filmov
tv
[FULL] MENAGIH JANJI 'PALSU' JOKOWI, Warga Terdampak Tol Solo-Jogja Bukan Untung Malah Buntung
Показать описание
TRIBUN-VIDEO.COM - Beginilah penampakan rumah bercat hijau yang jadi satu-satunya bangunan yang masih berdiri di tengah proyek Tol Yogya-Solo.
Padahal bangunan di sekitarnya sudah rata dengan tanah.
Bahkan sejumlah pekerja proyek dan juga alat berat melakukan pekerjaan di sekitaran rumah tersebut.
Lokasinya ada di pinggir jalan provinsi Klaten-Boyolali, Desa Kahuman, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Rumah ini milik warga bernama Setyo Subagyo.
Tentu ada alasan mengapa Setyo masih enggan untuk merobohkan rumahnya sendiri.
Setyo berujar bahwa harga tanah yang ditawarkan pemerintah tak sesuai dengan yang diinginkannya.
Menurutnya, harga yang ditawarkan untuk lahan rumahnya lebih rendah ketimbang tetangga di seberang rumahnya.
Ia pun menilai bahwa hal ini menunjukkan sikap pemerintah yang kurang proporsional.
Persoalan warga yang terdampak proyek nasional sebenarnya sudah pernah disinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat debat calon presiden putaran kedua pada Februari 2019 silam.
Pernyataan Jokowi tersebut kemudian menjadi perhatian dari Setyo.
Menurutnya, perhitungan yang digunakan oleh pihak pembangun jalan tol tak bisa diterimanya.
Pasalnya perhitungan tersebut sangat jauh dari perkiraannya serta upayanya dalam membangun rumah yang tepat ada di pinggir jalan provinsi ini.
Tak hanya Setyo, ada juga 13 warga Desa Pepe di Kecamatan Ngawen yang juga masih menolak tawaran pemerintah ini dengan alasan harga yang ditawarkan tidak sesuai.
Mereka masih bertahan di desa tersebut meski seluruh tetangganya sudah memilih pergi.
Desa tersebut pun layaknya desa mati karena banyak rumah yang sudah dirobohkan secara mandiri oleh pemiliknya.
Adalah Hartono yang mengaku ketentuan harga yang diberikan pemerintah hanya berdasarkan sepihak saja tanpa adanya musyawarah.
Ia bersama kakak, adik, dan sejumlah warga desa lainnya berusaha agar harga yang ditawarkan sesuai dengan keinginan mereka.
Lain halnya dengan Hartono yang begitu menggebu soal harga yang ditawarkan.
Ada warga bernama Hasanah yang memilih untuk menerima pembayaran tanpa adanya perlawanan.
Tanah miliknya merupakan hak bersama dengan para saudaranya, sehingga ia harus membagi uang tersebut.
Secara mandiri, Hasanah membongkar rumahnya untuk pindah ke lokasi lain.
Terkait dengan konflik sejumlah warga Desa Pepe dengan pemerintah soal proyek pembangunan jalan Tol Solo-Jogja, pihak desa juga ikut mendampingi.
Kepala Desa Pepe, Yulaikah menuturkan ada sejumlah poin yang disepakati dalam musyawarah desa.
Sementara itu, pihak Pengadilan Negeri Klaten mengatakan bahwa pihaknya sudah menerima uang milik 13 warga Desa Pepe yang masih menolak ganti rugi pemerintah.
Uang tersebut dititipkan ke pengadilan karena para warga Desa Pepe yang bertahan melayangkan gugatan.
Namun sudah ada satu warga yang mengambil uang ganti rugi tersebut.
Humas Pengadilan Negeri Klaten Rudi Ananta pun mengimbau agar segera mengambilnya.
Rudi memastikan tak ada pungli atau potongan apapun saat proses pengambilan.
Terkait proses eksekusi, Rudi mengatakan bahwa PN Klaten menunggu instruksi dari pihak pemerintah.
Ditanya soal sikap yang diambil apabila dilakukan eksekusi oleh pemerintah demi melanjutkan proyek tol ini, Setyo dan Hartono memiliki perbedaan sikap.
Hartono menyatakan akan berjuang hingga titik darah penghabisan apabila tak kunjung menemukan titik tengah.
Sementara Setyo menanggapinya lebih tenang, dan memilih pasrah.
SOT Hartono dan Setyo
Baik Setyo ataupun Hartono dan belasan warga Desa Pepe, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten masih berharap pemerintah melakukan diskusi kembali dengan mereka.
Hal ini dilakukan agar mereka mendapatkan hak yang diinginkan.
Kini hanya menunggu langkah-langkah dari pemerintah dalam memuluskan proyek pembangunan nasional ini.
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews
Padahal bangunan di sekitarnya sudah rata dengan tanah.
Bahkan sejumlah pekerja proyek dan juga alat berat melakukan pekerjaan di sekitaran rumah tersebut.
Lokasinya ada di pinggir jalan provinsi Klaten-Boyolali, Desa Kahuman, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Rumah ini milik warga bernama Setyo Subagyo.
Tentu ada alasan mengapa Setyo masih enggan untuk merobohkan rumahnya sendiri.
Setyo berujar bahwa harga tanah yang ditawarkan pemerintah tak sesuai dengan yang diinginkannya.
Menurutnya, harga yang ditawarkan untuk lahan rumahnya lebih rendah ketimbang tetangga di seberang rumahnya.
Ia pun menilai bahwa hal ini menunjukkan sikap pemerintah yang kurang proporsional.
Persoalan warga yang terdampak proyek nasional sebenarnya sudah pernah disinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat debat calon presiden putaran kedua pada Februari 2019 silam.
Pernyataan Jokowi tersebut kemudian menjadi perhatian dari Setyo.
Menurutnya, perhitungan yang digunakan oleh pihak pembangun jalan tol tak bisa diterimanya.
Pasalnya perhitungan tersebut sangat jauh dari perkiraannya serta upayanya dalam membangun rumah yang tepat ada di pinggir jalan provinsi ini.
Tak hanya Setyo, ada juga 13 warga Desa Pepe di Kecamatan Ngawen yang juga masih menolak tawaran pemerintah ini dengan alasan harga yang ditawarkan tidak sesuai.
Mereka masih bertahan di desa tersebut meski seluruh tetangganya sudah memilih pergi.
Desa tersebut pun layaknya desa mati karena banyak rumah yang sudah dirobohkan secara mandiri oleh pemiliknya.
Adalah Hartono yang mengaku ketentuan harga yang diberikan pemerintah hanya berdasarkan sepihak saja tanpa adanya musyawarah.
Ia bersama kakak, adik, dan sejumlah warga desa lainnya berusaha agar harga yang ditawarkan sesuai dengan keinginan mereka.
Lain halnya dengan Hartono yang begitu menggebu soal harga yang ditawarkan.
Ada warga bernama Hasanah yang memilih untuk menerima pembayaran tanpa adanya perlawanan.
Tanah miliknya merupakan hak bersama dengan para saudaranya, sehingga ia harus membagi uang tersebut.
Secara mandiri, Hasanah membongkar rumahnya untuk pindah ke lokasi lain.
Terkait dengan konflik sejumlah warga Desa Pepe dengan pemerintah soal proyek pembangunan jalan Tol Solo-Jogja, pihak desa juga ikut mendampingi.
Kepala Desa Pepe, Yulaikah menuturkan ada sejumlah poin yang disepakati dalam musyawarah desa.
Sementara itu, pihak Pengadilan Negeri Klaten mengatakan bahwa pihaknya sudah menerima uang milik 13 warga Desa Pepe yang masih menolak ganti rugi pemerintah.
Uang tersebut dititipkan ke pengadilan karena para warga Desa Pepe yang bertahan melayangkan gugatan.
Namun sudah ada satu warga yang mengambil uang ganti rugi tersebut.
Humas Pengadilan Negeri Klaten Rudi Ananta pun mengimbau agar segera mengambilnya.
Rudi memastikan tak ada pungli atau potongan apapun saat proses pengambilan.
Terkait proses eksekusi, Rudi mengatakan bahwa PN Klaten menunggu instruksi dari pihak pemerintah.
Ditanya soal sikap yang diambil apabila dilakukan eksekusi oleh pemerintah demi melanjutkan proyek tol ini, Setyo dan Hartono memiliki perbedaan sikap.
Hartono menyatakan akan berjuang hingga titik darah penghabisan apabila tak kunjung menemukan titik tengah.
Sementara Setyo menanggapinya lebih tenang, dan memilih pasrah.
SOT Hartono dan Setyo
Baik Setyo ataupun Hartono dan belasan warga Desa Pepe, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten masih berharap pemerintah melakukan diskusi kembali dengan mereka.
Hal ini dilakukan agar mereka mendapatkan hak yang diinginkan.
Kini hanya menunggu langkah-langkah dari pemerintah dalam memuluskan proyek pembangunan nasional ini.
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews
Комментарии