filmov
tv
3 Virus Paling Mematikan Sepanjang Sejarah!!

Показать описание
3 Virus Paling Mematikan Sepanjang Sejarah :
1. Justinian
pada abad ke 6 wabah misterius memakan korban hingga puluhan juta manusia hanya dalam waktu yang singkat. pada awalnya, wabah ini terjadi di sekitar china dan pantai timur laut india, lalu menyebar ke afrika hingga eropa. Penyebabnya adalah bakteri Yersinia Pestis, yang dibawa dari kapalkapal pedangang bakteri ini sendri menyebar melalui tikus liar. penderita wabah justinian biasanya mengalami delusi, demam,
bengakak pada bagian ketiak, belakang telinga dan paha.
selain itu jika kondisinya memburuk, penderita akan mengalami koma yang
berujung pada kematian. dan pada saat itu, karena minimnya ilmu pengobatan, banyak rakyat romawi yang menganggap penyakit tersebut adalah bentuk hukuman dari tuhan kepada kaisar yang menjabat, sehingga wabah penyakit ini dinamakan wabah justinian.
kaisar romawi saat itu, Justinian 1, juga menderita penyakit ini dan menjadi salah satu orang yang selamat. wabah justinian membunuh 25-50 juta penduduk tanpa henti selama 50 tahun. saat hal ini terjadi banyak kerajaan-kerajaan hancur karena rakyatnya meninggal dunia.
2. Flue Spanyol
tepat satu abad silam, Flu Spanyol mengguncang dunia. Tidak ada negara yang luput dari serangannya. Pandemi influenza itu membunuh jutaan orang. Flu Spanyol membunuh sekitar dua sampai 20 persen
penderita yang terinfeksi.
Persentase tersebut jauh lebih besar dibandingkan influenza biasa yang hanya mampu membunuh 0,1 persen dari total penderita.
Dahsyatnya serangan wabah ini membuat virologis Amerika Serikat
Jeffery Taubenberger menyebut Flu Spanyol sebagai "The Mother of All Pandemics."
Wabah flu di Spanyol diklaim memakan korban hingga 100 juta jiwa. Di Inggris, wabah flu menyebabkan 200.000 orang meninggal, sedangkan sekitar 550.000 orang jatuh sakit.
3. Black Death
Maut membayangi Eropa pada Abad Pertengahan. Suasana suram, kematian demi kematian terjadi, jasad-jasad manusia bergelimpangan di jalanan. Kala itu, akhir Abad ke-14 (1347 – 1351), Maut Hitam (Black Death) membunuh sepertiga hingga dua pertiga populasi Benua Biru.
Tak sampai di situ. Pada saat yang bersamaan, terjadi pula epidemi pada sebagian besar Asia dan Timur Tengah. Maut Hitam itu juga telah merenggut 75 juta sampai 200 juta nyawa manusia.
Kini, sebuah golongan bakteri yang bertanggung jawab memicu wabah tersebut sudah ditemukan. Ilmuwan meyakini bahwa Yersinia pestis,
penyebab penyakit pes, yang dijuluki sebagai patogen paling
mematikan dalam sejarah manusia, menjadi penyebab pandemi Black Death atau Maut Hitam di seluruh Eropa.
Mereka memperkirakan bakteri tersebut tiba di benua Eropa pada Abad
ke-14 dan menewaskan lebih dari 50 juta jiwa. Dengan menggunakan analisis genetik dari sejumlah jasad korban pandemi, tim peneliti memperoleh bukti bahwa bakteri tersebut menyebar dari Eropa ke Asia dan menyebabkan wabah besar ke tiga, setelah Abad ke-14 dan 17,
pada awal tahun 1900-an.
Bubonic plague atau pes melanda Eropa selama abad pertengahan.
Pandemi tersebut menyebabkan jutaan orang meninggal dalam dua wabah besar, yakni Black Death yang memusnahkan satu per tiga populasi Eropa pada Abad ke-14, dan Great Plague pada Abad ke-17 dan 18.
Dalam artikel ilmiah baru-baru ini, peneliti menghubungkan garis keturunan tunggal bakteri Y. pestis untuk dua wabah besar untuk pertama kalinya. Tak hanya itu, mereka juga menghubungkannya dengan wabah di China dan India pada awal tahun 1900-an.
Dikutip dari Daily Mail, jasad korban pandemi yang mereka teliti berasal
dari 3 situs bersejarah wabah tersebut, yakni 2 kuburan massal di Spanyol dan Jerman, serta sebuah makam di Jerman.
Para peneliti juga mengekstraksi DNA yang terdapat di gigi dari 178 jasad dan menemukan bukti bahwa 32 jasad terinfeksi Y. pestis.
Temuan tersebut menambah bobot penelitian yang dipublikasi pada awal tahun ini, di mana dilaporkan bahwa bakteri yang sama bertanggung jawab atas kematian sebagian besar penduduk di Eropa saat pandemi Black Death berlangsung.
Para ilmuwan melaporkan bahwa Y. pestis mungkin telah 'hidup' pada hewan pengerat di Eropa sejak Abad ke-14.
narasumber :
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
1. Justinian
pada abad ke 6 wabah misterius memakan korban hingga puluhan juta manusia hanya dalam waktu yang singkat. pada awalnya, wabah ini terjadi di sekitar china dan pantai timur laut india, lalu menyebar ke afrika hingga eropa. Penyebabnya adalah bakteri Yersinia Pestis, yang dibawa dari kapalkapal pedangang bakteri ini sendri menyebar melalui tikus liar. penderita wabah justinian biasanya mengalami delusi, demam,
bengakak pada bagian ketiak, belakang telinga dan paha.
selain itu jika kondisinya memburuk, penderita akan mengalami koma yang
berujung pada kematian. dan pada saat itu, karena minimnya ilmu pengobatan, banyak rakyat romawi yang menganggap penyakit tersebut adalah bentuk hukuman dari tuhan kepada kaisar yang menjabat, sehingga wabah penyakit ini dinamakan wabah justinian.
kaisar romawi saat itu, Justinian 1, juga menderita penyakit ini dan menjadi salah satu orang yang selamat. wabah justinian membunuh 25-50 juta penduduk tanpa henti selama 50 tahun. saat hal ini terjadi banyak kerajaan-kerajaan hancur karena rakyatnya meninggal dunia.
2. Flue Spanyol
tepat satu abad silam, Flu Spanyol mengguncang dunia. Tidak ada negara yang luput dari serangannya. Pandemi influenza itu membunuh jutaan orang. Flu Spanyol membunuh sekitar dua sampai 20 persen
penderita yang terinfeksi.
Persentase tersebut jauh lebih besar dibandingkan influenza biasa yang hanya mampu membunuh 0,1 persen dari total penderita.
Dahsyatnya serangan wabah ini membuat virologis Amerika Serikat
Jeffery Taubenberger menyebut Flu Spanyol sebagai "The Mother of All Pandemics."
Wabah flu di Spanyol diklaim memakan korban hingga 100 juta jiwa. Di Inggris, wabah flu menyebabkan 200.000 orang meninggal, sedangkan sekitar 550.000 orang jatuh sakit.
3. Black Death
Maut membayangi Eropa pada Abad Pertengahan. Suasana suram, kematian demi kematian terjadi, jasad-jasad manusia bergelimpangan di jalanan. Kala itu, akhir Abad ke-14 (1347 – 1351), Maut Hitam (Black Death) membunuh sepertiga hingga dua pertiga populasi Benua Biru.
Tak sampai di situ. Pada saat yang bersamaan, terjadi pula epidemi pada sebagian besar Asia dan Timur Tengah. Maut Hitam itu juga telah merenggut 75 juta sampai 200 juta nyawa manusia.
Kini, sebuah golongan bakteri yang bertanggung jawab memicu wabah tersebut sudah ditemukan. Ilmuwan meyakini bahwa Yersinia pestis,
penyebab penyakit pes, yang dijuluki sebagai patogen paling
mematikan dalam sejarah manusia, menjadi penyebab pandemi Black Death atau Maut Hitam di seluruh Eropa.
Mereka memperkirakan bakteri tersebut tiba di benua Eropa pada Abad
ke-14 dan menewaskan lebih dari 50 juta jiwa. Dengan menggunakan analisis genetik dari sejumlah jasad korban pandemi, tim peneliti memperoleh bukti bahwa bakteri tersebut menyebar dari Eropa ke Asia dan menyebabkan wabah besar ke tiga, setelah Abad ke-14 dan 17,
pada awal tahun 1900-an.
Bubonic plague atau pes melanda Eropa selama abad pertengahan.
Pandemi tersebut menyebabkan jutaan orang meninggal dalam dua wabah besar, yakni Black Death yang memusnahkan satu per tiga populasi Eropa pada Abad ke-14, dan Great Plague pada Abad ke-17 dan 18.
Dalam artikel ilmiah baru-baru ini, peneliti menghubungkan garis keturunan tunggal bakteri Y. pestis untuk dua wabah besar untuk pertama kalinya. Tak hanya itu, mereka juga menghubungkannya dengan wabah di China dan India pada awal tahun 1900-an.
Dikutip dari Daily Mail, jasad korban pandemi yang mereka teliti berasal
dari 3 situs bersejarah wabah tersebut, yakni 2 kuburan massal di Spanyol dan Jerman, serta sebuah makam di Jerman.
Para peneliti juga mengekstraksi DNA yang terdapat di gigi dari 178 jasad dan menemukan bukti bahwa 32 jasad terinfeksi Y. pestis.
Temuan tersebut menambah bobot penelitian yang dipublikasi pada awal tahun ini, di mana dilaporkan bahwa bakteri yang sama bertanggung jawab atas kematian sebagian besar penduduk di Eropa saat pandemi Black Death berlangsung.
Para ilmuwan melaporkan bahwa Y. pestis mungkin telah 'hidup' pada hewan pengerat di Eropa sejak Abad ke-14.
narasumber :
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
Комментарии