filmov
tv
[PART 1] Pantangan-pantangan Malam 1 Suro di Keraton Solo, Bahaya jika Dilanggar
Показать описание
TRIBUN-VIDEO.COM - Malam satu Suro dipenuhi dengan berbagai mitos yang muncul di tengah masyarakat.
Hal ini karena malam satu Suro menjadi waktu sakral bagi masyarakat Jawa termasuk di Solo, Jawa Tengah.
Malam sakral ini kemudian digunakan oleh Keraton Solo untuk melakukan kirab pusaka.
Setiap malam satu Suro, Keraton Solo selalu mengarak pusaka-pusaka pilihan.
Ritual adat rutin ini dilakukan dan banyak dinanti oleh warga.
Pusaka yang dikirab juga bukanlah pusaka sembarangan, melainkan pusaka-pusaka pilihan Raja dan selalu berbeda setiap tahunnya.
Sebelum melakukan kirab pusaka, diadakan sejumlah ritual khusus di dalam Keraton Solo.
Ritual khusus ini hanya bisa diikuti oleh keluarga dan kerabat Raja, abdi dalem, sentono dalem serta para tamu undangan.
Tak semua orang bisa masuk ke dalam Keraton Solo dan mengikuti ritual khusus ini.
Selain itu ada beberapa hal yang wajib ditaati oleh mereka yang mengikuti ritual.
Kirab pusaka malam satu Suro Keraton Solo sudah masyhur, bahkan diikuti oleh warga dari berbagai kota.
Beberapa di antaranya yakni diwajibkan menggunakan pakaian kebaya berwarna hitam yang terbuat dari bahan kain atau bukan bludru.
Menggunakan kain atau jarik sebagai bawahan dan disanggul menggunakan sanggul jawa.
Sementara untuk laki-laki, diwajibkan mengenakan beskap berwarna hitam, jarik lengkap dengan blangkon dan keris.
Seluruh peserta ritual juga diwajibkan mengenakan samir atau kalung khusus penanda peserta ritual.
Beberapa pantangan juga harus dilakukan oleh keluarga Raja dan para undangan yang mengikuti ritual adat ini.
Dilarang mengenakan alas kaki saat masuk ke dalam Keraton Solo untuk melakukan ritual jelang Kirab Pusaka.
Selama kirab, seluruh peserta juga dilarang berbicara, makan dan minum saat berjalan sejauh 5-6 km.
Dalam perjalanannya, mereka juga dilarang mengenakan alas kaki.
VP. MUH ROSIKHUDDIN
CAMPERS :
DAMARA SAKTI
EKA PUTRA
RADIFAN SETIAWAN
PURWARIANTORO
MUH ROSIKHUDDIN
VO : RATU SEJATI
Hal ini karena malam satu Suro menjadi waktu sakral bagi masyarakat Jawa termasuk di Solo, Jawa Tengah.
Malam sakral ini kemudian digunakan oleh Keraton Solo untuk melakukan kirab pusaka.
Setiap malam satu Suro, Keraton Solo selalu mengarak pusaka-pusaka pilihan.
Ritual adat rutin ini dilakukan dan banyak dinanti oleh warga.
Pusaka yang dikirab juga bukanlah pusaka sembarangan, melainkan pusaka-pusaka pilihan Raja dan selalu berbeda setiap tahunnya.
Sebelum melakukan kirab pusaka, diadakan sejumlah ritual khusus di dalam Keraton Solo.
Ritual khusus ini hanya bisa diikuti oleh keluarga dan kerabat Raja, abdi dalem, sentono dalem serta para tamu undangan.
Tak semua orang bisa masuk ke dalam Keraton Solo dan mengikuti ritual khusus ini.
Selain itu ada beberapa hal yang wajib ditaati oleh mereka yang mengikuti ritual.
Kirab pusaka malam satu Suro Keraton Solo sudah masyhur, bahkan diikuti oleh warga dari berbagai kota.
Beberapa di antaranya yakni diwajibkan menggunakan pakaian kebaya berwarna hitam yang terbuat dari bahan kain atau bukan bludru.
Menggunakan kain atau jarik sebagai bawahan dan disanggul menggunakan sanggul jawa.
Sementara untuk laki-laki, diwajibkan mengenakan beskap berwarna hitam, jarik lengkap dengan blangkon dan keris.
Seluruh peserta ritual juga diwajibkan mengenakan samir atau kalung khusus penanda peserta ritual.
Beberapa pantangan juga harus dilakukan oleh keluarga Raja dan para undangan yang mengikuti ritual adat ini.
Dilarang mengenakan alas kaki saat masuk ke dalam Keraton Solo untuk melakukan ritual jelang Kirab Pusaka.
Selama kirab, seluruh peserta juga dilarang berbicara, makan dan minum saat berjalan sejauh 5-6 km.
Dalam perjalanannya, mereka juga dilarang mengenakan alas kaki.
VP. MUH ROSIKHUDDIN
CAMPERS :
DAMARA SAKTI
EKA PUTRA
RADIFAN SETIAWAN
PURWARIANTORO
MUH ROSIKHUDDIN
VO : RATU SEJATI