Meme 012 - 🎵Pengamen Luar negeri🎶 VS Pengamen Indonesia (introvert series) 🗣 🇮🇩

preview_player
Показать описание
DESKRIPSI VIDEO YANG NGAWUR (OPSIONAL):
Dalam dunia yang semakin terhubung, seni jalanan telah menjadi fenomena global yang tidak mengenal batas. Di satu sisi, kita memiliki pengamen luar negeri yang sering tampil dengan berbagai genre, mulai dari musik pop, jazz, hingga klasik. Mereka membawa nuansa yang berbeda ke dalam pertunjukan mereka, dan hal ini tidak lepas dari budaya dan tradisi musik di negara masing-masing. Pengamen di Eropa, misalnya, seringkali terinspirasi oleh melodi folk yang kaya, sementara pengamen di Amerika mungkin lebih terpengaruh oleh gaya musik urban dan hip-hop yang dinamis. Perbandingan ini membawa kita untuk melihat bagaimana latar belakang budaya memengaruhi cara mereka mengekspresikan diri melalui musik di jalanan.

Di sisi lain, pengamen Indonesia memiliki pesona dan keunikan tersendiri. Di negeri kita, banyak pengamen yang mengusung lagu-lagu daerah dengan lirik yang kaya akan cerita dan makna. Mereka bukan hanya sekadar memainkan alat musik, tetapi juga menceritakan kisah yang terkandung dalam setiap nada yang mereka mainkan. Misalnya, pengamen yang menyanyikan lagu-lagu tradisional dengan alat musik seperti angklung atau gamelan memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi pendengar. Dengan kehadiran mereka, kita seolah-olah diajak kembali ke akar budaya kita yang kaya.

Bicara tentang gaya tampil, pengamen luar negeri sering kali memiliki penampilan yang lebih profesional dan terorganisir. Mereka mungkin mengenakan pakaian yang mencolok atau menyiapkan alat musik yang sesuai dengan tema lagu yang mereka bawakan. Sebaliknya, pengamen Indonesia lebih cenderung tampil dengan gaya yang santai dan tidak terduga. Mungkin mereka hanya mengenakan kaos dan celana jeans sambil duduk di pinggir jalan, namun suara mereka mampu menarik perhatian orang yang lewat. Ini menunjukkan bahwa penampilan bukanlah segalanya, yang terpenting adalah kualitas suara dan penghayatan yang mereka tunjukkan saat tampil.

Tak dapat dipungkiri, ada tantangan yang dihadapi pengamen di kedua belah pihak. Pengamen luar negeri sering kali harus bersaing dengan banyak seniman lain di kota-kota besar seperti New York atau London, di mana setiap sudut jalan dipenuhi oleh musisi yang berbakat. Mereka perlu menemukan cara untuk menarik perhatian penonton di tengah keramaian. Sementara itu, pengamen Indonesia juga menghadapi tantangan tersendiri. Di beberapa kota, mereka harus berhadapan dengan peraturan yang ketat mengenai pertunjukan di tempat umum, yang kadang membuat mereka harus mencari lokasi yang tepat untuk tampil.

Meskipun ada perbedaan yang jelas dalam cara pengamen luar negeri dan Indonesia berinteraksi dengan penonton, keduanya memiliki tujuan yang sama: menyebarkan kebahagiaan dan keindahan melalui musik. Melalui setiap nada dan lirik yang dinyanyikan, mereka berusaha untuk menciptakan momen yang tak terlupakan bagi siapa pun yang mendengarkan. Baik pengamen luar negeri maupun Indonesia memiliki kemampuan untuk mengubah suasana hati seseorang hanya dengan beberapa bait lagu. Ini adalah kekuatan seni yang luar biasa.

Dalam konteks introvert, kita juga dapat melihat bagaimana pengamen berfungsi sebagai jembatan antara seniman dan penonton. Banyak pengamen yang merupakan orang-orang introvert, yang merasa lebih nyaman mengekspresikan diri mereka melalui musik ketimbang berbicara langsung. Bagi mereka, panggung jalanan adalah tempat yang aman untuk berbagi perasaan dan cerita mereka. Di sinilah peran pengamen menjadi sangat penting: mereka bukan hanya penghibur, tetapi juga penyampai pesan dari hati ke hati.

Selain itu, ada juga perbedaan dalam cara masyarakat merespons pengamen. Di negara-negara barat, banyak orang cenderung memberi tip kepada pengamen sebagai bentuk apresiasi. Mereka melihat seni jalanan sebagai bagian dari budaya lokal yang harus didukung. Namun, di Indonesia, meskipun ada banyak penonton yang menghargai pengamen, ada juga yang tidak menyadari betapa berharganya kontribusi mereka terhadap atmosfer kota. Mungkin masih ada stigma tertentu yang menganggap pengamen sebagai pengamen kelas dua, padahal mereka adalah seniman yang berjuang untuk menghidupi diri dan keluarga mereka.

Akhirnya, melalui perbandingan ini, kita dapat belajar untuk lebih menghargai keindahan seni jalanan di seluruh dunia. Pengamen, baik di luar negeri maupun di Indonesia, memiliki cerita dan bakat yang patut dihargai. Mereka adalah suara dari jalanan yang tak terputus, yang memberikan warna dan kehidupan di setiap sudut kota. Melalui video ini, kita diundang untuk melihat lebih dekat dunia mereka dan merenungkan perjalanan yang mereka lalui untuk menjadi seniman yang berdiri di pinggir jalan, siap memikat hati setiap orang yang lewat.

Dengan memperhatikan perbedaan dan persamaan ini, kita bisa lebih memahami bagaimana pengamen menjadi bagian penting dari kehidupan kota dan budaya kita. Mari kita dukung mereka, bukan hanya dengan uang, tetapi juga dengan apresiasi terhadap seni yang mereka tawarkan.
Рекомендации по теме
Комментарии
Автор

Udah Kuduga
Makhluk yang dimakan Dede Inoen Kemarin Rada aneh dari biasanya 💀

PinkuJanaiMagentaDa
Автор

udah gitu pas di bayar malah pergi, mending gk usah bayar mayan bisa dengerin musik random

bonifasiusadisuryanto
Автор

"Nih bang dengerin playlist gw"

RoyyanIhsan
Автор

Hp ada speaker ada kenapa ya gak bikin investasi apa kah dari hp kayak jualan kah kan sekarang serba online daripada kek gitu

Labertwak
Автор

Perbedaannya:

Kalau pengamen di barat lebih seperti menunjukkan bakat dan keterampilan mereka, mereka juga tidak mendatangi orang" dan meminta uang (kecuali di akhir kalau penonton banyak dan penonton senang). Orang lihat, senang/terhibur dengan pertunjukan dan bakatnya, orang kasih uang.

Nah kalau di Indonesia, mereka jarang banget yang punya skill, nyanyi pas"an, datengin orang, maksa pula (kadang)...

Kalau pengamen di Indonesia, secara pribadi gue bilang lebih seperti pengemis, karena cara mereka yang mendatangi orang dan meminta-minta.

Beda dengan di barat yang diam di tempat dan menujukkan skill mereka.

Di Indonesia pernah juga gue lihat model main saxophone di taman, stay dengan kotak musiknya dibuka, ngamen ala barat lah. Mainnya pun juga cukup bagus seperti standar cafe, jarang banget nemu begituan di Indonesia.



Di Eropa, kalau yang melakukan pertunjukkan orang kulit hitam, kadang masih diladeni dan dikasih uang oleh penonton, tapi kalau sudah gypsy, auto dicuekin kebanyakan, akhirnya memilih jadi pengemis. 💀💀💀

johnfoulke