunia saat ini sedang waswas atas perang besar anara Hamas vs Israel.
Sebab, diketahui bahwa perlahan tapi pasti akan berdampak pada negara dunia.
Yang paling dikhawatirkan adalah jika Iran, pendukung utama Hamas (Palestina) ikut campur.
Di sisi lain, diketahui bahwa Iran adalah salah satu produsen utama minyak di dunia.
Artinya, jika Iran terlibat dalam peperangan tersebut, dipastikan harga minya dunia terkerek naik.
Indonesia sebagai negara importir minyak pun pasti resah, karena harus menaikkan harga eceran.
Keresahan dan kebingungan juga dirasakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Biden memperingatkan Iran agar tidak terlibat dalam perang Hamas dengan Israel.
Peringatan Joe Biden terhadap Iran ini dimaksudkan agar konflik regional tidak meluas.
Berbicara di hadapan pemimpin komunitas Yahudi di Washington, Rabu (11/10/2023), Biden mengatakan penempatan kapal dan pesawat militernya di dekat Israel harus dilihat sebagai sinyal bagi Iran.
"Kami telah menegaskan kepada Iran: Berhati-hatilah," kata Biden dikutip dari Reuters.
Menurut Biden, Iran kemungkinan besar mengetahui soal operasi militan Hamas saat melakukan serangan dadakan ke Israel.
Namun, berdasarkan laporan awal intelijen AS, justru menunjukkan bahwa beberapa pimpinan Iran terkejut dengan pergerakan Hamas.
Sementara itu, senada dengan kecemasan Joe Biden , CEO Pioneer Natural Resources, Scott Douglas Sheffield juga memberikan pandangannya terkait dampak perang antara Hamas dan Israel.
Menurut Sheffield, harga minyak dunia dapat naik jauh lebih tinggi buntut dari konflik ini.
Bahkan, bisa saja tak terkendali jika Iran ikut terlibat dalam perang antara Hamas dan Israel.
“Jika Iran ikut perang, tentu saja kita akan melihat harga minyak akan melonjak jauh lebih tinggi,” ujarnya.
Sebelumnya diketahui, bahwa Iran merupakan produsen minyak utama dan pendukung utama Hamas, kelompok militan Palestina yang menjadi musuh Amerika Serikat (AS).
Sheffield juga memperkirakan konflik yang lebih luas dapat menimbulkan ancaman besar terhadap pasokan minyak mentah global.
Yakni, yang telah dipangkas oleh Arab Saudi dan Rusia dalam beberapa bulan terakhir.
“Saya yakin itu tergantung pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu,” kata Sheffield.
“Jadi tergantung pada seberapa banyak bukti yang dia miliki bahwa mereka berada di belakangnya dan apakah dia memutuskan untuk melakukan sesuatu atau tidak,” sambungnya.
Minyak mentah Brent diperdagangkan sedikit lebih rendah menjadi 86,93 dolar AS per barel pada Rabu (11/10/2023).
Sedangkan, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 78 sen atau 0,91 persen menjadi 85,19 dolar AS per barel.
Brent dan WTI telah melonjak lebih dari 3,50 dolar AS pada awal pekan ini di tengah kekhawatiran bentrokan antara Israel dan Hamas dapat meningkat menjadi konflik yang lebih luas.
Host: Nina Agustina
VP: Rania A.
Sebab, diketahui bahwa perlahan tapi pasti akan berdampak pada negara dunia.
Yang paling dikhawatirkan adalah jika Iran, pendukung utama Hamas (Palestina) ikut campur.
Di sisi lain, diketahui bahwa Iran adalah salah satu produsen utama minyak di dunia.
Artinya, jika Iran terlibat dalam peperangan tersebut, dipastikan harga minya dunia terkerek naik.
Indonesia sebagai negara importir minyak pun pasti resah, karena harus menaikkan harga eceran.
Keresahan dan kebingungan juga dirasakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Biden memperingatkan Iran agar tidak terlibat dalam perang Hamas dengan Israel.
Peringatan Joe Biden terhadap Iran ini dimaksudkan agar konflik regional tidak meluas.
Berbicara di hadapan pemimpin komunitas Yahudi di Washington, Rabu (11/10/2023), Biden mengatakan penempatan kapal dan pesawat militernya di dekat Israel harus dilihat sebagai sinyal bagi Iran.
"Kami telah menegaskan kepada Iran: Berhati-hatilah," kata Biden dikutip dari Reuters.
Menurut Biden, Iran kemungkinan besar mengetahui soal operasi militan Hamas saat melakukan serangan dadakan ke Israel.
Namun, berdasarkan laporan awal intelijen AS, justru menunjukkan bahwa beberapa pimpinan Iran terkejut dengan pergerakan Hamas.
Sementara itu, senada dengan kecemasan Joe Biden , CEO Pioneer Natural Resources, Scott Douglas Sheffield juga memberikan pandangannya terkait dampak perang antara Hamas dan Israel.
Menurut Sheffield, harga minyak dunia dapat naik jauh lebih tinggi buntut dari konflik ini.
Bahkan, bisa saja tak terkendali jika Iran ikut terlibat dalam perang antara Hamas dan Israel.
“Jika Iran ikut perang, tentu saja kita akan melihat harga minyak akan melonjak jauh lebih tinggi,” ujarnya.
Sebelumnya diketahui, bahwa Iran merupakan produsen minyak utama dan pendukung utama Hamas, kelompok militan Palestina yang menjadi musuh Amerika Serikat (AS).
Sheffield juga memperkirakan konflik yang lebih luas dapat menimbulkan ancaman besar terhadap pasokan minyak mentah global.
Yakni, yang telah dipangkas oleh Arab Saudi dan Rusia dalam beberapa bulan terakhir.
“Saya yakin itu tergantung pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu,” kata Sheffield.
“Jadi tergantung pada seberapa banyak bukti yang dia miliki bahwa mereka berada di belakangnya dan apakah dia memutuskan untuk melakukan sesuatu atau tidak,” sambungnya.
Minyak mentah Brent diperdagangkan sedikit lebih rendah menjadi 86,93 dolar AS per barel pada Rabu (11/10/2023).
Sedangkan, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 78 sen atau 0,91 persen menjadi 85,19 dolar AS per barel.
Brent dan WTI telah melonjak lebih dari 3,50 dolar AS pada awal pekan ini di tengah kekhawatiran bentrokan antara Israel dan Hamas dapat meningkat menjadi konflik yang lebih luas.
Host: Nina Agustina
VP: Rania A.
Комментарии