filmov
tv
ASAL USUL PATAHNYA GADING GANESHA BERKAITAN ERAT DENGAN SAD RIPU
Показать описание
Video kali ini menceritakan Asal Usul Patahnya Gading Ganesha Berkaitan Erat Dengan Sad Ripu.
Cerita Taring Ganesha Patah
Pada suatu hari raksasa bernama Nilarudraka bertapa memuja Siwa dan bertujuan memohon kesaktian.
Begitu khusuknya Sang Raksasa bertapa,para Dewa menjadi ketakutan,
maka dikirimlah bidadari untuk menggoda Sang Raksasa,
dan berbagai godaanpun dilakukan untuk membatalkan tapa Sang Raksasa,
tapi hal itu tak mematahkan semangat raksasa Nilarudraka,sehingga berkat kekusukan bertapa akhirnya dia mendapat anugerah seperti yang diharapkan.
Setelah mendapat anugerah kesaktian,
raksasa Nilarudraka menjadi sombong dan menghancurkan segala sesuatu yang dianggap sebagai musuh.
Banyak korban telah mati di tangannya,kekuasaan kaum raksasa semakin meluas dan seluruh kerajaan tunduk terhadap Nilarudraka.
Kesombongan kemarahan dan gila kekuasaan semakin merajalela,
Nilarudraka belum merasa puas dengan apa yang didapatkannya,
akhirnya Nilarudraka mengumpulkan seluruh raksasa untuk menyerang sorga dan berkeinginan menguasai sorga tempat para Dewa.
Mendengar sorga yang akan diserang oleh Raksasa, yang dipimpin oleh Nilarudraka,Dewa Indra sebagai Dewa tertinggi mengumpulkan kekuatan untuk menyelamatkan sorga.
Nah,tibalah waktunya Raksasa Nilarudraka menyerang sorga dan bertempur dengan para Dewa.
Pertarungan sangat hebat,dunia bergetar,sehingga menghancurkan alam semesta.
Kekuatan Raksasa terus mendesak sorga,sehingga Dewa Indra menjadi terpojok kemudian beliau bersama para Dewa lainnya,pergi meninggalkan sorga untuk bertemu dengan Dewa Siwa kepuncak Gunung Khailasa.
Mendengar penjelasan Dewa Indra tentang keadaan sorga yang diserang raksasa Nilarudraka,
maka Dewa Siwa akan membantu para Dewa,sebab yang dapat mengalahkan Raksasa Nilarudraka adalah putra dari Dewa Siwa,dengan kekuatan jnananya,manusia berkepala gajah yang memiliki kekuatan yang sangat hebat.
Kehadiran Ganesha membuat para Dewa menjadi tenang.
Pada suatu Ketika Dewa Siwa sedang bermeditasi di puncak gunung Khailas,kemudian beliau didatangi Parasurama.
Kedatangan Parasurama bertemu dengan Dewa Siwa dihalangi oleh Ganesha,karena Dewa Siwa sedang bermeditasi,sehingga beliau tidak bisa diganggu.
Maka terjadilah perdebatan dan berakhir dengan peperangan antara Ganesha dan Parasurama.
Dalam peperangan tersebut kapak Parasurama melesat membentur taring Ganesha,sehingga taring Ganesha menjadi patah,
melihat kejadian itu,Dewi Parwati sangat marah dan hampir mengutuk Parasurama,
namun para Dewa membujuk Dewi Parwati dengan mengatakan patahan taring Ganesha tersebut,kelak akan dipuja oleh para Dewa dan taring yang patah tersebut dapat mengalahkan raksasa Nilarudraka.
Berdasarkan mitologi di atas patahnya taring Ganesha dan kalahnya raksasa Nilarudraka merupakan simbol filosofi upacara Potong gigi.
Dimana patahnya taring Ganesha pada waktu remaja, merupakan symbol kedewasaan atau simbol perubahan status dari masa kanak – kanak menjadi remaja yang disebut dengan masa akil balik.
Sedangkan patahan taring Ganesha mengalahkan raksasa, merupakan simbol perubahan pola pikir remaja dari tidak tahu apa – apa di masa kanak – kanak menuju pendewasaan diri dengan mengendalikan atau mengalahkan sifat – sifat raksasa dalam diri manusia atau sering disebut dengan Sad Ripu.
Dengan cara selalu menerapkan ajaran Tri Kaya Parisudha,yaitu mampu mengendalikan pikiran kearah positif,berbuat sesuai dengan ajaran agama dan berkata yang benar sesuai dengan etika yang berlaku yang dimulai sejak remaja untuk menghadapi kehidupan masa depan.
Sebab pada masa remaja yang sedang mencari jati diri,tentunya memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Oleh karena itu masa pencarian jati diri ini dimulai sejak dilaksanakannya upacara potong gigi,dengan upacara potong gigi ini remaja menjadi tahu bahwa dirinya bukan lagi anak – anak,melainkan menjadi orang yang tumbuh Dewasa,bahkan disaksikan oleh Tri Upasaksi yaitu Dewa Saksi,manusia saksi,dan Bhuta saksi sehingga secara psikologis remaja tersebut dengan sendirinya mengetahui bahwa dirinya telah tumbuh dewasa yang tahu mana yang baik dan mana yang buruk.
#gadingganeshapatahsebelah
#ganeshavsparasurama
#parasuramavsganeshabahasaindonesia
Cerita Taring Ganesha Patah
Pada suatu hari raksasa bernama Nilarudraka bertapa memuja Siwa dan bertujuan memohon kesaktian.
Begitu khusuknya Sang Raksasa bertapa,para Dewa menjadi ketakutan,
maka dikirimlah bidadari untuk menggoda Sang Raksasa,
dan berbagai godaanpun dilakukan untuk membatalkan tapa Sang Raksasa,
tapi hal itu tak mematahkan semangat raksasa Nilarudraka,sehingga berkat kekusukan bertapa akhirnya dia mendapat anugerah seperti yang diharapkan.
Setelah mendapat anugerah kesaktian,
raksasa Nilarudraka menjadi sombong dan menghancurkan segala sesuatu yang dianggap sebagai musuh.
Banyak korban telah mati di tangannya,kekuasaan kaum raksasa semakin meluas dan seluruh kerajaan tunduk terhadap Nilarudraka.
Kesombongan kemarahan dan gila kekuasaan semakin merajalela,
Nilarudraka belum merasa puas dengan apa yang didapatkannya,
akhirnya Nilarudraka mengumpulkan seluruh raksasa untuk menyerang sorga dan berkeinginan menguasai sorga tempat para Dewa.
Mendengar sorga yang akan diserang oleh Raksasa, yang dipimpin oleh Nilarudraka,Dewa Indra sebagai Dewa tertinggi mengumpulkan kekuatan untuk menyelamatkan sorga.
Nah,tibalah waktunya Raksasa Nilarudraka menyerang sorga dan bertempur dengan para Dewa.
Pertarungan sangat hebat,dunia bergetar,sehingga menghancurkan alam semesta.
Kekuatan Raksasa terus mendesak sorga,sehingga Dewa Indra menjadi terpojok kemudian beliau bersama para Dewa lainnya,pergi meninggalkan sorga untuk bertemu dengan Dewa Siwa kepuncak Gunung Khailasa.
Mendengar penjelasan Dewa Indra tentang keadaan sorga yang diserang raksasa Nilarudraka,
maka Dewa Siwa akan membantu para Dewa,sebab yang dapat mengalahkan Raksasa Nilarudraka adalah putra dari Dewa Siwa,dengan kekuatan jnananya,manusia berkepala gajah yang memiliki kekuatan yang sangat hebat.
Kehadiran Ganesha membuat para Dewa menjadi tenang.
Pada suatu Ketika Dewa Siwa sedang bermeditasi di puncak gunung Khailas,kemudian beliau didatangi Parasurama.
Kedatangan Parasurama bertemu dengan Dewa Siwa dihalangi oleh Ganesha,karena Dewa Siwa sedang bermeditasi,sehingga beliau tidak bisa diganggu.
Maka terjadilah perdebatan dan berakhir dengan peperangan antara Ganesha dan Parasurama.
Dalam peperangan tersebut kapak Parasurama melesat membentur taring Ganesha,sehingga taring Ganesha menjadi patah,
melihat kejadian itu,Dewi Parwati sangat marah dan hampir mengutuk Parasurama,
namun para Dewa membujuk Dewi Parwati dengan mengatakan patahan taring Ganesha tersebut,kelak akan dipuja oleh para Dewa dan taring yang patah tersebut dapat mengalahkan raksasa Nilarudraka.
Berdasarkan mitologi di atas patahnya taring Ganesha dan kalahnya raksasa Nilarudraka merupakan simbol filosofi upacara Potong gigi.
Dimana patahnya taring Ganesha pada waktu remaja, merupakan symbol kedewasaan atau simbol perubahan status dari masa kanak – kanak menjadi remaja yang disebut dengan masa akil balik.
Sedangkan patahan taring Ganesha mengalahkan raksasa, merupakan simbol perubahan pola pikir remaja dari tidak tahu apa – apa di masa kanak – kanak menuju pendewasaan diri dengan mengendalikan atau mengalahkan sifat – sifat raksasa dalam diri manusia atau sering disebut dengan Sad Ripu.
Dengan cara selalu menerapkan ajaran Tri Kaya Parisudha,yaitu mampu mengendalikan pikiran kearah positif,berbuat sesuai dengan ajaran agama dan berkata yang benar sesuai dengan etika yang berlaku yang dimulai sejak remaja untuk menghadapi kehidupan masa depan.
Sebab pada masa remaja yang sedang mencari jati diri,tentunya memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Oleh karena itu masa pencarian jati diri ini dimulai sejak dilaksanakannya upacara potong gigi,dengan upacara potong gigi ini remaja menjadi tahu bahwa dirinya bukan lagi anak – anak,melainkan menjadi orang yang tumbuh Dewasa,bahkan disaksikan oleh Tri Upasaksi yaitu Dewa Saksi,manusia saksi,dan Bhuta saksi sehingga secara psikologis remaja tersebut dengan sendirinya mengetahui bahwa dirinya telah tumbuh dewasa yang tahu mana yang baik dan mana yang buruk.
#gadingganeshapatahsebelah
#ganeshavsparasurama
#parasuramavsganeshabahasaindonesia