filmov
tv
Natal Kedua Tanpa Gencatan Senjata di Gaza, Suasana Betlehem Muram
Показать описание
Disambut parade bendera Vatikan dan Palestina serta spanduk pro-Gaza, pemimpin Gereja Katolik di Tanah Suci, di bawah Vatikan, tiba di Betlehem untuk memimpin misa Malam Natal, Selasa (24/12).
Sang Patriark sempat melintasi tembok pemisah Israel dan Tepi Barat yang kontroversial, yang disebutnya sebagai "harapan di atas perpecahan".
"Kita berada di tempat di mana perpecahan sangat terlihat, juga dari sudut pandang bangunan," kata Patriark Latin Yerusalem, Kardinal Pierbattista Pizzaballa.
"Bahkan, tembok yang sangat besar dan sulit bisa kita lampaui jika kita mau," lanjutnya.
Dua hari sebelumnya, Pizzaballa berhasil masuk ke Jalur Gaza atas izin Israel untuk memimpin misa Minggu adven di Gereja Keluarga Kudus, Kota Gaza.
Namun, Paus Fransiskus sempat menyinggung sehari sebelumnya bahwa Israel sempat melarang Pizzaballa masuk pada Jumat pekan lalu.
Sri Paus juga menyebut situasi di Gaza "bukan perang, tapi kekejaman".
Paus, sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik, biasanya lebih hati-hati dalam menunjukkan keberpihakan terkait suatu konflik.
Walau demikian, Bapa Suci belakangan ini lebih vokal terkait operasi militer Israel di Gaza.
Ia juga telah menyerukan investigasi terkait dugaan genosida oleh Israel di Gaza, yang lalu dikecam keras seorang menteri Israel.
Kemenlu Israel juga menyebut Paus telah mengabaikan langkah Israel melawan "kekejaman Hamas yang berlindung di balik anak-anak selagi berusaha membunuh anak-anak Israel".
Konflik Hamas-Israel di Gaza kembali memanas setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 252 orang, menurut penghitungan Israel.
Lebih dari 45.300 warga Palestina tewas dan hampir 108.000 terluka dalam serangan Israel, menurut Kemenkes Gaza.
Israel menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur pada 1967, dan setelahnya terus membangun pemukiman di Tepi Barat.
Konflik lalu meluas ke Lebanon dan Iran.
Ikuti VOA di akun media sosial lain:
Kanal YouTube VOA Indonesia menghadirkan berita terbaru dari berbagai dunia, khususnya berita dari Amerika. Ikuti juga kisah seru diaspora Indonesia di Amerika yang inspiratif lewat berbagai serial kami seperti Amerikuy dan Ketika Hidup Diperjuangkan. Kamu juga bisa intip berbagai aspek kehidupan di Amerika termasuk budaya, teknologi, seni dan hiburan.
Voice of America menyiarkan beragam program dalam 48 bahasa dan berpusat di Washington DC.
Sang Patriark sempat melintasi tembok pemisah Israel dan Tepi Barat yang kontroversial, yang disebutnya sebagai "harapan di atas perpecahan".
"Kita berada di tempat di mana perpecahan sangat terlihat, juga dari sudut pandang bangunan," kata Patriark Latin Yerusalem, Kardinal Pierbattista Pizzaballa.
"Bahkan, tembok yang sangat besar dan sulit bisa kita lampaui jika kita mau," lanjutnya.
Dua hari sebelumnya, Pizzaballa berhasil masuk ke Jalur Gaza atas izin Israel untuk memimpin misa Minggu adven di Gereja Keluarga Kudus, Kota Gaza.
Namun, Paus Fransiskus sempat menyinggung sehari sebelumnya bahwa Israel sempat melarang Pizzaballa masuk pada Jumat pekan lalu.
Sri Paus juga menyebut situasi di Gaza "bukan perang, tapi kekejaman".
Paus, sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik, biasanya lebih hati-hati dalam menunjukkan keberpihakan terkait suatu konflik.
Walau demikian, Bapa Suci belakangan ini lebih vokal terkait operasi militer Israel di Gaza.
Ia juga telah menyerukan investigasi terkait dugaan genosida oleh Israel di Gaza, yang lalu dikecam keras seorang menteri Israel.
Kemenlu Israel juga menyebut Paus telah mengabaikan langkah Israel melawan "kekejaman Hamas yang berlindung di balik anak-anak selagi berusaha membunuh anak-anak Israel".
Konflik Hamas-Israel di Gaza kembali memanas setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 252 orang, menurut penghitungan Israel.
Lebih dari 45.300 warga Palestina tewas dan hampir 108.000 terluka dalam serangan Israel, menurut Kemenkes Gaza.
Israel menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur pada 1967, dan setelahnya terus membangun pemukiman di Tepi Barat.
Konflik lalu meluas ke Lebanon dan Iran.
Ikuti VOA di akun media sosial lain:
Kanal YouTube VOA Indonesia menghadirkan berita terbaru dari berbagai dunia, khususnya berita dari Amerika. Ikuti juga kisah seru diaspora Indonesia di Amerika yang inspiratif lewat berbagai serial kami seperti Amerikuy dan Ketika Hidup Diperjuangkan. Kamu juga bisa intip berbagai aspek kehidupan di Amerika termasuk budaya, teknologi, seni dan hiburan.
Voice of America menyiarkan beragam program dalam 48 bahasa dan berpusat di Washington DC.