Dijalani dengan Prokes Ketat, Sejumlah Sekolah di Berbagai Daerah Gelar PTM 100 Persen

preview_player
Показать описание
BANDUNG, KOMPAS.TV - Tak hanya di Bandung siswa dari berbagai daerah kembali melakukan pembelajaran tatap muka penuh. Salah satu syarat utamanya capaian vaksinasi yang baik di wilayah tersebut.

Murid murid SDN Cipadu 3 Tangerang, Banten ini tampak antusias mengukiti pembelajaran tatap muka.

Dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, seperti selalu menggunakan masker saat mengikuti kegiatan belaja mengajar.


Pembelajar tatap muka terbatas 100 persen di sekolah ini sudah memamusuki meinggu kedua.

Mekanisme pembelajarannya pun masih sama yaitu setiap kelas masuk secara bergantian selama 2 hari.

Di Surabaya, Jawa Timur, Pemerintah Kota, hari ini (10/01) mulai menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) penuh atau 100 persen bagi paud, TK, SD, dan SMP.

PTM ini sendiri dibagi 2 shift dengan kapasisats setiap seift 50 persen, hanya ruang kelas yang dibuka untuk memudahkan mengontorl pergerakn murid saat diskolah.

Pemberlakuan pembelajaran tatap muka seratus persen mulai dilaksanakan di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, sejak 10 Januari 2022.

Langkah ini diambil menyusul Kabupaten Sikkamasuk dalam zona hijau covid-19, hal ini karena cpaaian vaksinasi Kabupaten Sikka yang sudah baik.

Kelancaran pembelajaran tatap muka tentu diikuti dengan gencarnya pelaksaan vaksinasi pada anak.

Seperti yang dilakukan oleh kemenkumhan dan bin, total ada 150 anak usai 6-11 tahun yang mengukti vaksinasi ini.

Salah satu indikator pelaksanaan pembelajaran tatap muka adalah capaian vaksinasi yang cudah baik.

Tapi dalam pelaksannannya tentu harus tetap melaksanaakna protokol ksehetana yang ketat.

Рекомендации по теме
Комментарии
Автор

kasihan anak2 kalau terinfeksi varian delta dan omicron yg terbaru. daya tahan tubuh anak2 masih kurang

huncen
Автор

Ingat, ini masih dalam situasi pandemi... Apalagi juga sekarang ini merebak varian omicron... dan kasus covid harian >200.Pembatasan tetap ada.Tatap muka boleh-boleh saja asal 50% PJJ 50% PTM kl untuk menangani learning loss...kalau udah 100% PTM gini yg pasti adanya potensi nonprokes dengan duduk 1 bangku lebih dari 2 orang dan bikin keramaian di luar kelas saking ramainya sekolah ketika istirahat dan jamkos...malah rawan nih untuk menyebarkan varian baru dan penularan covid di sekolahan dan satu sekolah pun kena imbas bertransmisi lokal akibat bbrp warga sekolah terkena covid dan varian baru akibat lalai prokes...belum lagi kontrol pengawas & guru yang tidak selalu 1x8 jam dan kurang setiap saat mengawasi ketaatan prokes setiap siswa akibat keramaian kelas... Kuliah saja beberapa kebijakan masih 50% PTM 50% PJJ, ada yang masih 100% PJJ, konser tidak boleh sangat meriah (online, hybrid), macam tahun baru kemarin pemerintah daerah harus melakukannya dengan sederhana (di rumah aja), bioskop duduk sistem selang-seling, stadion yang euforia macam AFF 2021 saja kemarin tidak terlalu banyak penonton dan supporter, lha kok PTM di-100%kan & dipaksa penuh di tengah kewaswasan varian baru (amit2 perlahan2 kenaikan covid). Apakah menterinya sudah mulai kerasukan teori konspirasi covid dan kebanyakan makan telur (akun ig teori konspirasi hoax covid) sehingga dibuat PTM 100% seakan-akan hidup saat ini sudah normal.Masalahnya dengan PTM 100% ini pasti nanti akan berpengaruh ke bidang lain untuk 100% kapasitas juga dan berperspektif "Ini sudah normal" sehingga masyarakat lupa akan namanya "covid 19" "pandemi" "prokes" "vaksin" dan "varian baru" yang mengarah untuk "Kapan ya satgas dan who mengeluarkan mandat untuk lepas masker, tanpa prokes dan tidak berPeduli-Lindungi untuk masuk mall, kan kita sudah hidup normal".

"Vaksin bisa membuat kita bebas Covid 19".Ah, belum tentu.Kita sudah divaksin, masih tetap saja kok kita bisa terkena covid 19, namun tidak separah dampaknya.Lihat saja public figure seperti Ashanty yang tentunya sudah full Vaksin tetap saja terkena covid varian Omicron.Ingat!Vaksin itu bukan menghilangkan segala macan virus, tetapi memberikan kekebalan yang baik untuk menghadapi segala virus.Bukti nyata bisa dirasakan oleh masyarakat US, beberapa negara Eropa, dan Australia yang harus menghadapi kenaikan kasus yang terus meningkat serta tren varian omicron yamg terus naik di negara tersebut.Akibat dari perspektif "Vaksin bisa mentameng kita, gak akan kena covid lagi" ditambah dengan new normal yang kebablasan akibat euforia vaksinasi, maka gelombang kenaikan covid akhir-akhir ini serta tren varian omicron harus dirasakan dampaknya oleh masyarakat US, beberapa negara eropa, dan Australia.Lihat lebih jauh lagi, pada pertengahan 2021 sebagai euforia vaksinasi yang tinggi di Singapura pemerintah mengganggap "covid hanya flu biasa" dan "new normal" dianggap sebagai "true normal" dengan tetap mempertahankan teknis Prokes selama pandemi covid 19, sampai pemerintah Singapura membuat video intrepretasinya.Namun bukannya benar-benar "true normal" yang baik malah jadi ambyar.Varian delta terus meningkat di negara tersebut hingga terjadi kenaikan kasus di Singapura pada Agustus-September 2021 sebagai "kado" dari program "true normal" dan "covid flu biasa" ala Singapura.Jangan sampai new normal negara kita bisa menjadi kebablasan seperti negara-negara tersebut.Meskipun pembatasan-pembatasan tidak seketat pasca gelombang 2 covid dahulu, dan vaksinasi telah dilakukan dan terus bertambah jumlahnya, tetap wajib taat akan prokes, selalu 3T & 5M agar kita menyadari bahwa "Ini masih pandemi, covid 19 belum selesai."Vaksinasi kalau tidak dibarengi dengan kesadaran elemen negara akan aturan pembatasan selama pandemi, menjaga kesehatan dari covid, prokes, 5M, dan fondasi tes 3T maka pandemi tidak akan selesai-selesai dan varian-varian baru terus bertambah.

Maka solusi tepat pembelajaran di tengah kenaikan kasus covid yang semakin perlahan bertambah, tren varian Omicron yang semakin bertambah dan vaksinasi yang belum merata di Indonesia adalah 50% PJJ dan 50% PTM.Dengan hal tersebut guru serta pendidik dapat mengawasi & mengontrol secara mudah & efisien dalam perilaku setiap siswa dalam ketaatanya menjalani prokes ketika pembelajaran di kelas sehingga menimbulkan kesadaran siswa akan pentingnya "kemawasan" diri menjaga & melindungi dari covid 19 dengan mengikuti prokes penuh sesuai anjuran selama pandemi dan tetap menyadari kondisi dan situasi dunia saat ini bahwasannya sekarang masih pandemi covid 19.Untuk waktu pembelajaran disamakan dengan keputusan SKB 4 Menteri yaitu 6 jam namun mengingat situasi & kondisi sekarang ini dengan kasus covid Indonesia >200 per hari serta tren varian omicron yang semakin "naik daun", tidak ada yang namanya istirahat, meskipun 5-10 menit dan pembelajaran terus dilakukan sampai dengan 6 jam.Saya yakin dengan program 50% PTM 50% PJJ dilaksanakan kembali di tengah kasus covid harian >200 dan tren varian Omicron, angka perbaikan learning loss pasti tercapai, kualitas belajar maksimal, dan nyawa seluruh masyarakat sekolah selamat, terjaga, terjamin dan bebas dari ancaman bahaya penularan covid-19 beserta varian-variannya. Terima kasih.

jinstruments
Автор

Diliburkan kembali karna lonjakan covid dan varian baru omicron wkwk

MOOEZHA
Автор

Alkamdullilah jd anak Indonesia bs menghirup udara dg lantaran masuk sekolah, mudahan bebas penyakit Insya Alloh Indonesia Aman & Damai

tiyasihkadimun
Автор

Min info dong knapa kota Medan belum ptm 100 persen sementara udh ppkm level 1

fayupedia
Автор

Masih ada sekolah yg siswa siswinya blm vaksin kok sudah tatap muka 100%

pgig
Автор

Surabaya mana ada 2 shif full 100% masuk full sdn khotijah bs di cek

samsung_guecoba
Автор

Prokes ketat????ga tau "dapur" nya saja kalian, atau sengaja merem.

pilemapik