filmov
tv
Pemimpin Chechnya Sebut Rusia Tak Perang Lawan Ukraina tapi NATO, Singgung soal Tentara Bayaran
Показать описание
TRIBUN-VIDEO.COM - Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov mengatakan bahwa sejatinya Rusia berperang melawan NATO, bukan melawan Ukraina.
Hal ini lantaran NATO dan Barat telah mempersenjatai dan memberikan dukungan kepada Kyiv.
Pernyataan ini disampaikan Ramzan Kadyrov dalam Forum Masyarakat Pengetahuan, pada Rabu (18/5) kemarin.
Kadyrov sendiri dikenal sebagai pemimpin yang sangat dekat dan loyal kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ia telah mengerahkan pasukan Chechnya ke Ukraina setelah Putin memulai invasi pada 24 Februari lalu.
Dalam forum tersebut, Kadyrov berbicara soal kekuatan Rusia yang mulai 'goyah' di Ukraina.
Dirinya mengakui bahwa milisi Rusia telah menderita banyak korban.
Dikutip dari Newsweek, pemimpin Chechnya itu menegaskan bahwa Rusia tidak berperang melawan Ukraina, melainkan NATO.
"Kami berperang bukan melawan Ukraina, melawan Banderites—kami berperang melawan NATO," kata Kadyrov kepada hadirin di acara New Horizons, Rabu.
NATO dan Barat disebut telah mempersenjatai Ukraina.
"NATO, Barat mempersenjatai mereka," katanya kepada acara yang disebut New Horizons.
"Tentara bayaran mereka ada di sana dan itulah mengapa negara kita merasa sulit," katanya.
Meski begitu, Kadyrov menilai hal tersebut sebagai tantangan dan pengalaman yang bagus.
Inilah yang menjadi penyemangat untuk membuktikan bahwa Rusia tak bisa dikalahkan.
"Tapi ini pengalaman yang sangat bagus, kami akan membuktikan sekali lagi bahwa Rusia tidak bisa dikalahkan," imbuhnya.
Dalam forum tersebut, Kadyrov turut mengecam Kanselir Jerman Olaf Scholz atas dukungan militer dan diplomatik yang diberikan Berlin kepada Kyiv.
“Kami melihat bagaimana kepemimpinan Jerman berperilaku seperti penderita skizofrenia,” kata Kadyrov.
Ia melaporkan saat ini ada sekitar 3 ribu tentara Chechnya yang berperang di Ukraina.
Beberapa di antaranya "secara perlahan membersihkan Luhansk dan Donetsk" di wilayah Donbas,
VP Yogi Putra
Host Agung Laksono
Hal ini lantaran NATO dan Barat telah mempersenjatai dan memberikan dukungan kepada Kyiv.
Pernyataan ini disampaikan Ramzan Kadyrov dalam Forum Masyarakat Pengetahuan, pada Rabu (18/5) kemarin.
Kadyrov sendiri dikenal sebagai pemimpin yang sangat dekat dan loyal kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ia telah mengerahkan pasukan Chechnya ke Ukraina setelah Putin memulai invasi pada 24 Februari lalu.
Dalam forum tersebut, Kadyrov berbicara soal kekuatan Rusia yang mulai 'goyah' di Ukraina.
Dirinya mengakui bahwa milisi Rusia telah menderita banyak korban.
Dikutip dari Newsweek, pemimpin Chechnya itu menegaskan bahwa Rusia tidak berperang melawan Ukraina, melainkan NATO.
"Kami berperang bukan melawan Ukraina, melawan Banderites—kami berperang melawan NATO," kata Kadyrov kepada hadirin di acara New Horizons, Rabu.
NATO dan Barat disebut telah mempersenjatai Ukraina.
"NATO, Barat mempersenjatai mereka," katanya kepada acara yang disebut New Horizons.
"Tentara bayaran mereka ada di sana dan itulah mengapa negara kita merasa sulit," katanya.
Meski begitu, Kadyrov menilai hal tersebut sebagai tantangan dan pengalaman yang bagus.
Inilah yang menjadi penyemangat untuk membuktikan bahwa Rusia tak bisa dikalahkan.
"Tapi ini pengalaman yang sangat bagus, kami akan membuktikan sekali lagi bahwa Rusia tidak bisa dikalahkan," imbuhnya.
Dalam forum tersebut, Kadyrov turut mengecam Kanselir Jerman Olaf Scholz atas dukungan militer dan diplomatik yang diberikan Berlin kepada Kyiv.
“Kami melihat bagaimana kepemimpinan Jerman berperilaku seperti penderita skizofrenia,” kata Kadyrov.
Ia melaporkan saat ini ada sekitar 3 ribu tentara Chechnya yang berperang di Ukraina.
Beberapa di antaranya "secara perlahan membersihkan Luhansk dan Donetsk" di wilayah Donbas,
VP Yogi Putra
Host Agung Laksono
Комментарии