filmov
tv
Bulan Katekese Liturgi 2022 - Hari ke-4 - PERSEKUTUAN 1: MENDENGARKAN SABDA TUHAN
Показать описание
Bulan Katekese Liturgi 2022 - Hari ke-4 - PERSEKUTUAN 1: MENDENGARKAN SABDA TUHAN
Pengisi Suara: Bapak F.X. Suparji
Dalam salah satu kesempatan pertemuan lingkungan, Ibu Margareta mengusulkan agar tidak perlu ada sesi sharing atau tukar pengalaman dari umat terkait dengan teks Kitab Suci yang dibacakan. Baginya, cukup dibacakan saja renungan yang dibuat oleh para imam yang bukunya dapat dibeli di toko-toko rohani. Tidak boleh ditambah- tambah dengan sharing pengalaman. Alasan Ibu Margareta adalah: renungan yang dibuat oleh para imam sudah terjamin isinya dan tafsir Kitab Sucinya tidak keliru. Ia berpendapat bahwa umat di lingkungan sering kali memaknai teks Kitab Suci tanpa ada pendasaran yang cukup.
Sekarang ini, Gereja-Gereja di seluruh dunia sedang mempersiapkan dan sekaligus menjalankan Sinode Uskup. Salah satu tema bahasan dalam Sinode Uskup kali ini adalah: menjadi Gereja yang mendengarkan. Pertanyaan bagi kita adalah: bagaimana Gereja yang mendengarkan ini dapat kita wujudkan secara nyata? Tentu ada banyak cara dan jalan. Dalam peribadatan dan liturgi kita, kesempatan untuk menampakkan Gereja yang mendengarkan ini juga sangat kelihatan. Selain mendengarkan Sabda Tuhan yang dibacakan dan dijabarkan dalam homili serta ditanggapi dalam doa umat, kita juga mendengarkan harapan dan pengalaman dari semua umat beriman.
Tukar pengalaman dalam kesempatan ibadat sabda atau pendalaman iman di lingkungan menjadi salah satu bentuk yang sangat konkret untuk mewujudkan Gereja yang mendengarkan. Umat menceritakan apa yang terjadi dalam hidupnya, termasuk pengalamannya disapa dan disentuh oleh sabda Tuhan, sementara umat yang lain mendengarkan atau menguatkan. Dengan demikian, apa yang diusulkan oleh Ibu Margareta di atas tidaklah tepat. Untuk itu, marilah kita ambil bagian secara aktif, entah dalam ibadat lingkungan dan juga di dalam perayaan liturgi. Kita diajak untuk mendengarkan Sabda Tuhan maupun apa yang disampaikan oleh umat beriman lainnya.
Pengisi Suara: Bapak F.X. Suparji
Dalam salah satu kesempatan pertemuan lingkungan, Ibu Margareta mengusulkan agar tidak perlu ada sesi sharing atau tukar pengalaman dari umat terkait dengan teks Kitab Suci yang dibacakan. Baginya, cukup dibacakan saja renungan yang dibuat oleh para imam yang bukunya dapat dibeli di toko-toko rohani. Tidak boleh ditambah- tambah dengan sharing pengalaman. Alasan Ibu Margareta adalah: renungan yang dibuat oleh para imam sudah terjamin isinya dan tafsir Kitab Sucinya tidak keliru. Ia berpendapat bahwa umat di lingkungan sering kali memaknai teks Kitab Suci tanpa ada pendasaran yang cukup.
Sekarang ini, Gereja-Gereja di seluruh dunia sedang mempersiapkan dan sekaligus menjalankan Sinode Uskup. Salah satu tema bahasan dalam Sinode Uskup kali ini adalah: menjadi Gereja yang mendengarkan. Pertanyaan bagi kita adalah: bagaimana Gereja yang mendengarkan ini dapat kita wujudkan secara nyata? Tentu ada banyak cara dan jalan. Dalam peribadatan dan liturgi kita, kesempatan untuk menampakkan Gereja yang mendengarkan ini juga sangat kelihatan. Selain mendengarkan Sabda Tuhan yang dibacakan dan dijabarkan dalam homili serta ditanggapi dalam doa umat, kita juga mendengarkan harapan dan pengalaman dari semua umat beriman.
Tukar pengalaman dalam kesempatan ibadat sabda atau pendalaman iman di lingkungan menjadi salah satu bentuk yang sangat konkret untuk mewujudkan Gereja yang mendengarkan. Umat menceritakan apa yang terjadi dalam hidupnya, termasuk pengalamannya disapa dan disentuh oleh sabda Tuhan, sementara umat yang lain mendengarkan atau menguatkan. Dengan demikian, apa yang diusulkan oleh Ibu Margareta di atas tidaklah tepat. Untuk itu, marilah kita ambil bagian secara aktif, entah dalam ibadat lingkungan dan juga di dalam perayaan liturgi. Kita diajak untuk mendengarkan Sabda Tuhan maupun apa yang disampaikan oleh umat beriman lainnya.