Ilmu Tasawuf Yang Bahaya - Gus Baha

preview_player
Показать описание
K.H. Ahmad Bahauddin, lebih dikenal sebagai Gus Baha (lahir 29 September 1970), merupakan ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang berasal dari Rembang. Ia dikenal sebagai salah satu ulama ahli tafsir yang memiliki pengetahuan mendalam seputar al-Qur'an. Ia merupakan salah satu murid dari ulama kharismatik, Kiai Maimun Zubair.

#GusBaha
#Ngaji1Menit
#Shorts
Рекомендации по теме
Комментарии
Автор

Syariat megjarkan seseorang untuk membenahi diri, tarekat mengajarkan seseorang untuk mengenali diri, hakekat megajari seseorang untuk berserah diri, dan marifat mengajari sesorang mengenali sejatinya diri.

AhmadIsaMhmmdAli
Автор

SubhanaAllah Alhamdulillah AllahuAkbar MaasyaaAllah TabarokaAllah AllahumaSholiAla Sayyidina MUHAMMAD Wa'ala alihi Sayyidina MUHAMMAD ❤❤❤❤❤❤❤trimakasih atas ilmunya Gus ❤

sulasmiahmad
Автор

*GARA-GARA KITAB INDUK TASAWUF*
Di Islam itu ada ilmu fikih, juga ada ilmu tasawuf. Ilmu fikih ada kitab induknya bernama kitab *al-Umm* dari Imam Syafii, sedangkan ilmu tasawuf kitab induknya yang masyhur namanya kitab *Ihya' Ulumuddin* dari Imam Ghazali.

Kitab induk tasawuf *Ihya Ulumuddin* terjemahannya bisa dibeli di toko-toko kitab. Di Gramedia juga ada. Bahkan beli online juga bisa. Imam Ghazali sendiri dalam fikih bermadzab Syafii.

*Imam Hasan al-Bashri pemimpin tasawuf di masa Tabi'in*
Di kitab induk tasawuf tersebut (Ihya' Ulumuddin) ajarannya merujuk kepada Imam Hasan al-Basri. Beliau adalah imamnya tasawuf dimasa tabi'in. Imam Hasan Basri juga dianggap imamnya tabi'in dimasanya karena, menurut Ibnu Hibban berguru kepada 120 sahabat nabi terutama sahabat Ali bin Abu Thalib, Utsman bin Affan, Abdullah bin Abbas, Abu Musa Al-Asy'ari, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah and Abdullah bin Umar.

Imam Hasan Basri yang dirujuk dalam berbagai kitab tasawuf, pada masa kecilnya juga belajar agama kepada Ummu Salamah istri Nabi. Bahkan pada masa bayinya, karena ibunya bekerja untuk Ummu Salamah, jika ibunya itu sedang sibuk bekerja dan Hasan Basri menangis, maka Ummu Salamah-lah yang menyusuinya. Dalam _Siyar A'lam an-Nubala'_ Adz-Dzahabi dikatakan, istri Nabi tersebut sering memohon berulang-ulang berdoa kepada Allah, agar anak yang disusuinya itu kelak menjadi contoh yang baik bagi banyak manusia.

Ketika Nabi Muhammad SAW berkunjung ke Ummu Salamah beliau bertemu Hasan Bashri kecil dan mendoakannya agar dilimpahi berkah. Bahkan dikesempatan lain, Hasan Basri kecil meminum air dari wadah milik Nabi. Mengetahui air minumnya telah habis, Nabi akhirnya mengetahui bahwa Hasan lah yang telah meminumnya. Nabi kemudian berkata bahwa anak kecil itu akan mendapatkan pengetahuan Nabi sebanding dengan air yang telah diminumnya.

Demikianlah kisah dari tarikh sejarah dari imam tasawuf dan imamnya tabi'in dimasanya, Imam Hasan Bashri.

*Imam Syafii dan Tasawuf*
Tentang Imam Syafii yang berhubungan dengan tasawuf, sering dikutip tidak lengkap oleh golongan .... yang sukanya "memanipulasi" dan "memelintir" kitabnya ulama salaf terdahulu. Sukanya mengatasnamakan Imam Syafii dari kitabnya Imam Baihaqi. Tetapi setelah dicek ternyata cuma sepotong-potong sesuai selera, dipelintir, dikutip tidak lengkap *tidak sampai pesan yang dimaksud Imam Syafii.* Lebih jelasnya, silahkan juga membeli kitabnya Imam Baihaqi yang sering dikutipnya itu judulnya *Manakib Imam Syafii.* Sedangkan di kitab *Diwan Imam Syafii* disebutkan Imam Syafii menciptakan sebuah syair yang juga sama dengan perkataan Imam Malik, _"Berusahalah engkau menjadi seorang yg mempelajari ilmu fiqih dan menjalani tasawwuf, janganlah kau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yag hanya mempelajari ilmu fiqih namun tidak mau menjalani tasawwuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan taqwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawwuf namun tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik._
[Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47]

*Penyebaran Agama Islam melalui Saluran Tadawuf*
Dokumen-dokumen sejarah penyebaran agama Islam di Nusantara, termasuk Malaisya, Singapura, Thailand atau di negeri-negeri Benua Asia lain, bahkan juga Benua Afrika siapa yang menyebarkan agama Islamnya kalau bukan tokoh tasawuf? *Sebutkan satu saja, * coba diantara para penyebar agama Islam di negeri-negeri diatas para wali atau ulamanya yang bukan tokoh tasawuf? Dengan kata lain, penyebaran agama Islam diberbagai belahan Benua Asia dan Afrika disebarkan oleh para sufi melalui saluran tasawuf. 🌟

HaryantoSMPPaliyanGK
Автор

Alhamdulillah saya sedang mempelajari keduanya.. Dalam hal ikhtiar saya pakai fiqih.. Dalam hal tawakal saya pakai tasawuf.. Sehingga dunia tetap dijalani dengan semestinya, tetap bekerja dan lain2.. Dan tetap tenang jika hasilnya belum nampak di depan mata..

FachrulIslam-qr
Автор

*ISLAM SUDAH SEMPURNA.*
Dahulu ketika saya masih *"pemula"* dalam belajar agama beranggapan Islam sudah sempurna itu tidak perlu ditambah-tambahi ilmu fikih, ilmu hadits, ilmu tasawuf dll. "Sudah sempurna kok ditambah-tambahi?" Tidak perlu ilmu tafsir, fikih, hadits, tasawuf, nahwu, sharaf, falak (hisab) dll.

Bukankah ilmu seperti fikih, tasawuf, tafsir, hadits dll itu hanya rumusan para ulama? *Memangnya mereka itu lebih pintar dari Nabi dan para sahabat?* Cukup Quran dan Sunnah saja, titik ! Tidak perlu ada ijtihad ulama, sudah sempurna kok berijtihad?.

Dalilnya adalah di zaman Rosul itu tidak ada istilah ilmu fikih. Juga tidak ada istilah ilmu tasawuf, hadits, tajwid, nahwu, sharaf, tafsir quran, ushuludin, tarikh dll. Tidak ada istilah tabi'in, tabiut tabiin, salaf dan semisalnya. Jangan ditambah-tambahi, diada-adakan, itu namanya *bid'ah, * soalnya agama ini sudah sempurna. Begitu pemahaman agama saya ketika masih di TK (Taman Kanak-kanak) dan SD (Sekolah Dasar) dahulu.

Tetapi ketika sudah meningkat belajar ngajinya, ternyata pemahaman agama seperti itu sangat lugu dan terlalu TK (Taman Kanak-kanak). Belajar sesudahnya yang sekarang, ilmu-ilmu disebut diatas (fikih, tasawuf, hadits dll) *menjadi wajib* karena tanpa itu semua ilmu agama tidak ada.

Boleh saja orang yang gandrung kepada gerakan pembaharuan Islam, pemurnian Islam atau apa istilahnya yang katanya langsung ke sumbernya (Quran-Hadits) sehingga mengklaim gurunya Nabi Muhammad karena langsung ke sumber katanya. Kemudian anti madzab ilmu fikih dan tasawuf karena merasa belajar langsung ke sumbernya.

Dengan kata lain, kalau kita sedikit-sedikit bilangnya Quran-Sunnah, Quran-Hadits, guruku Nabi Muhammad, pemahaman shahabat, salafush shalih, hijrah dll -- tetapi juga sebetulnya hanya sekedar bermain istilah saja supaya terkesan Islam yang paling murni. Padahal sesungguhnya ilmu agama itu sangat luas, mana mungkin kita akan tahu Alquran kalau tidak didukung ilmu-ilmu alat seperti nahwu, sharaf, asbabun nuzul, tafsir, dll. Memang itu semua tidak ada dizaman Nabi tetapi bukan berarti dianggap belum sempurna. Memang agama Islam itu sudah sempurna, tetapi bukan berarti menolak ijtihad dan perkembangan.

Atau memang kalau belajar agama di pondok pesantren itu yang dipelajari mbulet dan bertahun-tahun, bisa puluhan atau belasan tahun, mosok lebih benar yang belajarnya instan. Ini pasti ada yang salah diantara kita dalam memahami sebuah pemahaman agama.

*ANTI MADZAB*
Bermadzab adalah sebuah keharusan. Namun demikian, *salah satu saja* dari Madzab 4 itu yang mana dan mayoritas apa yang dipegangi dinegaranya. Hal demikian untuk menghindari banyak perselisihan dan untuk keseragaman dalam fikih (hukum agama). Misalnya, kalau di Nusantara Madzab Syafii, ya kita ambil Madzab Syafiii. Hal ini karena 2 alasan :

1. Mereka (madzab 4) memiliki *pertautan langsung secara sanad dengan para sahabat* melalui tabi'in, sehingga lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan keotentikannya.

2. Adanya madzab 4 sesungguhnya juga *meminimalisir perpecahan.* Bisa kita bayangkan seandainya tidak dirumuskan dalam madzab 4, misalnya hanya ada AlQuran atau Hadits saja tentu generasi belakangan akan timbul perbedaan sampai ratusan madzab dan perpecahan aliran semakin longgar. Oleh karena itu bisa dimengerti mengapa para imam seperti Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasai, Abu Dawud adalah ulama-ulama salafus shaleh yang, walaupun ahli hadits tetapi juga bermadzab (mereka bermadzab Syafii). Tidak hanya itu (ahli hadits), ahli-ahli tafsir AlQuran seperti Ibnu Katsir, AlQurtubi, As-Suyuthi dll juga bermadzab.

Mungkinkah kita lebih benar ketimbang mereka kalau misalnya kita anti atau tidak bermadzab?.

*ANTI TASAWUF*
Coba *sebutkan satu saja* dari sekian para penyebar agama Islam di Nusantara ini yang bukan ahli tasawuf? Bahkan, jangankan di Nusantara, di belahan benua Asia dan Afrika, para penyebar agama Islamnya yang bukan ulama atau para walinya bukan ahli tasawuf, sebutkan satu saja!

Ketahuilah proses islamisasi diberbagai negara ini disebarkan melalui saluran tasawuf. Dan hampir bisa dipastikan daerah-daerah yang tidak disinggahi para sufi ahli tasawuf pada umumnya adalah menjadi daerah nonmuslim, wilayah yang mayoritas beragama bukan Islam. Islamisasi Nusantara, Malaisya dll itu jasa siapa kalau bukan ulama-ulama tasawuf?

Lalu model Islam yang anti tasawuf itu apa peranannya terhadap islamisasi di Nusantara ini, atau jangan-jangan *hanya mendompleng* jasa para ulama yang telah dibid'ah-bid'ahkannya itu?

HaryantoSMPPaliyanGK
Автор

Yaa alloh paringono kulo duwek kersanipun saget kuat ngibadah dateng mekkah medinah ugi damel nyarutang...aaamiin..ugi nyuwun doanipun kh gus bahaudin nursalim..matur suwun

ahmadmukhayat
Автор

Masya allah gus, , ilmu gus dalam sekali, luar biasa, smga panjang umur gus aamiin

pecintatanjakan
Автор

Betul, sangat setuju, karena fiqh itu ilmu utama bagi manusia

haridepok
Автор

mantap guruku...semoga tetap diberikan kesehatan dan panjang umur...

cmcokerantech
Автор

Bismillahirahminiirahiim rabbi dzidnii iilma war zuknih fahma

raffan
Автор

Alhamdulillah dapat ilmu baru, maturnuwon Gus🙏

edypurnomo
Автор

Innalilaha syaing Qodir, sebab cuma Aku saja yg ada dan jika kamu menyalahkan Aku lalu siapa kamu.sedang kamu itu tdk bs apa2 tanpa Aku ...jgn lupa azabKu itu sgt berat...kamu itu patung...segeralah kembali kepadaKu sebelum terlambat.

DarmaSuhud-ch
Автор

PERBEDAAN WALISONGO DENGAN SYEH SITI JENAR.
1. Walisongo : Allah itu Kholiq (yang maha pencipta), sedangkan manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Allah dan manusia tidak pernah menyatu.
Syeh Siti Jenar : Allah dan manusia menyatu (manunggaling kawula gusti).
2. Walisongo : manusia meskipun sudah bermaqom hakekat dan makrifat tetap menjalankan syariat. Contoh : masih melakukan sholat.
Syeh Siti Jenar : manusia kalau sudah sampai maqom hakekat dan makrifat meninggalkan syariat. Contoh : sudah gak perlu sholat.
3. Walisongo : dalam berdakwah tidak diperkenankan memakai media sihir.
Syeh Siti Jenar : dalam berdakwah boleh memakai ilmu sihir.
Wallahua'lam bis showab.
Mohon maaf kalau beda pendapat🙏

radensingosari
Автор

Masya Allah, ternyata ilmu yg tinggi harus didasari bekal yg tinggi pula. Kalo enggak, bisa terjerumus....
Ngaji fikih dulu

richy
Автор

Bener, saya juga hampir gila tapi Alhamdulillah saya sudah sembuh

asrilhdyt
Автор

Harus sekelas Gus Baha baru bisa paham itu Tasawuf, tak hanya paham tapi tahu batasan.Biasanya orang orang yg tak ahli dalam Syariat / Fiqih langsung potong kompas belajar Tasawuf, kalau ngga gila ya jadi sesat, bahkan ada yg ngaku nabi.Hidup dihutan atau goa setahun didatangi cahaya sudah merasa dapat wahyu dan mengaku nabi.Sudah GeEr ternyata yg datang adalah Iblis.

bondanjunayd
Автор

Intinya Orang yang bertasawuf rata" pasti melawati syariat dulu gus, tapi orang yang bersyariat belum tentu nyebur ke tasawuf

FoomRoom-px
Автор

Masya Allah jelas sekali definisinya, ...sepi koment😅tapi, intinya siapa tokoh yg menyampaikan dakwahnya.... Kalau ustad Wahabi pasti udah di caci maki deh

hilalludinibrahim
Автор

Bahaya, soalnya tasawuf membawa kita seakan-akan kita memiliki hubungan yg sangat dekat dengan Tuhan, padahal hal itu belom tentu keasliannya.

undetected-uh
Автор

Hidup bisa rusa kalo melazimi ilmu tassawuf

ApaapaApaapa-lz