JEJAK MISTERI || DANAU CIHARUS, di huni oleh jin sang penguasa danau !!

preview_player
Показать описание
Bagi yang pernah menonton film 5 Cm yang dibintang Pevita Pierce dkk atau bagi para pendaki gunung, nama Ranukumbolo pasti sudah tidak asing lagi. Danau tempat “Bang Zafran” menyeburkan diri usai menjumpai puncak Mahameru ini memang sangat memesona. Airnya yang sejuk, pemandangan yang indah, hijaunya rindang pepohonan yang mengelilinginya, anggunnya cahaya matahari pagi yang perlahan mengintip dicelah perbukitan, sampai letaknya yang berada di pegunungan Bromo-Tengger-Semeru memang membuat danau atau dalam bahasa suku Tengger disebut ‘ranu’ ini selalu menggoda wisatawan untuk menyambanginya.

Namun bukan Indonesia namanya jika hanya memiliki satu danau yang cantik. Di Jawa Barat, tepatnya di wilayah Kabupaten Bandung bagian selatan, terdapat danau yang mirip dengan Ranukumbolo. Letaknya yang berada tak terlalu jauh dari punak Gunung Rakutak (1921 Mdpl), memberi sensasi danau pegunungan yang tak kalah manisnya dengan danau di Jawa Timur itu. Sama seperti Ranukumbolo, danau bernama Ciharus ini sering dijadikan destinasi terkahir para pendaki Rakutak.

Situ Ciharus ini berada di desa Kukuh, kecamatan Ibun, kabupaten Bandung dan masuk ke dalam kawasan lindung Cagar Alam Kamojang. Seperti yang dikatakan tadi, Ciharus selalu menjadi tujuan terakhir para pendaki sembari mengambil jalan pulang melewati situ tersebut. Jaur pendakian Rakutak dan jalur dari puncak menuju danau yang cukup sulit karena dipenuhi hutan dengan tanah yang gembur dan jalan setapak yang terkadang membingungkan sering mebuat fisik dan pikiran para pengunjung dipaksa bekerja lebih keras. Jarak tempuh pendakian Rakutak mencapai 4 – 6 jam dan dari puncak Rakutak menuju situ juga sama. Ini jelas akan sangat melelahkan jika ditambah dengan rintangan yang dihadapi di perjalanan.

Namun kehadiran danau tersebut seolah menjadi oase ditengah kelelahan tersebut. Udara dingin nan sejuk yang terkadang diselimuti kabut semakin membunuh rasa lelah tadi. Belum lagi pemandangannya yang hijau, asri dan penuh oksigen, mampu membawa ketenangan dalam diri. Saking dinginnya, mulut pun akan seolah berasap bila berbicara.

Saat malah tiba, puncak ketenangan danau tersebut akan terasa. Semua gelap dan dingin, hanya secuil cahaya dari tenda-tenda yang biasanya terlihat. Namun inilah satu kenikmatan saat diri bersatu dengan alam, menyalakan api unggun, berbicang hangat dengan kerabat sembari menikmati hangatnya kuah mie instan atau coklat panas, dan yang pasti diiringi merduanya suara alam yang menenangkan.

Pagi hari akan menjadi sangat dingin, kabut dan embun akan menjadi selimut yang menutupi tenda. Namun saat fajar mulai menyingsing, keluar dari manjanya kehangatan tenda adalah kewajiban. Sebab saat itulah danau ini akan menunjukan keasriannya. Cahaya matahari yang beradu dengan kabut, suara hewan, angin dan air, akan membawa pikiran kita menyatu dengan alam. Beban pikiran yang selama ini menumpuk di hingar bingarnya kota, seolah menjadi air dalam cawan yang ditumpahkan sampai cawwan itu kosong.

Namun sayang, ketenangan disana tak akan terasa disiang hari. Saat matahari mulai sejajar dengan kepala, kawasan danau akan dipenuhi para crooser yang beristirahat usai melakukan olah raga ekstrim tersebut. Kehadiran mereka memang cukup mengurangi ketenangan yang diperoleh saat pagi hari, namun di sisi lain, secara tidak langsung mereka cukup membantu para pengunjung danau. Ini karena jalur yang mereka buat telah menunjukan jalan menuju pintu keluar. Para atlit motor gunung ini sendiri datang dari arah Kamojang, jalur ini juga menjadi salah satu jalur menuju danau selain via Gunung Rakutak. Jaraknya jauh lebih dekat dan bisa dilewati sepeda motor. Namun sensasi seperti tadi rasanya tidak akan sebanding dengan perkalanan lewat jalur Rakutak yang memberi dua keindahan sekaligus, pemandangan puncak Rakutak dan ‘Ranukumbolonya’ Jawa Barat ini tentunya. semoga bermanfaat.

jangan lupa SUBCRIBE ya luurr!!, TERIMA KASIH.
Рекомендации по теме