Satu Dekade Pembangunan Pendidikan Semakin Berdampak dan Bermanfaat

preview_player
Показать описание
#SahabatDikbud
Mari kita refleksikan perjalanan pendidikan Indonesia selama sepuluh tahun terakhir! Bergabunglah dalam diskusi inspiratif tentang pencapaian, tantangan, dan langkah-langkah inovatif pembangunan pendidikan kita untuk mewujudkan SDM unggul Indonesia.

Jangan lewatkan Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar dengan tema “Satu Dekade Pembangunan Pendidikan Semakin Berdampak dan Bermanfaat" bersama narasumber
1. Vivi Andriani, Kepala Biro Perencanaan Kemendikbudristek
2. Fitriana, Ketua Komunitas Kami Pengajar
3. Susi Sukaesih, Ketua Komunitas Sidina-Ibu Penggerak
4. Almendo Imanuel, Mahasiswa Universitas Musamus, Penerima Manfaat MBKM

Saksikan SMB di kanal YouTube KEMENDIKBUD RI pada Kamis, 17 Oktober 2024, pukul 15.30 WIB.

#SilaturahmiMerdekaBelajar
#MerdekaBelajarIkuti
---
informasi pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi melalui kanal berikut:
Twitter: Kemdikbud_RI
Facebook: Kemdikbud.RI
YouTube: KEMENDIKBUD RI
---
Рекомендации по теме
Комментарии
Автор

Di Papua ada sekolah yang mendapatkan Dana Bos tetapi tidak dipergunakan untuk menunjang Program Merdeka Belajar..

KumaraThewy_vL
Автор

Adakan lagi ujian nasional. Dulu un dihapus karena wabah covid, sekarang kan covid sudah terkendali. Jadi, tidak relevan lagi penghapusan un.


Seharusnya guru tugasnya mengajar. Biar un yg menilai kemampuan murid (dan menilai kinerja guru mengajar). 


Penghapusan un menimbulkan 3 masalah utama.


1. Guru kehilangan motivasi untuk mengajar. Buat apa capek mengajar. Toh, berapapun target prestasi murid yg dibebankan kepada guru, guru pasti bisa mencapainya karena guru sendiri yg memberi nilai muridnya. Power tend to corrupt, absolut power corrupt absolutely.


2. Orang tua murid mendapatkan tambahan motivasi untuk melakukan "pembinaan relasi" kepada guru (dalam konotasi negatif). Karena guru yg memberi nilai muridnya.


3. Murid kehilangan motivasi untuk belajar. Jika seleksi masuk sekolah ditentukan oleh jarak rumah dan usia/tanggal lahir (dua hal yg diluar kendali murid), maka sia2 saja belajar.


Ketika kita tidak keberatan dengan adanya ujian seleksi masuk pegawai negeri dan ujian seleksi masuk perguruan tinggi negeri, lalu kenapa ada yg keberatan jika diadakan ujian seleksi masuk smp negeri dan sma negeri?. 


Bukankah pendidikan mestinya mempersiapkan anak kita menghadapi kenyataan hidup?. Pada kenyataannya dalam hidup ini selalu ada persaingan & seleksi. Memperkenalkan anak pada seleksi sejak masa sekolah justru baik untuk mempersiapkan mereka menghadapi hidup. Un membentuk jiwa kompetitif pada anak bangsa.


Di tiongkok, korsel dan jepang murid harus menghadapi ujian seleksi untuk masuk sekolah (meskipun ujian seleksinya tidak selalu dalam bentuk ujian nasional), dan mereka adalah bangsa yang produktif. Bagaimana kita bisa merebut posisi ranking ekonomi mereka di dunia jika anak2 kita tidak memiliki jiwa kompetitif?.


Adakan lagi un demi masa depan anak2 kita dan tercapainya visi kita Indonesia emas.


Umumkan adanya un 2025 segera agar anak2 kita bisa mulai mempersiapkan diri (dan segala sesuatunya) lebih dini dan lebih baik.

prasetyosumantri