Eps 456 | 1/3 ANAK INDONESIA KEHILANGAN MASA DEPAN KARENA ORANG TUA? SETUJU?

preview_player
Показать описание
Saya menemukan ada 10 kesalahan orang tua dalam mendidik anak. Beberapa sudah dibuatkan episodenya, sekarang nambah dua dan mungkin kelak akan ada kelanjutannya. Semoga video ini bisa memberikan panduan pada orang tua agar tidak merusak anak anaknya sendiri
Рекомендации по теме
Комментарии
Автор

sekarang tgl 29 mei 2022.. saya masih lajang usia 24 tahun, saya akan balik nonton ini lagi ketika nanti saya udah nikah dan punya anak,
semoga saat itu pak guru gembul masih sehat dan video ini ga dihapus!!
dan juga semoga komen ini ga ketumpuk ama komen" yg lain wkk

RanjitC
Автор

Saya setuju dengan penyampaian Gus Baha, agama mengatakan anak harus berbakti kepada orang tua, orang tua yang bagaimana yang berhak menerima bakti anak?, adalah orang tua yg berbakti kepada anak nya terlebih dahulu. Dalam arti menghargai anak nya, mendidik anak nya dg baik, menjaga perasaan anak nya, memanusiakan anak nya.

Polyrhythm
Автор

Siklus toxic ini cukup sampai saya saja, keturunan saya nanti jangan sampai mengalami

undead
Автор

Cerita dikit, saya seorang anak 21 tahun, saya lahir dari keluarga sederhana (gak kaya / gak miskin)
Dulu waktu SD SMP SMK ortu saya selalu nanya kesaya mau sekolah di mana, sebelum lulus smk saya udh bilang keortu saya kalau saya nggak mau kuliah, setelah saya lulus, saya berminat masuk ke sekolah forografi, karna sewaktu smk saya senang foto Dan video editing, ketika saya ngomong keortu saya pingin sekolah fotografi, ortu saya malah bilang "ah sekolah apa tu, emang kau mau jadi apa kalau sekolah di situ, tak bakal meyakinkan masa depan kau kalau kau sekolah di situ, lagian foto² gitu kan bisa belajar sendiri"
Setiap saya mau meyakinkan ortu saya, selalu di bantah, orang tua saya malah menyarankan masuk sekolah penerbangan biar bisa kerja di bandara, karna keinginan saya di bantah Dan saya bingung mau kemana setelah lulus smk, dengan bodohnya saya terima tawaran itu.
setelah saya tamat sekolah penerbangan tahun 2020 awal, covid pun datang, boro² mau kerja di bandara, orang bandara aja ngurangi pegawai.
Sejak saat itu saya menganggur sampai sekarang. Selama saya menganggur saya selalu berpikir semua kesalahan hidup saya karna didikan orang tua saya.
saya yang dulu waktu smk selalu productiv selalu bersosialisasi Dan selalu kreatif, sekarang mau melakukan apa² malas, maunya tiduran terus, maunya santai terus.
Tetapi walaupun saya seperti itu, saya selalu berpikir, menyalahkan orang tua gak bakal menyelesaikan masalah, mending sekarang saya memikirkan gimana cara keluar dari zona malas ini, Dan mulai jadi productiv lagi.
Dan saya juga belajar dari kesalahan orang tua saya, agar saya tidak melakukan hal yang sama kepada anak saya di masa depan



Maaf soal kalimat pertama
Padahal bilang cerita dikit taunya cerita nya panjang

abdulpeang
Автор

Pola pendidikan 'model feodal' masih melekat di orang tua kebanyakan...dan generasi muda sekarang merupakan masa transisi ke pola penddikan modern...mari disadari dulu dan segera berubah bersama untuk lebih maju sebagai bangsa yang unggul...

lekcikgu
Автор

Bahkan kepada anak yg sudah terbilang dewasa pun hal seperti ini masih bisa terjadi, terutama yg nomor 2.
Misal ada masalah di rumah, si anak yg dituduh salah, si anak menjelaskan panjang lebar kejadiannya gimana, tapi pada akhirnya tetap dibantah plus alasan dan cacian lainnya, akhirnya si anak lebih memilih diam daripada ribut berkepanjangan

rizqihidayatullah
Автор

Ibarat seekor burung waktu kecil kedua sayapnya dipotong supaya ia tidak bisa pergi kemana-mana, tetap berada di sarangnya. Pas udh besar si burung diminta untuk terbang mengekplorasi dunia dgn diberi sayapnya kembali, jelas si burung gk akan bisa untuk terbang lagi. Krn sayap(HARAPAN)nya sudah dimatikan, membusuk sejak ia kecil.
Begitulah yg terjadi dgn anak-anak di Indonesia.

sannisianakbaik
Автор

1. bahkan ada anak2 yg mencari uang
2. klaupun dirumah penuh sayang, disekolah rentan kena bully
3. ortu wajib bantu dan dorok anak menemukan tujuan/impian hidupnya
4. jgn pny anak dulu klo msh blm mampu/m1sk1n

ciptaan_ayah_ibu
Автор

Pernah seorang dosen bercerita ada mahasiswa yg dipaksa untuk kuliah jurusan yg diinginkan orang tuanya. Singkat cerita anak ini lulus dengan predikat 10 besar lulusan terbaik. Tapi anak ini memberikan ijazah itu kepada orang tuanya. Terus dia bilang "Yang mau kuliah jurusan ini kan Mamah bukan aku".

bangefproject
Автор

Mempunyai keturunan harus ada tujuanya bukan sekedar menambah populasi. Seseorang harus punya sesuatu yang diturunkan seperti ilmu yang bermanfaat, kekuasaan, aset penting, dll. Orang tua harus menciptakan dunia bagi anak untuk ditinggali sehingga anak tidak terjebak di ruang kosong dan mempertanyakan eksistensi mereka.

squishyninjalite
Автор

Untung aku hidup pada orang tua yang memberi kebebasan tapi bertanggung jawab walaupun ayahku seorang militer orang tuaku kini sudah tiada tapi bangga pada keduanya

ginorudianto
Автор

Dua alasan kenapa SDM kita rendah

- rendahnya kualitas pendidikan
- orang tua toxic

sandydoang
Автор

Wa'alaikumsalam, pak guru.

Terima kasih sudah mengingatkan saya sebagai orang tua yg baru belajar (anak 1 usia 3tahun).
Kami selaku orang tua berusaha
1. Tidak menakut nakuti anak, kami ajarkan mana yg berbahaya dan perlu dihindari
2. Kami mencoba mengajak berdiskusi jika dia menginginkan sesuatu (pengen eskrim atau permen berarti jangan lupa gosok gigi dll, bukan lantas melarang) sehingga dia terbiasa berpendapat
3. Kami berusaha membuatkan makanan yg sehat sehingga ia terbiasa dengan itu dan enggan untuk beli jajanan.
4. Kami mencoba ajarkan kebiasaan2 baik seperti memakai helm saat berkendara, mencuci tangan, membersihkan tempat tidur.

Tentunya kami masih terus belajar

Saya dibesarkan dengan banyak tekanan karena orang tua saya berpisah sejak saya usia 5 tahun, dan ya, membuat saya sulit untuk mengemukakan pendapat dan cenderung menghindari konflik, saya tidak ingin anak saya tumbuh dengan cara seperti apa yg saya alami.

putradesa
Автор

gara2 video ini malah jadi pgn cari ilmu cara didik anak yg benar ketika dh punya nanti, malah ga mikir buat anaknya gimana dan pasangannya siapa 🤣, jdifokus ke ilmunya cara didik anak

tutu
Автор

ketika saya melihat video pak guru, saya jadi teringat bagaimana masa kecil saya sama seperti yang pak guru ceritakan. waktu saya kecil saya sering kali melontarkan pertanyaan random kepada ibu saya. namun, ibu saya selalu menghiraukannya, dan hal tersebut sering kali terjadi. ada satu pengalaman masa kecil saya yang masih teringat sampai sekarang. waktu itu ibu saya dengan para tetangga sedang asik mengobrol di halaman rumah (biasa, ibu-ibu lagi gosip). saya yang waktu itu ikut mendengar mereka ngobrol, spontan saya melontarkan pertanyaan ke ibu saya ( saya lupa pertanyaan apa yang saya tanyakan waktu itu ). namun, jawaban yang ibu berikan waktu itu seperti ini "kwe ki cah cilik, rausah takok ae" ( kamu ini anak kecil, gausah tanya mulu ). ya, jawaban ibu saya waktu benar-benar membuat saya sedih dan sangat membekas sekarang. bahkan, sejak saat itu saya jadi sering diam daripada harus bertanya kepada ibu saya. karena saya merasa percuma ketika saya harus bertanya kepada ibu saya. dan, kebiasaan itu kebawa sampai saya dewasa. saya berharap anak saya suatu hari atau anak anak diluar sana tidak mengalami hal yang seperti ini.

anggastyawan
Автор

Dibalik Pemikiran "banyak anak=banyak Rejeki", ada banyak org tua yg memandang anaknya Itu seperti asuransi Jangka PanJang/jamsostek. Dan ini harus diubah!!
Kalau misalkan alasannya adalah Untuk memutus rantai penderitaan, saya kira pemikiran zeke yeager lebih manusiawi! ketimbang org tua yg memproduksi anak demi kebutuhannya bukan utk kebahagiaan anaknya

dikisu
Автор

Mungkin salah satu kesombongan orang tua adalah berhenti belajar dan memperbaharui pemahaman ketika sudah merasa dewasa dan jadi orang tua...
Padahal agama mengajarkan : tuntutlah ilmu sampai liang lahat...

Terima kasih kontennya pak guru... 🙏

MrSalmantube
Автор

terkadang kebanyakan anak takut berpendapan yang berbeda dari orang tuanya dan dapat mengakibatkan kemarahan orang tua itu takut dikatain " ANAK DURHAKA " jadi masih banyak anak yang memendam perasaaan dan keinginan mereka akan suatu hal.

maskubelma
Автор

Mau berbagi cerita sendiri tapi pake akun kedua biar privasi cuman bisa dijadikan pelajaran kalo mau, aku salah satu korban orang tua yg toxic dari kecil pas adek aku lahir aku udah dituntut bisa segala hal sama mama aku, umur ku 5 tahun udah disuruh ngulek cabe pake tangan karna ngga punya blender waktu itu sampe tangan panas banget berhari2, kelas 1 SD aku juga yg cuciin baju adek bayi ku, masak, cuci piring.. klo ada salah satu yg ngga aku kerjain pasti mama aku nyubit sampe lebam kata2 yg keluar “dasar anak hantu, durhaka dll” aku selalu di cap ANAK DURHAKA dari kecil apapun kesalahan ku, sampe cita2 ku dari kecil adalah pergi dari rumah. kyak gitu terus sampe SMA, pas ada temen mama aku teriak2 nyuruh aku ini itu padahal aku lagi ada temen, aku nlfon sama pacar aku juga teriak2 kyak memang aku ASLI DURHAKA, terus pas SMA aku keluar dari rumah seminggu, karna nenek dan keluar lain jadi aku dicari lagi. aku sering di tampar, dicubit, diteriakinya sama mama dan papa aku ngga peduli dimanapun mau itu di depan umum juga ngga ppa, setelah UN SMA aku langsung pergi keluar provinsi “alasan belajar” tapi alasan aslinya aku emang pengen pergi, udah capek banget di CAP ANAK DURHAKA tiap hari, btw aku berprestasi, aku juara umum sekolah dan sering juara di tingkat kabupaten ku, tapi mama papa ku ngga pernah hadir klo diundang ambil hadiah juara ku, bahkan aku juara umum kabupaten dihadiri sama bupati tapi ngga ada yg mau dateng akhirnya aku minta om ku yg dateng sebagai wali. aku pergi dari rumah alasan belajar dari 2016, ngga pernah pulang kecuali hari raya Idul fitri itupun hari raya paling 2 hari, aku bela2in ke kosan (beda kota) sendiri demi menjauh dari Ortu ku, sampe 2023 aku memutuskan silaturahmi untuk sementara dg Ortu ku, semuanya aku blokir karna aku sampe gangguan jiwa karna Ortu ku, aku rawat jalan di 2 RS karna gangguan jiwa, ngga sampe disitu aku dipaksa nikah sama orang pilihan Ortu ku, sama duda dan maaf dia Benc’ng. otomatis aku ngga mau. Katanya si itu dia orang kaya jadi bagus sama dia, udah beberapa kali aku ditinggal nikah sama pacarku (btw pacarku juga bukan orang yg tidak terpelajar karna mereka rata2 minimal S2 dan ada juga S3) tapi tetap Ortu ku ngga mau nerima dg alasan “BEDA ADAT” pokoknya Ortu ku mau milih sendiri sesuai ADAT dan kemauannya. Aku juga sering diusir sama Ortu ku bahkan di depan adek iparku. Februari 2023, tekat aku udah bulat untuk pergi selamanya dari kampung halaman ku. Aku pindah pulau dan memilih menikah dg orang yg sangat jauh dari kampung ku, klo naik mobil sampe seminggu. aku blokir semua kontak keluarga ku, btw aku sesekali masih minum obat karna aku sakit jiwa. Tapi semenjak menikah ini, keluarga pasanganku baik banget aku perlahan sudah sembuh, udah 2 bulan ini aku lepas dg obat, hidupku menjadi lebih baik.. aku merasa pikiranku udah jernih dan bisa diajak untuk bermimpi besar lagi seperti aku masih SMA dulu, aku pengen S3 di Harvard dan aku rasa aku mampu karna rekam jejak akademik ku Alhamdulillah sangat bagus dari kecil sampe selesai S2, aku sering menjuarai perlombaan nasional dan tesisku juga didanai kementrian, aku udah beberapa kali punya projek dg beberapa kementrian. Alhamdulillah, terlepas dari aku yg anak DURHAKA, setidaknya aku ngga sakit lagi dg kehadiran Ortu ku. Btw Ortu ku ngga pernah hadir di acara wisudaku sampe S2 dan terakhir pas aku nikah, aku nikah sendiri tanpa Ortu, tanpa wali, dan itu aku ceritain ke KUA dan kata KUA untuk usia diatas 25 tahun diperbolehkan meminta wali nikah dari KUA. dan umurku 25 tahun. Untuk teman2 semua yg berjuang, semangat yaa, kalian ngga sendiri, aku juga pernah dipatahkan dan dihancurkan oleh Ortu sendiri, terlepas dari apakah aku anak DURHAKA memutus silaturahmi atau ngga, aku cuman pengen hidup tenang.

MbahKakungdanWedok
Автор

Ini harus viral. Saya pernah komen di ig tentang ortu toxic ada yg gak percaya. "Masa ada ortu kyk gitu". Saya pernah minta ibu saya untuk konseling, beliau menolak karena merasa sehat mentalnya. Padahal tiap hari toxic, caci maki, hujatan, merendahkan, playing victim. Capek banget punya ortu kyk gitu. Butuh waktu sekian tahun untuk memulihkan kepercayaan diri saya.

Meytaa