Kisah Kelam Juventus dan Serie A #juventus #seriaa #uefa

preview_player
Показать описание
Juventus yang berstatus satu di antara klub disegani di Eropa dan dunia, jatuh ke lubang hitam pada 2006. Setelah berlaga di Serie A selama 109 tahun, Juventus terlempar ke kasta kedua akibat skandal pengaturan skor.

Skandal tersebut dikenal juga dengan nama Calciopoli. Kasus tersebut tak hanya mencoreng arang di muka Juventus, tetapi juga menjadi aib yang akan selalu diingat di sepak bola Italia.

Kasus tersebut pertama kali bergulir ketika polisi dan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) melakukan investigasi terhadap hasil pertandingan di Serie A musim 2004-2005 dan 2005-2006. Polisi dan FIGC mencurigai adanya kecurangan pada pertandingan yang melibatkan Juventus.

I Bianconeri diduga mendapat keuntungan dari wasit demi memuluskan langkah menjuarai Serie A dalam dua musim tersebut.

Pada musim 2004-2005, Nyonya Tua bercokol di puncak klasemen dengan 86 poin, unggul tujuh angka atas AC Milan di urutan kedua. Adapun musim 2005-2006 mengumpulkan 91 poin, memimpin 15 angka atas Inter Milan di posisi runner-up.

Setelah melakukan serangkaian penyelidikan dan investigasi, bukti-bukti pun mengarah kepada Luciano Moggi, yang ketika itu menjabat sebagai Direktur Umum Juventus. Moggi melakukan percakapan dengan beberapa pejabat dari sepak bola Italia untuk memengaruhi penunjukan wasit.

Seperti dilansir These Football Times, Moggi melakukan berbagai cara untuk mengatur pertandingan yang melibatkan Juventus. Pria asal Italia itu melakukan ratusan panggilan dan menerima telepon, pemerasan, penyuapan, hingga ancaman kekerasan.

Bukan hanya itu, orang yang tidak mematuhi instruksinya bakal terluka, mereka yang tidak setuju akan menjadi ofisial pertandingan dengan status buruk, sedangkan wasit yang tidak patuh maka kariernya akan hancur berantakan.

Hingga akhirnya, Juventus dan Luciano Moggi diputuskan bersalah. Selain Juventus, klub Serie A lainnya juga terlibat skandal pengaturan skor yakni Fiorentina, Lazio, AC Milan, dan Reggina.

Dari kelima klub tersebut, I Bianconeri mendapatkan hukuman yang paling berat. FIGC menjatuhkan sanksi berupa degradasi ke Serie B, pengurangan poin hingga 30, dan titel juara musim 2004-2005 dan 2005-2006 dilucuti. Sementara itu, tim lainnya hanya diberi hukuman pengurangan poin dan tetap berlaga di Serie A.

"Vonis ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Kami mengharapkan hukuman yang adil tidak hanya dalam bentuk tetapi secara substansi, harapan kami berbeda," ujar Presiden Juventus saat itu, Giovanni Cobolli Gigli, pada 14 Juli 2006.
Рекомендации по теме