BARU KENAL 3 JAM LANGSUNG NGAJAK NIKAH (part 1)

preview_player
Показать описание
Kali ini Minda #NgobrolSantai dengan NATTA REZA dan WARDAH MAULINA. Pasangan yang VIRAL karena memutuskan menikah dalam waktu 3 jam saja! Bagaimana ceritanya? Selamat menyaksikan
.
NATTA REZA: WANITA SELALU BENAR (part 2)

INSTAGRAM NATTA REZA :

INSTAGRAM WARDAH MAULINA :
Рекомендации по теме
Комментарии
Автор

semu fokus pada natta dan wardah, tp saya malah fokus sama abinya wardah yang luar biasa hebat! brani mengambil keputusan yang bijak.. seorang ayah yang merawat anak gadisnya sejak kecil dan tiba2 diminta oleh seorang lelaki yang bahkan ga tau siapa dan ga jelas kerjanya.. karena rasa percayanya pada janji Allah.

bobbysetyoputro
Автор

Terharu banget istrinya tidak matre aayahnya juga sama .dan ayahnya bilang yang penting dianya jaga sholat pasti dia akan jaga kamu masyaallah. Semoga jadi inpirasi buat cewe cewe diluar sanah dan buat orang tuanya juga

mapermana
Автор

Qoutes: Perempuan tidak suka digantung, butuh kepastian. Perempuan memilih diperjuangkan bukan berjuang untuk bahagia.

liakurniawati
Автор

Ini yang di katakan nabi "jodohmu mencerminkan dirimu"

sidikrama
Автор

Sebenernya cewek itu bisa menerima kekurangan pasangan nya.. tapi tidak semua calon mertua bisa menerima kekurangan calon menantu nya

ditaapprr
Автор

Sungguh mertua yang luar biasa, mendidik anak perempuannya puluhan tahun dan tidak salah menyerahkan putrinya ke pemuda sholeh

efrivernando
Автор

Such a beautiful love story. Even Prophet Muhammad saw also said that “Jika kamu ingin menikahi seorang wanita maka lihatlah keatas 4 perkara yakni Agamanya, kecantikan, kekayaan & keturunannya, ttp klau kamu menikahi seorang wanita itu kerana Agamanya maka kamu akan dapat kesemuanya (cantik, kekayaan & keturunan)

dapuremak
Автор

20 tahun yang lalu saya jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang akhwat jelita yang baru lulus SMA, cantik, berhijab syar'i, pintar, mandiri dan aktif di kegiatan sosial, dan yang paling penting sangat menjaga pergaulannya. Bagiku begitu sempurna.

Tapi saya adalah lelaki waras yang tahu diri, masih kuliah dan kerja seadanya. Maka harapan itu hanya saya simpan di dasar hati, dan justru saya menghindarinya, tak sanggup bila harus menatapnya, walau hati sangat ingin menafkahinya.. :D

Beberapa kali kita pernah dalam kegiatan yang sama, tapi tak ada tegur sapa apalagi saling bicara. Saya pikir sekalian saja tak perlu mengenalnya. Mungkin setelah sekian waktu perasaan ini akan berubah, dan lama-lama hilang.

Bagi saya jatuh hati pada lawan jenis itu biasa tapi pilihannya hanya dua, HALALKAN atau LUPAKAN. Sebagai lelaki normal waktu sekolah dulu saya juga pernah tertarik pada teman atau adik kelas perempuan, ya berteman biasa saja.

Tapi dengan akhwat yang satu ini saya merasa gak bisa sekedar berteman, padahal dengan teman-teman akhwat yang seangkatan dengannya saya biasa saja berkomunikasi dengan mereka.

Anehnya, meskipun saya coba menghindar, kabar dan cerita tentang akhwat itu selalu saja silih berganti menghampiriku, tanpa diminta. Saat saya bicara dengan temannya ada saja yang mereka ceritakan tentang gadis itu yang membuatku makin jatuh hati padanya.

Pernah suatu ketika saya beristirahat bersandar di tiang Masjid, ada sekelompok teman lelaki berkumpul di sana ternyata mereka sedang membicarakan si gadis cantik yang susah ditaklukkan hatinya oleh para lelaki. Argh.., pesonanya telah merasuk terlalu dalam di hatiku.

Hingga 3 tahun berlalu, saya tahu banyak sekali lelaki yang juga mengharapkan akhwat tersebut, mulai dari teman kuliah, ustadz muda, manajer BUMN, pegawai pemerintah dan lainnya, dan saya tahu mereka adalah orang baik, kalau dibuat daftar peringkat mungkin saya akan berada dalam urutan paling bawah.

Tapi saat itu belum satupun yang ditanggapi oleh akhwat tersebut, sekedar taarufpun dia tak mau, dengan alasan masih mau fokus belajar memperbaiki diri dan menyelesaikan kuliah.

Waktu itu saya anggap ini ujian dari Allah, seberapa besar saya ikhlas dalam beramal. Justru dalam sholat, saya sering menitikan air mata, mengapa begitu rapuhnya hati ini atas sebuah ujian yang bernama "wanita".

Di organisasi dan di lapangan mungkin saya terlihat gagah dan kuat, tapi ternyata hati ini begitu lemah untuk menghilangkan bayang-bayangnya. Saya telah gagal mengabaikannya, justru semakin lama semakin terbayang sepertinya dia adalah wanita yang tepat untuk menjadi ibu bagi anak-anak saya.

Hingga suatu malam, selepas sholat tiba-tiba di hati ini seperti ada yang membisikkan, "Hei, jangan-jangan akhwat itu memang jodoh kamu, dan kamu tak akan pernah tahu kalau kamu tak pernah bertanya padanya. Memang kamu masih kuliah, kerja seadanya, tapi apakah kamu meragukan janji Allah. Justru ini menguji ketulusanmu apakah kamu ingin menikah karena Allah atau karena yang lain."

Maka keesokan paginya saya bertekad bulat menghubungi teman si akhwat ini untuk menyampaikan maksud hati mengajaknya taaruf, dan ini adalah pertama kalinya dalam hidup saya "menembak" wanita. Tapi ternyata akhwat itu minta waktu 3 hari untuk menjawabnya.

Ya sudahlah, saya benar2 dalam kondisi pasrah pada Allah, karena memang tak ada yang dapat saya banggakan, bahkan tabungan saya pun sebenarnya tak kan cukup untuk walimah yang layak.

Saya sudah berfikir dia akan menolak saya, setidaknya itu akan membuat jauh lebih mudah bagi saya untuk membuang harapan itu selamanya, toh saya belum pernah berinteraksi langsung dengannya, bahkan mendengar suaranya langsung dari jarak dekat pun saya belum pernah.

Setelah 3 hari, di luar dugaan, bukannya dia menjawab ajakan taaruf saya, tapi akhwat itu justru meminta saya melamar ke bapaknya jika memang serius. Ternyata dalam 3 hari itu dia minta ijin kepada Ayah-Ibu-nya untuk menikah.

Tapi akhinya kami tetap melakukan taaruf sekaligus nadzor di rumah guru ngajinya, dan itu adalah pertemuan pertama dan satu-satunya yang kami lakukan sebelum menikah, setelah itu saya langsung melamar ke orang tuanya.

Alhammdulillah akhirnya kami menikah dengan acara walimah yang sederhana namun cukup meriah, bagi kami itu begitu indah. Setelah menikah itulah sebenarnya kami mulai melakukan taaruf yang sesungguhnya, kita menyebutnya taaruf dan pacaran seumur hidup.

Hari itu kami bersanding di pelaminan, akhwat sholihah yang pertama kali saya lihat 3 tahun lalu itu kini sah menjadi istriku. Sambil melingkarkan tangan di lengan dan menyandarkan kepalanya di pundak dia berkata lirih, "kenapa Mas baru datang sekarang, padahal aku sudah menunggumu sejak pertama kita bertemu."

Sejak itu kami jadi bucin tak terpisahkan, tiap hari kencan, ngobrol di warung kopi sampai warungnya tutup, kemana-mana selalu bergandengan tangan. Sampai dilihatin orang pas naik bus atau sedang di mall, ada yang nanya "baru jadian ya mas?", kita hanya jawab dengan senyuman.

Ada yang mengira kami mahasiswa yang sedang pacaran, memang benar sih, lebih tepatnya, kami adalah mahasiswa yang sudah menikah dan menjadi pacar yang halal.

Kini selain kuliah, saya harus bekerja lebih keras untuk masa depan kami berdua. Tapi baru saja sampai kantor, pacar halalku itu sudah mengirimkan SMS, "Mas aku kangen...". Ya salam, rasanya pingin langsung pulang balik lagi ke rumah.

"Ya Allah tolonglah hambamu ini, bagaimana aku bisa konsentrasi bekerja, jika hatiku selalu merindukan kamu, " sesaat kemudian istriku membalas "biarin aja, ini hukuman buat Mas, karena dulu nyuekin aku, coba kalau 3 tahun lalu langsung melamarku, gak akan kena hukuman gini.. hehehe"

"Baiklah, kuterima hukuman ini dengan ikhlas :), biarlah hatiku terbelenggu rindu dan tersandera cinta padamu... selamannya."

Akhirnya saya tahu, saat dulu saya jatuh hati pada pandangan pertama, ternyata istri saya ini juga punya simpati yang sama, dan saat itulah kami sama-sama saling mencari tahu nama. Tapi rasa itu kita anggap tak ada dan tak pernah terkata, tak juga bertegur sapa, tak pernah bicara meski sering jumpa, tak ada cerita antara kita, hingga rasa itu bermetamorfosa terselip dalam doa.

Ternyata banyak momen-momen yang membuat rasa simpati itu makin tumbuh, misalnya ketika dulu saya harus menghadapi preman dalam sebuah kegiatan, diam-diam dia memperhatikan apa yang saya lakukan, begitupun sebaliknya.

Jadi sejak pandangan pertama itu, sebenarnya kami saling memperhatikan, tapi kami juga saling menyimpannya rapat-rapat. Bahkan teman saya yang satu kamar kos dan satu organisasi pun tak menyadarinya.

Kini kami telah menyatu, merangkai masa lalu ketika saling membisu, saat hati beradu rindu walau tak saling tahu, ketika cinta tak terkata meski hati telah merasa, hanya saling mendoa semoga kita bisa bersama hingga ke JannahNya.

Ternyata Allah memang punya rencana indah, agar kami terlebih dahulu belajar tentang hidup dengan lebih matang, agar mampu menyandarkan hati padaNya sebelum mengikatkan hati membangun rumah tangga.

Allah memang maha mengatur segalanya, termasuk hari ketika saya memutuskan untuk mengutarakan niat meminang calon istri saya, itu seperti keputusan tiba-tiba yang bahkan saya sendiri heran, kenapa saya bisa senekat itu, hampir tanpa persiapan.

Padahal saya mahasiswa ilmu komputer, sambil kerja jadi programmer, saya berprinsip setiap keputusan penting dalam hidup harus melalui perhitungan yang matang, tapi kali ini sepertinya saya hanya mengandalkan naluri dan keyakinan saja.

Tapi ternyata itu memang waktu di mana saya harus melakukannya, karena setelah menikah saya baru tahu, seandinya hari itu saya tidak meminangnya, maka 3 hari berikutnya dia harus melakukan proses taaruf dengan seorang ikhwan yang sudah dipersiapkan oleh guru ngajinya, dan bisa saja berlanjut menikah dengannya.

Karena beberapa hari sebelum saya mengajaknya taaruf, sang guru ngaji sudah menyodorkan seorang ikhwan yang kali ini tak ada alasan baginya untuk menolaknya, tapi entah pikiran dari mana, dia meminta waktu 2 pekan untuk istikhoroh. Sang guru ngaji sempat heran, karena biasanya seseorang akan melakukan istikhoroh setelah taaruf.

Dan di hari-hari terakhir ketika waktu itu akan habis, tiba-tiba tak ada angin tak ada hujan, temannya memberi tahu bahwa saya juga mengajaknya taaruf, mungkin itu jawaban dari istikhorahnya.

Maka di sisa 3 hari itu dia langsung menghubungi ayahnya untuk meminta ijin menikah dengan saya, dan entah bagaimana ceritanya beliau langsung yakin dan mengijinkan anaknya untuk menikah dengan saya.

Jadi di hari ke-3 itu sebenarnya dia mengabarkan kepada guru ngajinya bahwa dia tidak bisa menerima ajakan taaruf ikhwan itu sekaligus menyampaikan bahwa dia akan taaruf dengan saya.

Don't get me wrong, ikhwan yang mengajaknya taaruf adalah lelaki sholeh yang baik, dan sang guru ngaji itu saya yakin beliau sangat tulus ingin membantu binaannya mendapatkan seorang suami yang terbaik, saya sangat mengerti dan saya sangat respect kepada mereka.

Seandainya saya tahu bahwa Ikhwan itu sudah meminta (meski belum dijawab) untuk taaruf, mungkin saya akan berfikir dua kali untuk melakukannya, karena penilaian objective saya sebenarnya dia lebih siap, termasuk masalah maisyah dan nafkah.

Tapi itulah, Jalan cinta memang rahasia....

Jodoh adalah takdir Allah, Ikhtiar dan doa adalah kewajiban manusia, tapi jodoh itu rahasia Allah. Entah sekarang, lusa, atau nanti Allah pertemukan jodoh kita, hanya Allah yang tahu, karena itu sepenuhnya hak mutlak Allah.

Kini kami telah memiliki beberapa anak, semua yang lelaki saya beri nama Ibrahim, sebagai doa semoga menjadi lelaki tangguh seperti Nabi Ibrahim yang rela berkorban demi cintanya yang hakiki, yang perempuan kami titipkan doa dalam namanya agar menjadi wanita yang "menjaga kehormatan dan selalu bersyukur".

Semoga kita semua istiqomah di jalan Allah..

RinduRembulan
Автор

Jadi Baper.
Kuasa Allah sangatlah indah 😘😘😘😘

firmanofficial
Автор

Saya memposting komentar sebulan yang lalu di sini.
terima kasih yang sudah mendoakan, walaupun hanya lewat komentar di sini.
Alhamdulillah, saya akan mencoba melamar akhir bukan agustus ini, jika tidak ada halangan, akan menikah di bulan september 2019.
calon saya gadis yg usianya sudah usia 30 an, anak terakhir dari 5 bersaudara. Org tuanya seorang petani, pendidikannya hanya tammat SMU. Hanya bekerja dirumah saja.Insha Allah sholehah. Amiin.
ini bisa terjadi krn berkat jasa seseorang, dan iktiat juga temen-temen yang sudah mendiakan saya, Jazakallah Khairan Katzira....
Semoga saya bisa membuat rekamannya di video youtube saya nanti.

Menikah adalah setengah dari kesempurnaan agama.
Sesulit apa pun kondisi yang kita hadapai, Insha Allah jika terus ikhtiar pasti ada jalan,
pasrahkan semuanya padaNya

aliandomks
Автор

Andai banyak calon mertua sama sepemikiran seperti orangtuanya kak Wardah.

alanpurnalan
Автор

Istri dg keikhlasan kesederhanaan tinggi. Suami yg memperjuangkan dg semua yg ada. Allahu. Tabarakallah.

indrasyahputra
Автор

Menikah cepat baik, mandiri sebelum menikah lebih baik..

hermansyahsyahbuddin
Автор

Allah Rabbi, Terimakasih
Tontonan yang sangat inspiratif 🙏

serigalapenyendiri
Автор

Wanita yg punya pemikiran bagus banget... Harta berlimpah bisa habis tapi klo kemauan selalu ada maka tdk akan habis Rezeki nya

darmakonsultanit
Автор

Salut dengan orang tua wardah. Dapat menerima pria yang belum mapan dalam segi ekonomi. Mirip sekali dengan kisah pernikahan ku dengan istri pada 2015 lalu.
Kebetulan juga aku seorang anak keturunan dari Bangka Belitung dan istri serta mertua ku orang asli Bandung.
Alhamdulillah, sekarang aku bersama istri sudah dikarunia dua anak yang menambah kebahagiaan kami.
Semoga keluarga kita semua selalu dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.🤲

zakkyadnan_jurnalis
Автор

Subhanallah, ini baru namanya benar2 Syariat Islam.
Di akhir zaman ini banyak yg Berkedok Syariat Islam tp Buta dan Haus akan Duniawi.
Semoga kalian di selalu di Berkahi dan di Lindungi oleh Allah dari godaan Duniawi. Amiin

tuan_d
Автор

Panjang umur Abi, masyaallah calon mertua idaman
Semoga di berikan kesehatan dan umur yang panjang Abi, sungguh kuasa Allah yang paling besar😭😭

cacaandika
Автор

“Wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji pula. Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula.” (QS. An Nur: 26)


Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kalian. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya.” (QS. An Nur: 32)


“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. Tirmidzi)


“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih karena agamanya (ke-Islamannya), sebab kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari-Muslim)

Excel-wesc
Автор

Kuasa Allah sangatlah indah,
Semoga segera d pertemukan juga agar dapat menyempurnakan ibadah

wandiwahyudi