Webinar “Nanti Kita Cerita Tentang Krisis Iklim di Indonesia: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?”

Pembicara:
1. Rizkiana S. Hamdani (Lead Research, Greenpeace Southeast Asia, Indonesia Office)
2. Agung Wardana (Akademisi Hukum Lingkungan, Fakultas Hukum UGM. Humboldt Fellow Max Planck Institute)

Moderator:
Mochammad Syahdiladarama (Mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro)

Amnesty International Chapter Universitas Diponegoro (Amnesty Undip) merupakan sebuah local chapter dari Amnesty International Indonesia. Sebagai bagian dari Amnesty International, kami juga turut menyuarakan penegakkan Hak Asasi Manusia (HAM), khususnya di lingkungan Universitas Diponegoro (Undip). Harapan kami, dengan adanya Amnesty Undip akan dapat membantu mahasiswa/i Undip untuk lebih memiliki empati terhadap adanya kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka kami menyelenggarakan webinar berjudul, “Nanti Kita Cerita Tentang Krisis Iklim di Indonesia: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?”.

Kegiatan ini diadakan oleh Amnesty Undip untuk memberi edukasi, memantik awareness dan langkah konkret yang bisa diusahakan oleh masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi krisis iklim di Indonesia. Selain itu, webinar ini diselenggarakan sebagai wadah penyampaian informasi mengenai keterkaitan antara ancaman krisis iklim dengan pemenuhan hak asasi manusia. Metode yang digunakan dalam webinar ini berupa pemaparan materi yang disertai dengan tanya-jawab interaktif.

Kegiatan manusia telah mempengaruhi lingkungannya sejak dahulu kala. Pada zaman hunter gatherer, dimana manusia mendapatkan makanannya dari berburu, kerusakan lingkungan sangat minimal. Namun setelah manusia menetap dan hidup dari pertanian, maka kerusakan lingkungan mulai bertambah. Jumlah penduduk juga bertambah pesat, sehingga menambah beban bagi lingkungan. Perkembangan teknologi juga membuat manusia semakin mudah melakukan aktivitas yang merusak lingkungan (Soemarwoto, 1997; Soemarwoto, 2001). Kenyamanan yang diberikan oleh kemajuan teknologi tidak serta merta gratis, selalu ada harga yang harus dibayar. Kegiatan manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun untuk kesenangan dirinya, menggunakan energi yang berasal dari alam untuk menggerakan teknologi-teknologi yang ia ciptakan. Seringkali penggunaan energi ini menimbulkan “sampah” yang dapat membahayakan lingkungan sekitar manusia, bahkan dapat mengancam kelangsungan hidup manusia sendiri di planet bumi (KLH, 2008).

Perubahan iklim tersebut terjadi secara bertahap dalam beberapa puluh tahun dan jika tidak segera ditangani akan segera menjadi kerusakan iklim. Kenaikan suhu bumi yang kian tak terbendung telah mengantarkan krisis iklim semakin menumpahkan dampak-dampak penuh ancaman bagi kehidupan. Di Indonesia sendiri, akhir-akhir ini muncul prediksi bahwa pesisir utara Pulau Jawa akan tenggelam pada tahun 2030 sebagai akibat air laut yang terus naik dan daratan yang terlalu berat menopang beban gedung-gedung manusia. Lantas, memangnya apasih dampak konkret dengan adanya krisis iklim dan bagaimana langkah Pemerintah dalam menanggulanginya? Bagaimana juga cara kita bertindak untuk meresponnya? Apakah ada keterkaitan antara krisis iklim dan hak asasi manusia?

Oleh karena itu, webinar ini dibutuhkan dalam rangka pencerdasan sekaligus pengingat kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia berikut Pemerintah untuk segera aware terhadap kondisi ini. Selanjutnya, diharapkan juga untuk melakukan usaha-usaha baik mikro maupun makro untuk memerangi krisis iklim tersebut.

Pembukaan dan Pembacaan Tatib: 00:00:00 - 00:07:25
Kata Sambutan: 00:07:25 - 00:12:00
Pembacaan CV Moderator: 00:12:00 - 00:16:40
Pembacaan CV Pembicara 1: 00:16:40 - 00:20:18
Penyampaian Materi 1: 00:20:18 - 00:54:50
Pembacaan CV Pembicara 2: 00:54:50 - 01:00:09
Penyampaian Materi 2: 01:00:09 - 01:42:55
Sesi Tanya Jawab: 01:42:55 - 02:01:32
Penyampaian Kesimpulan: 02:01:32 - 02:06:18
Penyerahan Simbolik dan Dokumentasi Sertifikat: 02:06:18 - 02:12:03
Penutupan dan Foto Bersama Peserta: 02:12:03 - 02:15:14