Reaction meme sains terakhir...

preview_player
Показать описание
Stoknya sudah habis, yang mau pesan silahkan pesan pre-order ya, mumpung masih ada diskon:
Segera pesan pre-order sebelum harga kembali ke harga normal.

Рекомендации по теме
Комментарии
Автор

*UPDATE*
Stoknya sudah habis, yang mau pesan silahkan pesan pre-order ya, mumpung masih ada diskon:
Segera pesan pre-order sebelum harga kembali ke harga normal.

FajrulFx
Автор

Yap! Seperti yang kuduga pasti reaction video ini untuk akhir tahun 😅

Azumiaw
Автор

Ok Temen² tetaplah waspada, Beliau menunjukkan eksistensi bahwa menghancurkan Bumi dengan Semangka itu Menyenangkan

DavidRichard
Автор

Menurut saya, video menggambar dengan rumus matematika itu sudah dikonsep sebagai konten, dan namanya konten pasti akan ada percobaan dulu. Seperti membuat seni pertunjukan di atas panggung teater, yakni ada persiapan dan gladinya dulu sebelum ditampilkan ke penonton dengan pertunjukan yang bisa dikatakan sempurna.

Kemudian, mengenai teknologi yang membantu kita dalam belajar matematika atau mata pelajaran lainnya, menurut saya itu tergantung akses terhadap teknologi tersebut.

Saya dulu sewaktu SD, SMP, dan SMA selalu tertinggal dari teman2 saya dalam hal akses teknologi.

Teman saya sudah punya flashdisk, saya masih punya disket. Itu pun belinya harus pusing dulu orang tua saya.

Begitu pun ketika teman saya sewaktu SD sudah punya hp dari yg monoponik, poliponik, hingga berwarna, entah Nokia, Siemens, Motorola, dsb, di rumah saya baru ada 1 hp Nokia monoponik saat saya SMP. Dan tentu itu milik orang tua saya.

Sewaktu SMP itu teman sekelas saya beberapa sudah ada yg punya komputer meski saat itu hitungan tipenya pentium belum pakai standar Intel Core seperti sekarang.

Otomatis, mereka lebih dulu tahu apa yg harus dilakukan ketika belajar komputer di lab sekolah. Sedangkan, saya baru mengakses komputer ya pas di lab sekolah seperti saat SD.

Kemudian, saat SMP mulai ada transisi menuju tugas makalah muncul karena perkembangan teknologi dalam 1 tahun mulai cepat. Maka, mulai kelas 2 ada tugas2 makalah sampai kelas 3.

Di situ saya mengerjakannya di warnet sedangkan teman saya yg punya komputer mengerjakan di rumah. Uniknya, saya justru cukup sering mengerjakan tugas kelompok. Padahal, saya tdk punya komputer di rumah. Ya tentu, ada iuran kelompok. Krn pasti ada nge-print juga. 😅

SMA baru saya dipegangi hp berwarna tanpa kamera merek Samsung oleh orang tua saya. Dan soal mengerjakan makalah masih sama persis dengan saat saya SMP, hanya saja sudah lebih fasih dalam menggunakan komputer meski saya yakin, teman2 saya masih lebih baik. Karena faktor ekonomi mereka.

Begitu pun ketika mendaftar tes di perguruan tinggi, saya masih harus mengurusnya di warnet. Ngecek jadwal tes juga masih harus di warnet tp karena tesnya ada teman, jadi ada teman buat ngewarnet dan bahkan berangkat ke kampus tempat mendaftar.

Akses teknologi mulai tidak terlalu jauh jaraknya dengan teman2 sebaya saya ketika saya keterima kuliah. Di situ jarak ketertinggalan terhadap akses teknologi menipis. Tentu, saya bisa kuliah karena ada beasiswa. Jika tidak, jelas tidak mungkin bisa kuliah saat itu. Hehe.

Walau tentu akan dibedakan kualitas perangkatnya. Krn sekalipun saya punya perangkat mobile dan notebook, secara kualitas beda dengan yg lain.

Tp dari seringnya menjalani perbedaan akses teknologi itu membuat saya masih merasa perlu ada effort untuk melakukan sesuatu. Sekalipun tentu sudah dibantu teknologi.

Bahkan, sampai detik ini, saya ketika berhitung meski pakai kalkulator, saya masih pakai rumus2 yg saya ingat saat SD, SMP, SMA. Contohnya seperti saat menghitung PPN 12%, saya menghitungnya masih pakai rumus 'kuno'. Padahal, di kalkulator sudah ada tombol persen.

Artinya, ke depan, saya yakin masih ada masyarakat seperti saya yg berangkat dari kelas bawah banget. Yg segalanya tertinggal dalam akses teknologi, maka masih akan membutuhkan cara manual (effort lebih) dalam menyelesaikan tugas2 sekolahnya.

Ingat, kita orang Indonesia, yang baru akan (semoga) maju pada 2045. Masih 20 tahun lagi dari sekarang, yang mana ternyata saya akan tua (😢😅😂).

Artinya, saat Indonesia menuju ke sana, masih akan ada orang2 seperti saya yg kesusahan untuk menggunakan jalan pintas lewat teknologi ketika mengerjakan PR sekolah. Jadi, saya yakin masih ada orang2 yg mau kritis terhadap cara berpikir ketika menghadapi suatu problem atau tugas.

Walaupun tanda2 generasi malas berpikir itu memang ada. Itu juga karena akses mereka terhadap teknologi tinggi.

Contohnya, sekarang generasinya mulai malas membaca karena mereka mulai senang mencari informasi lewat video di YouTube. Di YouTube, informasi banyak lewat visual dan disampaikan seperti ngobrol. Akhirnya, mereka tidak terbiasa berinterpretasi atau membayangkan informasi itu seperti apa. Karena, mereka terbiasa ditunjukkan contoh dan cara berpikir sederhana lewat tayang2an tersebut.

Saya kebetulan pernah menangani mahasiswa magang. Dia disuruh baca berita, memang dibaca, tapi daya interpretasinya terhadap bacaan itu tumpul karena ujung2nya ketika diminta menulis ulang berita tersebut ya cara bertuturnya plek-ketiplek seperti apa yang dia baca. Bukan menggubah tulisan/informasi berdasarkan cara bertuturnya sendiri.

Sedangkan, cara agar bisa menulis ulang dengan gaya tutur sendiri itu ya butuh jam terbang dalam membaca. Bahkan, tak cuma jam terbang membaca berita, tapi juga jam terbang membaca buku pelajaran, buku kuliah, hingga novel. Karena dari jam terbang membaca di banyak wadah itu akan membentuk pola pikir dan pola menyusun tulisan dengan versinya sendiri.

Nah, ini yg menurut saya mengkhawatirkan. Yakni, keengganan membaca karena terbiasa menonton konten2 informatif lewat video (YouTube). Di satu sisi, serba tahu, tapi di sisi lain ketahuannya masih dangkal karena ya mereka tidak mengiringi menonton tersebut dengan membaca.

Itu kalau menurut saya terkait bagaimana dampak buruk dari perkembangan teknologi termasuk AI.

Mohon maaf jika sangat panjang komentar saya. Salam hangat, Mas Fajrul. Izin berkomentar, nggih. 🙏🏼

DeddyHSurya
Автор

@12:02 adalah series perhitungan sesuai Zeno's paradox. 1/2 + 1/4 + 1/8 + 1/16 + ⋯ (limit sampai tak terhingga) ≈ 1. Jadi + awalnya 1, x1000 total dapatnya cuma ≈ 2000.

mbahismu
Автор

6:35 bener banget. Tolong temen-temen yang pake gpt atau AI canggih lainnya terutama yang masih sekolah, gunakan AI tersebut ketika otak kalian sudah buntu dan ga bisa nemuin jawabannya lagi. Karena kalau kalian terlalu bergantung pada sesuatu yang instan dan no effort, kemampuan berpikir logis kalian akan semakin tumpul. Jadi yang perlu kalian lakukan itu:
1. Cari materi yang mengandung jawaban atas pertanyaan atau persoalan yang sedang kalian kerjakan.
2. Jika tidak menemukan materinya, coba jawab menggunakan logika. Contoh: kenapa jalanan bisa macet? Karena fasilitas transportasi umum kurang memadai sehingga orang-orang lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi (jawablah yang sekiranya jawaban itu masuk akal dan logis tanpa menggunakan bantuan apapun selain dari kemampuan berpikir otak sendiri).
3. Cross check jawaban yang telah kalian pikirkan menggunakan AI, jadi kalian hanya mencek dan tidak menyontek menggunakan AI.
4. Jika tidak ada jawaban yang logis dan otak kalian sudah sangat buntu, maka boleh saja mencari jawaban menggunakan AI, TETAPI HARUS DIPARAFRASE DAN BUAT MENJADI JAWABAN VERSI KALIAN SENDIRI, improvisasikan jawaban tersebut jika perlu. Jadikan jawaban dari AI tersebut hanya sebagai “gambaran” atau referensi untuk jawaban versi kalian. Dengan begini juga kalian jadi bisa tetap menggunakan kemampuan logika kalian sendiri agar tidak menjadi tumpul.

Semangat pejuang tugas, jangan kalah dengan AI dan jangan tunduk dengan AI.

Kanegane
Автор

6:45 wah gila sih, makin banyak aja youtuber yang bahas tentang critical thinking sekarang. Semoga kedepannya semakin bertambah orang yang peduli dengan critical thinking di Indonesia

Zaries
Автор

9:04 matrix of Leadership

13:55 bisa sih, secara dua prinsip fisika, yaitu force dan pantulan, tapi jelas ga bakal se expert anak fisika, ibarat dia ada ilmu itu, tapi yang dia asah itu skill billiard nya, beda ama anak fisika yang biarpun dia bisa niru gaya mainnya, tetep aja feel nya beda, karna perhitungan dengan eksekusi itu berbeda.

madrauchh
Автор

3:30 kemungkinan dia udah mencatatnya di device lain, lalu demi konten dia buat gitu tanpa salah wkwkw
9:03 Walawe wkwkwk

DavidRichard
Автор

9:00 kalo dicari polisi, youtuber luar juga pernah mengalami terutama yang bikin gajed aneh aneh dan main bahan kimia yang yah begitu, selama bisa jelasin pemakaiannya aman bang. Semoga👍

ulfaalihasyemi
Автор

0:17 wih ada kaos kira kira ini situasi anjir atau buset

ardhiatailbrush
Автор

bang fajrul coba bahas cairan kimia sodium hydroxide yg belakangan ini rame karena truk yg membawa nya tumpah jadi cairan nya mengalir kemana mana sampe ke sungai, got dll..

bagaimana dampaknya bagi lingkungan sekitar nanti

felixjordan
Автор

kukira terakhir reaction meme selamanya, ternyata terakhir reaction meme di tahun ini🗿

Lalalalikeyou
Автор

3:46, ada rumus umumnya mungkin bang yang dia sudah hapal. Sama seperti pemain game graph war, ada meta rumus yg dipakai jg. Misal membelokkan peluru bisa pakai a/(1+exp(b(x+c))). Dalam kasus ini mungkin dia pakai rumus gituan jg trus di atasin area pendefinisiannya.

fickryatmayogawienaldi
Автор

13:24 ibarat empiris vs pemikir rasional

Subjektivisme_is_premis
Автор

minimal durasi 1 hari sensei

btw, akhirnya meme sains lagi.... arigathanks

daniatidann
Автор

6:37
Makanya buat orang beriman pasti otaknya diisi dengan dzikir, do'a, membaca al-quran, juga mengingat Allah agar terus dapat digunakan dan juga beribadah aga tubuh tetap bisa berfungsi. Bagi orang yang berpikir mungkin akan mudah, tapi bagi orang yang gak mau mikir ya... Selamat menempuh hidup syulit... 😂

riyan_prof
Автор

kaget tadi lihat judulnya, saya kira video meme sains terakhir

Rehan_-X
Автор

bang bahas zat kimia yang tumpah di jalan bandung dong..

asteandi
Автор

0:16 lagi lagi semangka sama bumi ciuman🗿🗿

Tiangsutet