filmov
tv
Nasehat dari Ustadz Dzulqarnain untuk Ustadz Yazid Jawas - Benarkah Makna Istiwa adalah Bersemayam?
Показать описание
MANHAJ SALAF DAN KHALAF DALAM PEMBAHASAN SEPUTAR AYAT-AYAT DAN HADITS MUTASYABIHAAT YANG BERKAITAN DENGAN SIFAT-SIFAT ALLAH.
•
1. Manhaj Salaf adalah mengimani sifat-sifat ALLAH dengan menetapkan zhahir dari lafadz-lafadz sebagaimana redaksi yang telah disebutkan dalam Al-Quran dan Hadits seraya menyerahkan segala pengetahuan tentang makna-maknanya kepada ALLAH 'Azza Wa Jalla, inilah yang dinamakan Manhaj Tafwidh.
.
2. Manhaj Khalaf adalah mengimani sifat-sifat ALLAH seraya memberikan makna yang sesuai dengan apa yang layak bagi keagungan dan kesucian-Nya sembari meyakini bahwa MAKNA ZHAHIR yang umumnya dikenal dari nash mutasyabihaat tersebut, maka itu bukanlah yang dimaksud, inilah yang dinamakan Manhaj Takwil.
__
.
Dan keduanya adalah Manhaj Ahlussunnah Wal Jama'ah sebagaimana keterangan berikut.
.
IMAM NAWAWI Rahimahullah mengatakan :
.
(فرع) اختلفوا فى ايآت الصفات واخبارها هل يخاض فيها بالتأويل أم لا.؟ فقال قائلون تتأول على مايلق بها، وهذا أشهر المذهبين للمتكلمين، وقال أخرون : لا تتأول بل يمشك عن الكلام في معناها، وبو كل علمها إلى الله تعالى، ويعتقد مع ذلك لتنزيه الله تعالى، وانتفاء صفات الحدث عنه، فيقال مثلا : نؤمن بأنا "الرحمن على العرش استوى"، ولا نعلم حقيقة معنى ذللك والمراد به، مع أنا نعتقد أن الله تعالى : "ليس كمثله شيء"، وأنه منزه عن الحلول والسمات الحدوث، وهذه طريق السلف أو جماهرهم، وهي أسلم..
.
فإن داعت الحاجة إلى التأويل لرد مبتدع ونحوه تأولوا حينئذ، وعلى هذا يحمل ماجاء عن العلماء في هذا، والله أعلم.
.
(Perkara cabang) terjadi perbedaan pendapat dari para ulama dalam pembahasan ayat-ayat sifat dan khabar-khabar tentangnya apakah mereka menyikapinya dengan takwil atau tidak.? maka sebagian mereka berkata bahwa itu di takwil sesuai dengan apa yang layak bagi-Nya, dan inilah yang paling masyhur dari pendapat yang kedua ulama ahli kalam, dan yang lain berkata bahwa itu tidak perlu di takwil, akan tetapi menahan diri dari membicarakan makna maknanya dan menyerahkan segala pengetahuan tentangnya kepada ALLAH Ta'ala, bersamaan dengan itu menyakini kesucian ALLAH Ta'ala serta meniadakan sifat-sifat yang baru dari-Nya, contoh diantaranya adalah ucapan : Kami beriman bahwa "Yang Maha Pemurah ber-istiwa' di atas 'Arsy", dan kami tidak mengetahui hakikat makna tentangnya dan apa yang di maksud darinya, bersamaan dengan itu kami meyakini bahwa ALLAH Ta'ala "Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya" dan sesungguhnya Dia Maha Suci dari menempati ruang dan juga tanda-tanda kebaharuan, demikianlah manhaj para salaf atau kebanyakan dari mereka dan inilah cara yang paling selamat..
.
Namun jika takwil dibutuhkan dalam rangka membantah Ahli Bid'ah dan yang semacamnya, maka takwil-lah saat itu juga, dengan demikian, bawalah apa yang datang dari para ulama tentang hal itu, Wallahu A'lam.
.
[Al-Majmu' Syarhul Mahadzab : Jilid 1, Halaman 49-50]
__
.
IMAM IBNU HAJAR AL-ASQALANI Rahimahullah mengatakan :
.
فأول في بعض وفوض في بعض وهو منقول عن مالك وجزم به من المتأخرين بن دقيق العيد، قال البيهقي : واسلمها الإيمان بلا كيف والسكوت عن المراد إلا أن يرد ذلك عن الصادق فيصار إليه، ومن الدليل على ذلك اتفاقهم على أن التأويل المعين غير واجب، فحينئذ التفويض أسلم
.
Maka mereka (para ulama) mentakwil sebagian dan mentafwidh sebagianya lagi, hal ini dinukil dari Imam Malik yang ditegaskan ulama mutaakhkhirin seperti Ibnul Daqiq Al-'Ied, Imam Al-Baihaqi pun juga mengatakan bahwa sikap yang paling selamat adalah mengimaninya tanpa membagaimananya dan diam terhadap maksudnya terkecuali terdapat petunjuk dari Ash-Shaadiq (NABI) yang menjelaskan tentangnya, dan salah satu bukti akan hal ini adalah mereka (para salaf) telah sepakat bahwa takwil secara khusus tidaklah wajib, maka saat itu TAFWIDH adalah jalan yang lebih selamat.
.
[Fathul Bari : Jilid 3, Halaman 30]
__
•
Wassalamualaikum 🙏
•
1. Manhaj Salaf adalah mengimani sifat-sifat ALLAH dengan menetapkan zhahir dari lafadz-lafadz sebagaimana redaksi yang telah disebutkan dalam Al-Quran dan Hadits seraya menyerahkan segala pengetahuan tentang makna-maknanya kepada ALLAH 'Azza Wa Jalla, inilah yang dinamakan Manhaj Tafwidh.
.
2. Manhaj Khalaf adalah mengimani sifat-sifat ALLAH seraya memberikan makna yang sesuai dengan apa yang layak bagi keagungan dan kesucian-Nya sembari meyakini bahwa MAKNA ZHAHIR yang umumnya dikenal dari nash mutasyabihaat tersebut, maka itu bukanlah yang dimaksud, inilah yang dinamakan Manhaj Takwil.
__
.
Dan keduanya adalah Manhaj Ahlussunnah Wal Jama'ah sebagaimana keterangan berikut.
.
IMAM NAWAWI Rahimahullah mengatakan :
.
(فرع) اختلفوا فى ايآت الصفات واخبارها هل يخاض فيها بالتأويل أم لا.؟ فقال قائلون تتأول على مايلق بها، وهذا أشهر المذهبين للمتكلمين، وقال أخرون : لا تتأول بل يمشك عن الكلام في معناها، وبو كل علمها إلى الله تعالى، ويعتقد مع ذلك لتنزيه الله تعالى، وانتفاء صفات الحدث عنه، فيقال مثلا : نؤمن بأنا "الرحمن على العرش استوى"، ولا نعلم حقيقة معنى ذللك والمراد به، مع أنا نعتقد أن الله تعالى : "ليس كمثله شيء"، وأنه منزه عن الحلول والسمات الحدوث، وهذه طريق السلف أو جماهرهم، وهي أسلم..
.
فإن داعت الحاجة إلى التأويل لرد مبتدع ونحوه تأولوا حينئذ، وعلى هذا يحمل ماجاء عن العلماء في هذا، والله أعلم.
.
(Perkara cabang) terjadi perbedaan pendapat dari para ulama dalam pembahasan ayat-ayat sifat dan khabar-khabar tentangnya apakah mereka menyikapinya dengan takwil atau tidak.? maka sebagian mereka berkata bahwa itu di takwil sesuai dengan apa yang layak bagi-Nya, dan inilah yang paling masyhur dari pendapat yang kedua ulama ahli kalam, dan yang lain berkata bahwa itu tidak perlu di takwil, akan tetapi menahan diri dari membicarakan makna maknanya dan menyerahkan segala pengetahuan tentangnya kepada ALLAH Ta'ala, bersamaan dengan itu menyakini kesucian ALLAH Ta'ala serta meniadakan sifat-sifat yang baru dari-Nya, contoh diantaranya adalah ucapan : Kami beriman bahwa "Yang Maha Pemurah ber-istiwa' di atas 'Arsy", dan kami tidak mengetahui hakikat makna tentangnya dan apa yang di maksud darinya, bersamaan dengan itu kami meyakini bahwa ALLAH Ta'ala "Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya" dan sesungguhnya Dia Maha Suci dari menempati ruang dan juga tanda-tanda kebaharuan, demikianlah manhaj para salaf atau kebanyakan dari mereka dan inilah cara yang paling selamat..
.
Namun jika takwil dibutuhkan dalam rangka membantah Ahli Bid'ah dan yang semacamnya, maka takwil-lah saat itu juga, dengan demikian, bawalah apa yang datang dari para ulama tentang hal itu, Wallahu A'lam.
.
[Al-Majmu' Syarhul Mahadzab : Jilid 1, Halaman 49-50]
__
.
IMAM IBNU HAJAR AL-ASQALANI Rahimahullah mengatakan :
.
فأول في بعض وفوض في بعض وهو منقول عن مالك وجزم به من المتأخرين بن دقيق العيد، قال البيهقي : واسلمها الإيمان بلا كيف والسكوت عن المراد إلا أن يرد ذلك عن الصادق فيصار إليه، ومن الدليل على ذلك اتفاقهم على أن التأويل المعين غير واجب، فحينئذ التفويض أسلم
.
Maka mereka (para ulama) mentakwil sebagian dan mentafwidh sebagianya lagi, hal ini dinukil dari Imam Malik yang ditegaskan ulama mutaakhkhirin seperti Ibnul Daqiq Al-'Ied, Imam Al-Baihaqi pun juga mengatakan bahwa sikap yang paling selamat adalah mengimaninya tanpa membagaimananya dan diam terhadap maksudnya terkecuali terdapat petunjuk dari Ash-Shaadiq (NABI) yang menjelaskan tentangnya, dan salah satu bukti akan hal ini adalah mereka (para salaf) telah sepakat bahwa takwil secara khusus tidaklah wajib, maka saat itu TAFWIDH adalah jalan yang lebih selamat.
.
[Fathul Bari : Jilid 3, Halaman 30]
__
•
Wassalamualaikum 🙏
Комментарии