filmov
tv
Dorce Gamalama Merasa Tersindir atas Ucapan Gus Miftah soal Wasiatnya Dimakamkan sebagai Wanita
Показать описание
TRIBUN-VIDEO.COM - Permintaan Dorce Gamalama soal 'kematiannya' mengurai banyak sorotan.
Pendakwah Gus Miftah menanggapi keinginan dan wasiat Dorce Gamalama yang ingin dimakamkan sebagai perempuan.
Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji itu membeberkan mengenai hukum islam soal proses penguburan jenazah wanita dan laki-laki.
Diketahui, artis senior Dorce Gamalama saat ini sedang menjalani proses pemulihan karena sakit diabetes.
Akibat penyakitnya itu, Dorce Gamalama saat ini kakinya sebelah kanan tidak bisa jalan lagi setelah ia jatuh dari toilet.
Melihat kondisinya yang semakin memprihatinkan, Dorce Gamalama merasa umurnya tak akan panjang.
Maka dari itu, Dorce memberi wasiat kepada anaknya, jika kelak meninggal dunia, ia ingin dimakamkan sebagai perempuan.
Padahal bunda Dorce itu pada hakikatnya terlahir sebagai seorang laki-laki.
Menanggapi hal tersebut, Gus Miftah yang terang-terangan menyebutkan kalau secara syariat, Dorce Gamalama seharusnya dimakamkan sebagai laki-laki.
Terkait dengan pernyataan tersebut, Dorce Gamalama pun akhirnya bereaksi.
Pembawa acara ternama itu balik menyentil pedas.
Dalam pernyataannya, ia meminta agar para kiai dan ustaz untuk tidak terlalu mengomentari wasiatnya.
“Assalamualaikum, kepada kyai, ustaz-ustaz yang telah menerangkan keadaan mati saya, siapa yang akan memandikan saya, siapa yang akan mengubur saya, biarkan keluarga saya yang mengurusnya,” tegas Dorce Gamalama.
“Mau kain kafannya tujuh lapis, delapan lapis, saya serahkan kepada yang mengurus,” sambungnya.
“Mau laki-laki boleh, perempuan boleh, laki perempuan boleh, siapa saja boleh yang memandikan saya.”
Lantas Dorce meminta para kiai untuk tak memberikan komentar buruk tentang keinginannya yang bisa membuat publik gaduh.
“Jadi, kiai-kiai yang sudah terkenal sekalipun, jangan memberikan komentar yang kurang baik,” ujar Dorce Gamalama lagi.
“Harusnya Anda seorang kiai memberikan suguhan dan juga imbauan kepada siapa pun karena saya juga manusia yang mempunyai tanggung jawab hidup dan mati saya,” pungkasnya.
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Fadhila Rahma
Pendakwah Gus Miftah menanggapi keinginan dan wasiat Dorce Gamalama yang ingin dimakamkan sebagai perempuan.
Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji itu membeberkan mengenai hukum islam soal proses penguburan jenazah wanita dan laki-laki.
Diketahui, artis senior Dorce Gamalama saat ini sedang menjalani proses pemulihan karena sakit diabetes.
Akibat penyakitnya itu, Dorce Gamalama saat ini kakinya sebelah kanan tidak bisa jalan lagi setelah ia jatuh dari toilet.
Melihat kondisinya yang semakin memprihatinkan, Dorce Gamalama merasa umurnya tak akan panjang.
Maka dari itu, Dorce memberi wasiat kepada anaknya, jika kelak meninggal dunia, ia ingin dimakamkan sebagai perempuan.
Padahal bunda Dorce itu pada hakikatnya terlahir sebagai seorang laki-laki.
Menanggapi hal tersebut, Gus Miftah yang terang-terangan menyebutkan kalau secara syariat, Dorce Gamalama seharusnya dimakamkan sebagai laki-laki.
Terkait dengan pernyataan tersebut, Dorce Gamalama pun akhirnya bereaksi.
Pembawa acara ternama itu balik menyentil pedas.
Dalam pernyataannya, ia meminta agar para kiai dan ustaz untuk tidak terlalu mengomentari wasiatnya.
“Assalamualaikum, kepada kyai, ustaz-ustaz yang telah menerangkan keadaan mati saya, siapa yang akan memandikan saya, siapa yang akan mengubur saya, biarkan keluarga saya yang mengurusnya,” tegas Dorce Gamalama.
“Mau kain kafannya tujuh lapis, delapan lapis, saya serahkan kepada yang mengurus,” sambungnya.
“Mau laki-laki boleh, perempuan boleh, laki perempuan boleh, siapa saja boleh yang memandikan saya.”
Lantas Dorce meminta para kiai untuk tak memberikan komentar buruk tentang keinginannya yang bisa membuat publik gaduh.
“Jadi, kiai-kiai yang sudah terkenal sekalipun, jangan memberikan komentar yang kurang baik,” ujar Dorce Gamalama lagi.
“Harusnya Anda seorang kiai memberikan suguhan dan juga imbauan kepada siapa pun karena saya juga manusia yang mempunyai tanggung jawab hidup dan mati saya,” pungkasnya.
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Fadhila Rahma