Eps 279 | SABDO PALON AKAN MENGUSIR ISLAM DARI NUSANTARA?

preview_player
Показать описание
Sebuah tantangan besar untuk menyajikan narasi sejarah budaya jawa, tetapi saya lakukan dan di eps ini bahkan kita akan masuk ke dalam salah satu karya sastra paling menyinggung dan kontroversial: darmo gandul.
Dan meskibukan orang jawa saya ingin menyajikan narasi ini dengan gaya jawa, yaitu menghubungkan fenomena fenomena nyata dan gaib serta khayalan dan akta dalam sebuah tema yang besar dan saling terhubung

Silahkan kunjungi medsos saya.

#darmogandul
#hindubuddha
Рекомендации по теме
Комментарии
Автор

Saya mohon dng saudara2ku semua marilah hidup rukun gotong royong seperti nenek moyang kita yg selalu mengutamakan kerukunan bersama Lihat peninggalan jawa kuno seperti candi Borobudur Prambanan dll bukti keluhuran Budi pekerti yg

sutardjorandiyo
Автор

inilah muslim yg mau belajar sehingga wawasannya luas....contoh yg baik untuk muslim milenial.

aguskuntjoro
Автор

Bahasa Jawa memang hebat terperinci dan penuh filosofi sanepan orang Jawa sudah terbiasa dengan ilmu sastra sopan santun pokoknya Jawa oke.

keprikepri
Автор

Waduh, ini materi yang sangat berat, tapi sangat penting. Mudah mudahan banyak yang bisa memahaminya, karena sangat penting untuk pencerahan berpikir kita, dan menambah wawasan kita. Terima kasi PGG. Salam dari Bali.

ketutarumada
Автор

Dengan menyimak ulasan pak guru sy jadi paham kenapa skrg ada istilah Islam Nusantara, hanya sebuah penamaan baru ttg aliran Islam kebatinan yang sudah ada sejak dulu..Budi Utomo.

Istiafiat
Автор

Salam kang guru,
Biarpun badai pasir gurun melanda, saya tetap yakin sampai kapanpun garam madura akan tetap terasa asin dan gula bali akan tetap terasa manis dan asam Jawa akan tetap terasa kecut .rahayu

nyomandana
Автор

Kajian yang bagus dan menarik Pak Guru. Kita memang perlu memperbanyak diskusi-diskusi seperti ini, supaya kita bisa lebih dekat dan semakin memahami ajaran-ajaran luhur nenek moyang kita. Saya membaca serat Dharmo Gandhul. Saya juga membaca beberapa serat-serat jawa lainnya supaya dapat memahami konteks dan perspektif orang-orang jawa pada masa itu. Memang serat-serat jawa ini penuh bahasa sandi. Dan bahasa jawa sendiri adalah bahasa yang sangat kompleks, punya banyak tingkatan. Jadi orang yang membaca (menafsirkan) serat ini sangat mungkin akan memiliki pemahaman yang berbeda sesuai dengan tingkat keilmuan filosofi jawanya. Jadi sebagai sesama orang yang tertarik pada serat jawa kuno, saya mau memberi diskusi:

1. Sepemahaman saya, 'Budi' bukanlah ajaran. Budi bukan juga agama yang hanya boleh dipilih satu untuk diyakini. Sejak diciptakan, budi sudah ada dalam diri manusia. Jadi budi ini tidak bertentangan dengan ajaran apapun apalagi bertentangan dengan agama. Sehingga pemilihan diksi Pak Guru yang menyiratkan seolah-olah budi ini agama orang Jawa jaman dahulu adalah kurang tepat. Apalagi seolah-olah jika kita memeluk islam maka budi ini jadi tergusur.
2. Dalam membuat kritik terhadap serat Dharmo Gandhul, sebaiknya Pak Guru juga memberikan ruang kepada filsuf-filsuf jawa untuk memaparkan perspektifnya. Di sini saya merasa agak janggal ketika kita mendudukkan tulisan-tulisan orang barat sebagai referensi yang menghakimi dan bahkan mengoreksi serat jawa. Menurut saya itu akan jadi terlalu dangkal. Karena saya sering juga menyaksikan bahwa tulisan yang dibuat oleh orang barat tidak mampu memberikan penjelasan secara tepat dan sesuai dengan konteks 'tasawuf'-nya masyarakat jawa. Semisal buku babad tanah jawa versi de graff yang ternyata tidak relevan dalam kacamata orang jawa sendiri. Jadi logikanya seperti pemain bola yang malah bertanya kepada penonton bagaimana caranya bermain bola.
3. Setelah membaca serat Dharmo Gandhul, kesimpulan saya juga sependapat dengan Pak Guru bahwa serat ini bukan sinis terhadap sebuah agama, tetapi sinis terhadap cara (tingkah laku) segolongan orang dalam beragama. Diceritakan dalam serat tersebut bahwa masyarakat jawa adalah masyarakat yang menjunjung tinggi harmoni (keseimbangan) dalam kehidupannya. Tetapi ada golongan tertentu yang datang membawa paradigma baru tetapi dengan cara-cara yang destruktif sehingga bisa merusak keseimbangan dan stabilitas yang sudah ada.

Sekian diskusi dari saya, semoga semakin banyak materi-materi yang tajam dan berbobot seperti ini. Terimakasih :)

rezzarahdian
Автор

teruskan apa yg kau lakukan Guru Gembul, membuka wawasan dan merangsang generasi muda Indonesia untuk membaca sejarah nya

madepartha
Автор

Saya kalo ntn video guru gembul teringat alm Wimar Witoelar yg tajam analisanya, objective dan lugas ...lanjutkan guru memberi pencerahan

vernandozs
Автор

Sabdo palon tidak menyuruh keturunannya meninggalkan islam, atau apapun agamanya, tetapi menyuruh mengembalikan budayanya.
Bahasa adalah budaya juga. Tata krama, sopan santun, ramah, lembah lembut, hormat menghormati, gotong royong dll adalah budaya juga.
Bagaimana jika orang Sunda melupakan bahasa sunda dan semuanya berbahasa inggris.
Semoga kita berpengetahuan. 🙏🙏

ZAMANTARA
Автор

1. Pak Guru shooting dari malem sampe pagi ya? 😂
2. Teks-teks Jawa itu memang banyak menggunakan simbol dan metafora. Makanya sering jadi mitos, karena gak semua yang baca paham semiotika. Pak Guru canggih nih semiotikanya, kajiannya kece berat.
3. Teks Jawa yang penuh simbol dijadikan opening, di tengah Pak guru pakai semiotika juga untuk menjelaskan fenomena Kadrun dan Buzzer. Cool
4. Saya selalu percaya bahwa orang-orang Jawa zaman dulu itu adalah ahli strategi komunikasi. Kalu benar memang Darmo Gandul adalah kitab yang ditukis by design oleh simpatisan Budi Utomo, canggih banget strategic planning mereka untuk jadikan kitab itu seolah2 sakral.

Ngomong-ngomong soal komunikasi, Soekarno itu selain jago retorika, beliau juga pandai berkomunikasi secara visual. Pakaian beliau selalu terkonsep, foto-foto beliau pun juga selalu terkonsep. Ini tahun 40-60an ya. Beliau gak pernah mau dipublish fotonya yang gak dalam kondisi siap. Gesture dan pakaian begitu ditata. Bukan karena narsis, karena menurutnya fotonya akan dilihat publik dunia, dan ia mewakili bangsanya. Presidennya keren dan necis, bangsanya juga sudah siap merdeka, begitu Bung Karno berpendapat. Dulu ada program dokumenter di Kompas TV judulnya “Bab yang Hilang” di episode “Foto Pencitraan Soekarno”

adriantonoval
Автор

Banyak soudara muslim lebih condong dalam mempelajari tentang hukum syariah. Tapi lupa bahwa tujuan Islam adalah untuk menyempurakan ahlak.

subiaktogegep
Автор

keren analisanya.. terimakasih pak.., semoga ajaran luhur dan budi bisa membawa bangsa lebih baik lagi.

arsha
Автор

Puji syukur, msh ada dan semoga bertambah orang2 dengan pemikiran yg cerdas seperti ini dr saudara dan teman2 muslim lainnya.

arilambertus
Автор

Luar biasa, analisis historis yg SGT argumentatif, saya berharap sabdopalon dg ramalan agama budinya menjadi sebuah kenyataan. Menurut saya agama Budi adalah agama yg dianut tetapi tidak lepas dengan Budi luhur nenek moyang Indonesia. Ketika kita berpikir seperti itu, sesungguhnya kita boleh beda suku bangsa, agama dll, tetapi kita menjadi satu dalam Budi luhur warisan nenek moyang kita Indonesia. Jadi dalam perbedaan kita tidak kehilangan jati diri dan apresiasi pada leluhur kita Indonesia. Semoga berguna dan semoga semua kehidupan berbahagia. 🙏🙏🙏❤️❤️❤️

ketutsudiatmaka
Автор

Thank's Guru Gembul 🙏 Amazing beautiful 👍 KAJIAN AKADEMIS ini sangatlah MENDIDIK dan WAWASAN tentang ILMU PENGETAHUAN jadi bertambah CERDAS👍...Salam NKRI 👍💪💖🙏🇮🇩

omsairamsanjaya
Автор

Memang catatan2 jawa itu seringkali campur aduk antara fakta dg mitos namun karakter penulisan spt ini tdk hanya terjadi dalam sastra2 jawa namun juga dalam sastra melayu dan sunda. Meski begitu catatan2 jawa lah yg paling banyak dijadikan referensi tentang nusantara masa lampau karena dari segi kuantitas memang yg paling banyak dan beberapa sudah ditulis sebelum abad pertengahan

wanbi_
Автор

Terima kasih pak Guru pencerahanya,
Semoga bangsa indonesia kembali ke jati dirinya, aamiin aamiin aamiin
Saya sebagai orang jawa, sangat bangga dengan budaya jawa, aamiin

ckyqzjr
Автор

Sejarah itu gak akan terulang, tetapi memiliki pola yang sama

Dan itu juga di sadari para leluhur dan terciptalah ilmu titen

risaaru
Автор

Saya sebagai generasi muda memilih sintesis keduanya, Pak Guru. Karena, sependek pengetahuan saya, sejatinya kedua ajaran tersebut tidak seharusnya berlawanan, namun saling melengkapi. Mungkin mirip2 Naruto & Sasuke begitulah kalau kata anak2 sekarang..

az-