filmov
tv
Banyak Korban Selamat dari Serangan Hamas: Militer Israel Justru Habisi Warga Sipil Mereka Sendiri
![preview_player](https://i.ytimg.com/vi/oLugd3GTKTM/maxresdefault.jpg)
Показать описание
TRIBUN-VIDEO.COM - Tentara Israel dilaporkan justru menjadi pelaku atas pembunuhan banyak warga sipil mereka sendiri.
Hal itu diungkapkan seorang sipil, Yasmin Porat (44) tahun yang selamat dari serangan perlawanan pejuang Hamas Palestina terhadap pemukiman Israel pada 7 Oktober.
Porat menyebut, Israel menghabisi semua orang, termasuk para sandera, karena terjadi baku tembak yang sangat hebat.
Ketika pewawancara bertanya apakah pasukan Israel bertanggung jawab atas kematian warga sipil, Porat menjawab, “Tidak diragukan lagi.”
Wawancara tersebut telah dihapus dari versi online Haboker Hazeh dan situs web Kan; namun, akun @Electronic Intifada mendapatkan salinannya dan menerjemahkannya dari bahasa Ibrani.
Dikatakan ada lima atau enam sandera tergeletak di tanah di luar.
"Seperti domba yang akan disembelih, antara penembakan pasukan komando kami dan Hamas,” jelas Porat.
Porat mengatakan, sebelum kedatangan pasukan Israel, dia dan warga sipil lainnya telah ditahan oleh pihak Palestina “selama beberapa jam” dan diperlakukan “secara manusiawi.”
“Mereka tidak melecehkan kami. Mereka memperlakukan kami dengan sangat manusiawi,” kata Porat.
“Mereka memberi kami minuman di sana-sini. Saat mereka melihat kami gugup, mereka menenangkan kami. Itu sangat menakutkan, tapi tidak ada yang memperlakukan kami dengan kekerasan.”
Lebih jauh lagi, dalam wawancara panjang lebar di Channel 12 Israel, Porat berbicara tentang baku tembak yang intens setelah pasukan Israel tiba dan menjelaskan bahwa, meskipun pejuang perlawanan bersenjata lengkap, dia tidak pernah melihat mereka menembak tawanan atau mengancam mereka dengan senjata.
Dia juga menyoroti bahwa tentara Israel mengumumkan kedatangan mereka di pemukiman tersebut “dengan hujan tembakan,” yang mengejutkan para pejuang Hamas dan tawanan mereka.
Kisahnya serupa dengan kisah pemukim Israel lainnya yang berbicara dengan Channel 12 pekan lalu tentang pengalamannya sebagai tawanan perang (POW) Hamas.
Pernyataan dari para penyintas sangat kontras dengan klaim yang tersebar luas di media barat yang mengatakan bahwa pasukan Hamas melakukan apa saja mulai dari “memenggal kepala bayi” hingga menyiksa dan memperkosa pemukim.
Salah al-Aruri, Wakil Kepala Biro Politik Hamas, pekan lalu menjawab tudingan kalau pejuang Hamas Palestina diperintahkan untuk dengan sengaja membunuh sebanyak mungkin pemukim Israel.
Dia mengatakan kepada Al Jazeera TV bahwa pejuang dari Brigade Qassam – sayap militer Hamas – adalah pasukan di bawah protokol ketat untuk tidak merugikan warga sipil.
Dia juga mengatakan, setelah tercerai-berainya militer Israel di Gaza di depan 'hidung' faksi-faksi di Gaza, kelompok lain menyerbu perbatasan, menyebabkan kekacauan.
Lebih jauh lagi, ia mencatat, beberapa kematian pemukim Israel adalah akibat dari apa yang disebut 'Petunjuk Hannibal,'.
Itu adalah sebuah protokol yang memungkinkan tentara Israel menggunakan kekuatan yang sangat besar untuk membunuh salah satu tentara mereka yang ditangkap daripada membiarkan mereka jadi tawanan.
Menurut tentara Israel, setidaknya 199 pemukim ditangkap sebagai tawanan perang oleh perlawanan Palestina.
Korban tewas Israel akibat Operasi Banjir Al-Aqsa mencapai lebih dari 1.300 orang.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Host: Yustina Kartika
VP: Erwin Joko P
Hal itu diungkapkan seorang sipil, Yasmin Porat (44) tahun yang selamat dari serangan perlawanan pejuang Hamas Palestina terhadap pemukiman Israel pada 7 Oktober.
Porat menyebut, Israel menghabisi semua orang, termasuk para sandera, karena terjadi baku tembak yang sangat hebat.
Ketika pewawancara bertanya apakah pasukan Israel bertanggung jawab atas kematian warga sipil, Porat menjawab, “Tidak diragukan lagi.”
Wawancara tersebut telah dihapus dari versi online Haboker Hazeh dan situs web Kan; namun, akun @Electronic Intifada mendapatkan salinannya dan menerjemahkannya dari bahasa Ibrani.
Dikatakan ada lima atau enam sandera tergeletak di tanah di luar.
"Seperti domba yang akan disembelih, antara penembakan pasukan komando kami dan Hamas,” jelas Porat.
Porat mengatakan, sebelum kedatangan pasukan Israel, dia dan warga sipil lainnya telah ditahan oleh pihak Palestina “selama beberapa jam” dan diperlakukan “secara manusiawi.”
“Mereka tidak melecehkan kami. Mereka memperlakukan kami dengan sangat manusiawi,” kata Porat.
“Mereka memberi kami minuman di sana-sini. Saat mereka melihat kami gugup, mereka menenangkan kami. Itu sangat menakutkan, tapi tidak ada yang memperlakukan kami dengan kekerasan.”
Lebih jauh lagi, dalam wawancara panjang lebar di Channel 12 Israel, Porat berbicara tentang baku tembak yang intens setelah pasukan Israel tiba dan menjelaskan bahwa, meskipun pejuang perlawanan bersenjata lengkap, dia tidak pernah melihat mereka menembak tawanan atau mengancam mereka dengan senjata.
Dia juga menyoroti bahwa tentara Israel mengumumkan kedatangan mereka di pemukiman tersebut “dengan hujan tembakan,” yang mengejutkan para pejuang Hamas dan tawanan mereka.
Kisahnya serupa dengan kisah pemukim Israel lainnya yang berbicara dengan Channel 12 pekan lalu tentang pengalamannya sebagai tawanan perang (POW) Hamas.
Pernyataan dari para penyintas sangat kontras dengan klaim yang tersebar luas di media barat yang mengatakan bahwa pasukan Hamas melakukan apa saja mulai dari “memenggal kepala bayi” hingga menyiksa dan memperkosa pemukim.
Salah al-Aruri, Wakil Kepala Biro Politik Hamas, pekan lalu menjawab tudingan kalau pejuang Hamas Palestina diperintahkan untuk dengan sengaja membunuh sebanyak mungkin pemukim Israel.
Dia mengatakan kepada Al Jazeera TV bahwa pejuang dari Brigade Qassam – sayap militer Hamas – adalah pasukan di bawah protokol ketat untuk tidak merugikan warga sipil.
Dia juga mengatakan, setelah tercerai-berainya militer Israel di Gaza di depan 'hidung' faksi-faksi di Gaza, kelompok lain menyerbu perbatasan, menyebabkan kekacauan.
Lebih jauh lagi, ia mencatat, beberapa kematian pemukim Israel adalah akibat dari apa yang disebut 'Petunjuk Hannibal,'.
Itu adalah sebuah protokol yang memungkinkan tentara Israel menggunakan kekuatan yang sangat besar untuk membunuh salah satu tentara mereka yang ditangkap daripada membiarkan mereka jadi tawanan.
Menurut tentara Israel, setidaknya 199 pemukim ditangkap sebagai tawanan perang oleh perlawanan Palestina.
Korban tewas Israel akibat Operasi Banjir Al-Aqsa mencapai lebih dari 1.300 orang.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Host: Yustina Kartika
VP: Erwin Joko P
Комментарии