Membongkar Jejaring Buzzer Penebar Kebencian Rohingya | Buka Mata

preview_player
Показать описание
Pada 20 Maret 2024, tragedi besar menimpa ratusan pengungsi Rohingya yang terdampar di perairan Aceh Barat setelah kapal mereka karam, menewaskan lebih dari setengah dari 149 penumpangnya.

Ironisnya, insiden ini tidak hanya diabaikan oleh sebagian masyarakat, tetapi juga menjadi sasaran kebencian yang tersebar luas di media sosial. Sebuah analisis mendalam mengungkap perubahan drastis dalam sikap publik terhadap pengungsi Rohingya. Dalam waktu kurang dari tiga bulan, kampanye disinformasi yang terorganisir di berbagai platform media sosial, termasuk Facebook, Twitter, dan Instagram, berhasil membalikkan simpati menjadi kebencian.

TikTok menjadi sumber utama penyebaran narasi negatif ini, dengan lebih dari 3.700 video yang diunggah, mencapai miliaran tampilan dan menghasilkan interaksi yang luar biasa. Konten-konten ini sering kali dihasilkan oleh micro dan macro influencer yang secara aktif memproduksi dan menyebarkan kebencian terhadap Rohingya.

Anomali dalam data engagement dan komentar menunjukkan bahwa banyak dari aktivitas ini kemungkinan besar tidak organik, melainkan didorong oleh bot atau kampanye yang sangat terorganisir.

Penggunaan media sosial yang masif dalam penyebaran kebencian ini tidak hanya berhenti di ranah digital tetapi juga berimbas pada tindakan nyata di lapangan, seperti pengusiran pengungsi Rohingya dari tempat penampungan mereka di Aceh.

Penyelidikan lebih lanjut mengindikasikan bahwa isu Rohingya ini mungkin dimanfaatkan sebagai komoditas politik dalam kontestasi Pilpres 2024, di mana retorika anti-pengungsi menjadi alat untuk meraih dukungan publik. Akibatnya, narasi kebencian ini terus menguat, membahayakan kohesi sosial dan memicu ketegangan yang dapat berujung pada tindakan kekerasan di dunia nyata.

(Narasi)

Jangan lupa subscribe, tinggalkan komentar dan share video ini.

Follow:

Konten video dan YouTube Channel ini adalah bagian dari Narasi.
Рекомендации по теме
Комментарии
Автор

Ini bukan tentang isu Rohingnya saja, bahkan lebih besar dari itu. Ini tentang seberapa bahaya pengaruh buzzer. Jadi inget kata-kata Hitler "Buatlah kebohongan yang besar, buatlah sederhana, teruslah katakan, dan akhirnya mereka mempercayainya ".

maslamf
Автор

saya selaku warga Aceh berterimakasih sebesar-besarnya atas penyadaran terhadap isu ini

priafahrianazfa
Автор

Next buzzer yg bilang "INDONESIA BAIK BAIK SAJA"

maxxplay_.
Автор

Terimakasih atas kerja kerasnya tim Narasi, Kalian keren luar biasa dalam menampilkan analisa secara mendalam.

piindra
Автор

Terimakasih min sudah bahas ini. Meski banyak yang hujat Rohingnya di medsos, saya tidak ikut2an, justru miris melihat jari2 tak berempati. Kalo tidak bisa bantu jangan menyakiti.

rosmaliasp
Автор

Luar biasa analisis yang kalian lakukan. Respect 👍

luvino
Автор

Isu rohingya hilang setelah pilpres berakhir

buzz
Автор

Dosanya gede banget ya itu buzzer, provokasi, fitnah, kebohongan, ujaran kebencian

anggus
Автор

Yuk sama² ucapkan ASTAGHFIRULLAH bagi kita² yang sempat termakan ujaran kebencian.. termasuk aku yang pernah sesekali ikutan kontra dengan pengungsi, meskipun tidak dikoarkan, tapi secara pemikiran aku sempat membenci.

Semoga Allah maafkan kita yang kehasut buzzer.

msuejqv
Автор

Kekejaman buzzer adalah memutar balikkan fakta.
Perhatikan yg biayai rohingnya bukan indonesia tapi PBB.
Kalau ada oknum pengungsi protes karena makanan tidak sesuai budget PBB harusnya yg disalahin orang yg mengkorupsi uang makan mereka (siapa hayo pelakunya? Tebak sendiri).
Uang kehidupan rohingnya mencapai 8-12 usd perhari (120rb sd 186rb rupiah) terus dapat makan sedikit lauk pas pasan wajar kalau ada oknum protes.
Bener bener kejam para koruptor + buzzer memutarbalikkan fakta, semoga mereka dapat balasan yg setimpal.

TheYosikiking
Автор

Coba investigasi juga buzzer² yg mendukung "Indonesia naik-baik saja" dong tim Narasi

dikiwahyudi
Автор

Ini yg dibutuhkan, sebuah jurnalisme yg berdasarkan analisa mendalam dan netral. Berusaha mengungkap kebenaran bukan hanya mengikuti trend

NurulArifin-lexi
Автор

analisisnya Narasi menggunakan Big Data sungguh terniat. excellent work!!. Ini alat penangkal fitnah paling objektif di Jaman Now dari human being yang bisa mengalahkan kejahatan sistemik, terstruktur, dan masif.

snazzygallery
Автор

"Takutlah kalian dari namimah (Adu domba)
karena sesungguhnya pelakunya tidak
pernah beristirahat dari adzab kubur"
(Mausu'ah Ibnu Abi Dunya 4/405)

thedarkknight
Автор

Terima kasih Narasi Room sudah mengupas issue ini 🙏

KINGSMANCATTERY
Автор

Framing dan penggiringan opini supaya membenci rohingya 😢😢😢

Trm ksh narasi, sdh membangunkan kesadaranku

asepriyanraswiyan
Автор

Hasil Survei Litbang Kompas Tahun 2022 menyebutkan bahwa penyebab utama terjadinya polarisasi atau keterbelahan di dalam masyarakat Indonesia adalah akibat ulah BUZZER (36, 3 %). Baru setelahnya menyusul HOAKS (21, 6 %). Tetapi kampanye yang didengungkan penguasa adalah selalu bahaya hoaks, hoaks dan hoaks. Tidak pernah “BAHAYA BUZZER”. Mengapa ? Anda tahu sendirilah jawabannya !

TuankuSirajabangka
Автор

panjang umur narasi tim! semoga selalu dimudahkan jalannya untuk bisa terus menyuarakan kebenaran ✊✊✊

silsosil_
Автор

Semoga para buzzer ini merasakan penderitaan Rohingya di masa hidupnya. Amin!

jurnalsikancil
Автор

Harus di UP nih, biar warga indonesia tobat

mralaksana