filmov
tv
Ahlussunnah Waljamaah Menentang Kebid'ahan - 10 Ciri Ahlussunnah Waljamaah #6 - Audio Dakwah
Показать описание
Ahlussunnah Waljamaah Menentang Kebidahan - 10 Ciri Ahlussunnah Waljamaah #6 - Audio Dakwah
Termasuk prinsip aqidah Ahlus Sunnah walJamaah adalah mereka membenci para pengekor hawa nafsu dan ahli bid’ah, yang mengada-adakan sesuatu yang baru dalam agama, tidak simpatik kepada mereka, tidak berteman dengan mereka, tidak sudi mendengarkan ucapan mereka, tidak duduk di dalam majelis mereka, tidak berdiskusi atau tukar pikiran dengan mereka, dan tidak mau dialog dengan mereka.
Ahlus Sunnah menjaga telinga mereka dari ucapan-ucapan bathil ahlul bid’ah yang terkadang terdengar selintas lalu, kemudian membuat was-was dan merusak. Ahlus Sunnah menjelaskan tentang bahaya bid’ah dan hawa nafsu mereka serta memperingatkan ummat agar berhati-hati terhadap mereka, dan agar ummat tidak menimba ilmu dari mereka.
Imam asy-Syathibi (wafat th. 790 H) rahimahullah menjelaskan bahwa dosa ahli bid’ah itu tidaklah satu tingkat, namun tingkatannya berbeda-beda. Perbedaan itu datang melalui sisi yang berbeda-beda pula, sebagaimana berikut:
1. Dari sisi keberadaan pelaku bid’ah itu sendiri, apakah ia sekedar bertaqlid atau seorang yang berijtihad.
2. Dari sisi terjadinya kebid’ahan itu pada hal-hal yang penting, misalnya jiwa, kehormatan, akal, harta dan sejenisnya.
3. Dari sisi apakah pelakunya itu melakukan bid’ah tersebut secara terang-terangan, atau dengan sembunyi-sembunyi.
4. Dari sisi keberadaan pelaku bid’ah itu mendakwahkan bid’ahnya atau tidak.
5. Dari sisi keberadaan pelakunya menyerang Ahlus Sunnah atau tidak.
6. Dari sisi keberadaan bid’ah yang dilakukannya itu haqiqiyyah atau idhafiyyah.
7. Ditinjau dari sisi keberadaan bid’ah itu jelas ataukah masih tersamar.
8. Dari sisi apakah bid’ah itu menyebabkan kekufuran atau tidak.
9. Dari sisi apakah si pelaku terus-menerus melakukan bid’ah tersebut atau tidak. Imam asy-Syathibi rahimahullah menjelaskan bahwa perbedaan tingkat dalam dosa tersebut adalah dilihat dari tingkat kebid’ahan itu sendiri. Beliau rahimahullah juga menjelaskan bahwa di antara tingkat bid’ah itu ada yang haram dan ada yang makruh. Sementara sifat sebagai kesesatan tetap melekat pada setiap bid’ah, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ.
“Setiap bid’ah adalah sesat.”
Tidak diragukan lagi bahwa dosa-dosa perbuatan bid’ah itu terbagi-bagi sesuai dengan tingkatan-tingkatan bid’ah tersebut menjadi tiga bagian: Pertama, yang menyebabkan kekufuran yang nyata.
Kedua, berstatus sebagai salah satu dosa besar.
Ketiga, berstatus sebagai salah satu dosa kecil. Bid’ah yang menjadi dosa kecil memiliki beberapa syarat:
1. Pelaku tidak melakukan bid’ah secara terus-menerus. Karena dengan melakukannya secara terus menerus, maka dosa bid’ah itu berubah menjadi dosa besar.
2. Pelaku tidak mendakwahkan bid’ahnya. Dakwah itu memperbesar dosa bid’ahnya karena semakin banyak orang yang mengamalkannya akibat mengikuti apa yang didakwahkannya tersebut.
3. Pelaku tidak melakukan bid’ah tersebut di tengah orang banyak, juga tidak di tempat-tempat di mana biasa dilakukan ibadah Sunnah.
4. Tidak menganggap kecil dan tidak meremehkan bid’ah ter-sebut. Karena yang demikian berarti menganggap remeh dosa bid’ah tersebut. Sementara meremehkan dosa lebih besar dosanya dari dosa itu sendiri.
#ahlussunnah #ahlussunnahwaljamaah #yufidtv
*
MASIH CARI ARTIKEL ISLAM DI GOOGLE?
*
*
YUK, FOLLOW SOSIAL MEDIA YUFID.TV LAINNYA UNTUK MENDAPATKAN UPDATE VIDEO TERBARU!
AUDIO KAJIAN
*
YUK, DUKUNG YUFID.TV!
*
DONASI UNTUK VIDEO DAKWAH DAPAT DISALURKAN KE:
BANK SYARIAH INDONESIA
7086882242
a.n. YAYASAN YUFID NETWORK
Kode BSI: 451
NB:
Rekening di atas adalah rekening khusus donasi Yufid Network, jadi Anda tidak perlu konfirmasi setelah mengirimkan donasi. Cukup tuliskan keterangan donasi pada saat Anda transfer.
Termasuk prinsip aqidah Ahlus Sunnah walJamaah adalah mereka membenci para pengekor hawa nafsu dan ahli bid’ah, yang mengada-adakan sesuatu yang baru dalam agama, tidak simpatik kepada mereka, tidak berteman dengan mereka, tidak sudi mendengarkan ucapan mereka, tidak duduk di dalam majelis mereka, tidak berdiskusi atau tukar pikiran dengan mereka, dan tidak mau dialog dengan mereka.
Ahlus Sunnah menjaga telinga mereka dari ucapan-ucapan bathil ahlul bid’ah yang terkadang terdengar selintas lalu, kemudian membuat was-was dan merusak. Ahlus Sunnah menjelaskan tentang bahaya bid’ah dan hawa nafsu mereka serta memperingatkan ummat agar berhati-hati terhadap mereka, dan agar ummat tidak menimba ilmu dari mereka.
Imam asy-Syathibi (wafat th. 790 H) rahimahullah menjelaskan bahwa dosa ahli bid’ah itu tidaklah satu tingkat, namun tingkatannya berbeda-beda. Perbedaan itu datang melalui sisi yang berbeda-beda pula, sebagaimana berikut:
1. Dari sisi keberadaan pelaku bid’ah itu sendiri, apakah ia sekedar bertaqlid atau seorang yang berijtihad.
2. Dari sisi terjadinya kebid’ahan itu pada hal-hal yang penting, misalnya jiwa, kehormatan, akal, harta dan sejenisnya.
3. Dari sisi apakah pelakunya itu melakukan bid’ah tersebut secara terang-terangan, atau dengan sembunyi-sembunyi.
4. Dari sisi keberadaan pelaku bid’ah itu mendakwahkan bid’ahnya atau tidak.
5. Dari sisi keberadaan pelakunya menyerang Ahlus Sunnah atau tidak.
6. Dari sisi keberadaan bid’ah yang dilakukannya itu haqiqiyyah atau idhafiyyah.
7. Ditinjau dari sisi keberadaan bid’ah itu jelas ataukah masih tersamar.
8. Dari sisi apakah bid’ah itu menyebabkan kekufuran atau tidak.
9. Dari sisi apakah si pelaku terus-menerus melakukan bid’ah tersebut atau tidak. Imam asy-Syathibi rahimahullah menjelaskan bahwa perbedaan tingkat dalam dosa tersebut adalah dilihat dari tingkat kebid’ahan itu sendiri. Beliau rahimahullah juga menjelaskan bahwa di antara tingkat bid’ah itu ada yang haram dan ada yang makruh. Sementara sifat sebagai kesesatan tetap melekat pada setiap bid’ah, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ.
“Setiap bid’ah adalah sesat.”
Tidak diragukan lagi bahwa dosa-dosa perbuatan bid’ah itu terbagi-bagi sesuai dengan tingkatan-tingkatan bid’ah tersebut menjadi tiga bagian: Pertama, yang menyebabkan kekufuran yang nyata.
Kedua, berstatus sebagai salah satu dosa besar.
Ketiga, berstatus sebagai salah satu dosa kecil. Bid’ah yang menjadi dosa kecil memiliki beberapa syarat:
1. Pelaku tidak melakukan bid’ah secara terus-menerus. Karena dengan melakukannya secara terus menerus, maka dosa bid’ah itu berubah menjadi dosa besar.
2. Pelaku tidak mendakwahkan bid’ahnya. Dakwah itu memperbesar dosa bid’ahnya karena semakin banyak orang yang mengamalkannya akibat mengikuti apa yang didakwahkannya tersebut.
3. Pelaku tidak melakukan bid’ah tersebut di tengah orang banyak, juga tidak di tempat-tempat di mana biasa dilakukan ibadah Sunnah.
4. Tidak menganggap kecil dan tidak meremehkan bid’ah ter-sebut. Karena yang demikian berarti menganggap remeh dosa bid’ah tersebut. Sementara meremehkan dosa lebih besar dosanya dari dosa itu sendiri.
#ahlussunnah #ahlussunnahwaljamaah #yufidtv
*
MASIH CARI ARTIKEL ISLAM DI GOOGLE?
*
*
YUK, FOLLOW SOSIAL MEDIA YUFID.TV LAINNYA UNTUK MENDAPATKAN UPDATE VIDEO TERBARU!
AUDIO KAJIAN
*
YUK, DUKUNG YUFID.TV!
*
DONASI UNTUK VIDEO DAKWAH DAPAT DISALURKAN KE:
BANK SYARIAH INDONESIA
7086882242
a.n. YAYASAN YUFID NETWORK
Kode BSI: 451
NB:
Rekening di atas adalah rekening khusus donasi Yufid Network, jadi Anda tidak perlu konfirmasi setelah mengirimkan donasi. Cukup tuliskan keterangan donasi pada saat Anda transfer.
Комментарии