filmov
tv
Sejarah Terbentuknya Kota Palopo
Показать описание
#Palopo #Sulsel #Indonesia
Kota Palopo sudah ada sejak sekitar abad ke 14. Letaknya yang strategis, berada di pinggir laut membuat daerah ini ramai dikunjungi oleh para pedagang. Oleh sebab itu juga pada abad ke-15 kota yang bernama Ware ini dijadikan ibukota kerajaan Luwu mengganti Pattimang oleh Datu' Pattiware, ia adalah raja Luwu pertama yang menganut Islam.
Selain itu perpindahan ibukota ini ditengarai oleh perang saudara antara para putra mahkota, yang dikenal juga dengan nama Perang Utara Selatan, sehingga dipilihlah daerah yang berada ditengah-tengah sebagai ibukota Kesultanan Luwu
Kerajaan Luwu sendiri merupakan kerajaan tertua di Sulawesi Selatan dengan wilayah yang meliputi Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur serta Kota Palopo, Tana Toraja, Kolaka (Sulawesi Tenggara) hingga Poso.
Pada masa itu Islam berkembang dengan cepat, syiar islam dipelopori oleh Datuk Pattimang, seorang ulama yang berasal dari Minangkabau. Setelah ibukota berpindah ke Ware, inilah dibangun istana Langkanae dan masjid Jami', menurut cerita pada saat pembangunan masjid Jami' nama Palopo mulai digunakan. Ketika itu, rakyat Luwu, mulai berduyun-duyun mengadakan prosesi penancapan tiang dari kayu Cina Guri. Waktu masyarakat mulai menancapkan tiang, masyarakat pun berteriak “palopo' yang arti bebasnya “tancapkan”. Dari situlah nama Palopo mulai digunakan sampai sekarang.
Kota Palopo sudah ada sejak sekitar abad ke 14. Letaknya yang strategis, berada di pinggir laut membuat daerah ini ramai dikunjungi oleh para pedagang. Oleh sebab itu juga pada abad ke-15 kota yang bernama Ware ini dijadikan ibukota kerajaan Luwu mengganti Pattimang oleh Datu' Pattiware, ia adalah raja Luwu pertama yang menganut Islam.
Selain itu perpindahan ibukota ini ditengarai oleh perang saudara antara para putra mahkota, yang dikenal juga dengan nama Perang Utara Selatan, sehingga dipilihlah daerah yang berada ditengah-tengah sebagai ibukota Kesultanan Luwu
Kerajaan Luwu sendiri merupakan kerajaan tertua di Sulawesi Selatan dengan wilayah yang meliputi Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur serta Kota Palopo, Tana Toraja, Kolaka (Sulawesi Tenggara) hingga Poso.
Pada masa itu Islam berkembang dengan cepat, syiar islam dipelopori oleh Datuk Pattimang, seorang ulama yang berasal dari Minangkabau. Setelah ibukota berpindah ke Ware, inilah dibangun istana Langkanae dan masjid Jami', menurut cerita pada saat pembangunan masjid Jami' nama Palopo mulai digunakan. Ketika itu, rakyat Luwu, mulai berduyun-duyun mengadakan prosesi penancapan tiang dari kayu Cina Guri. Waktu masyarakat mulai menancapkan tiang, masyarakat pun berteriak “palopo' yang arti bebasnya “tancapkan”. Dari situlah nama Palopo mulai digunakan sampai sekarang.