Gus Baha ditanya Melakukan maksiat Apakah takdir dari Allah?

preview_player
Показать описание
#BoosterGusBaha
Sekali lagi, pertanyaan yang sering kali muncul dalam beberapa pengajian. Pertanyaan mengenai takdir ini mungkin selalu mengganjal di benak masyarakat. Apakah maksiat ini sudah takdir dari Allah?
Berikut pendapat ulama terkait takdir, qodlo' & qodar.

INKAFA Gresik, 19 Januari 2020
Рекомендации по теме
Комментарии
Автор

Saya dulu masih SMA punya pertanyaan itu juga tapi ga jadi ditanyakan, tentang kemaksiatan apa emang ditakdirkan dr Allah?karena saya rasa disaat pertanyaan itu terlontar itu bukan krn kita butuh jawabannya, namun seolah² kita ingin MENGKAMBING HITAMKAN TUHAN atas NAFSU KITA SENDIRI. Dan saya takut hal trsebut terbesit sebentar namun tercatat selamanya ☺️☺️

nabiln_af
Автор

"Jadi makanya orang sholeh itu harus hafalannya banyak, supaya niru-niru orang sholeh. Ini kan ndak, ingin sholeh tapi pakek akalnya sendiri. Itu bahaya dalam agama karena agama harus ada riwayat"
Gus Baha

HelmiandaAzizi
Автор

Dari Ustadz Adi Hidayat,
Kita bisa belajar dan mendapat ilmu yang luar biasa, penjelasannya sistematis, terukur dan jelas ttg Al'quran dan Hadits

Dari Gus Baha...kita dpt ilmu hikmah, menerangkan kandungan Al'quran dg logika yg sederhana dan mudah dipahami.

Dari Kyai Anwar Zahid,
Kita bisa belajar ilmu agama dg bahasa yang simple, dan memberikan contoh2 yg mudah dipahami masyarakat awam.

Dan banyak lagi orang2 alim yang ada di Indonesia ini, kita bisa ngaji dg mudah ..
Spt Udtadz Abdul Shomad, Buya Yahya, cak Nun, dll

grosirhanduk
Автор

Ustad muda paling keren. TDK terpengaruh dengan duniawi.
Pengen sekali anakku yg lagi mondok, pandai dan berakhlak sprti beliau.

antogaruda
Автор

secara hakikat kebaikan dan keburukan dari Allah rukun iman ke 6
tapi secara adab kita menisbatkan kebaikan itu dari Allah sehingga orang itu bebas dari takabur dan ujub, secara adab kita menisbatkan keburukan itu karena kebodohan kelemahan kejahilan kita. semoga Allah selalu memberikan kita kefahaman dalam agama. aamiin ya Rabbal'alamiin.

endrapurnama
Автор

Ke video ini karena status seseustadz yang nyinyir dengan Gus Baha. Poinnya adalah "jabbariyah/qadariyah yang penting sholeh".

Setelah menonton video ini, saya malah makin kagum dengan jawaban Gus Baha. Karena beliau "ditodong" pertanyaan ga enak oleh professor, qodariyah atau jabbariyah. Orang saklek yang akalnya ga panjang2 amat tentu bakal jawab: ahlusunnah wal jamaah.

Nah, jawaban beliau ini bisa berkelit dari dua pilihan ga enak tersebut. Yang penting sholeh. Lalu kesholehan itu yang menuntunnya pada husnuzhon billah, apa pun posisinya (qadariah/jabbariyah).

Terus? Kata Gus Baha, lalu Allah akan membimbingnya pada hidayah yang benar. Nah, kesholehan dan husnuzhon billah itu lah yang bisa membawa orang tersebut kepada pemahaman yang benar menurut ahlusunnah wal jama'ah.

Salut Gus. Dan memang benar, mutiara sekalipun ada yang melemparinya kotoran, tetap saja ia mutiara. Orang berilmu walau direndahkan orang jahil, tetap saja ia berilmu.

Allahuyubarikfiik

zicoalviandri
Автор

Menulis takdir urusan mudah bagi Allah, karena tidak terikat oleh waktu. Takdir dalam pandangan Allah sudah final karena Allah tahu apa yang terbersit dalam benak manusia. Namun karena manusia terikat oleh waktu, maka takdir yang telah ditulis Allah namun kita belum tahu finalnya karena sedang kita jalani namun Allah mengirim petunjuk, kalau taat akan masuk surga, kalau ingkar akan masuk neraka. Manusia diberi ilham untuk bebas memilih jalan kebaikan dan jalan keburukan. Maka memintalah kepada Allah agar selalu diberi ketetapan hati memilih jalan yang benar

mawardiramli
Автор

Masya allah, orang2 mulia di lewati2 anak2 lari2 tidak ter usik sedikitpun

AbdulMalik-tfse
Автор

Kalau menurut saya jalankan semua perintah ALLOH dan jangan mikir besuk diaherat gimana, anggap aja ibadah kita sbg rasa terima kasih kita kepada ALLOH SWT

edyprayitno
Автор

Pendapat semacam ini gak jauh dari permasalahan Theology masa lampau.
Meyakini bahwa makhluk itu Mutlak tidak punya kehendak sama sekali, jadinya Jabbariyyah.
Meyakini bahwa Allah tidak punya sedikitpun kehendak terhadap makhluk dan semua kehendak adalah mutlak dari makhluk, jadinya Qodariyyah.

Saya kira Asy-Ariyyah adalah penggabungan dari keduanya.
Makanya dalam Aqidah kita diajarkan oleh para guru, ada takdir mubron dan takdir mu'llaq.
Takdir mubron adalah takdir yang tidak bisa kita pilih, kita tidak punya kehendak atas itu, contohnya: kita tidak bisa memilih untuk lahir dari ras apa dan lahir dari rahim siapa. Kita juga tidak bisa memilih lahir dalam keadaan normal atau cacat. Jantung yang berdetak ketika dilahirkan, begitupun jenis kelamin laki-laki atau perempuan, semuanya adalah mutlak kehendak Allah tanpa ada campur tangan manusia.
Sedangkan takdir mu'llaq adalah takdir yang bisa kita pilih sendiri, akan tetapi tetap ada campur tangan Allah, seperti firman Allah dalam Al-Quran, bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah diri mereka sendiri. Ini artinya di dalam kehendak manusia yang berhubungan dengan takdir mu'llaq itu masih ada campur tangan Allah. Kamu bisa berkehendak ingin pergi ke sekolah atau ke pasar, tapi jika Allah tidak mengizinkan, kamu tidak akan sampai. Atau bahkan kamu memilih untuk menikah dengan seseorang yang kamu sukai, tapi jika Allah tidak berkehendak maka kamu tidak akan pernah bisa menikah dengannya.
Makanya di dalam Al-Quran Allah berfirman: Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, ''Aku pasti melakukan itu besok pagi'', kecuali (dengan mengatakan), Insya Allah.
Contohnya: Suatu hari nanti saya pasti menjadi suami dari wanita sholahah itu.!
Ini adalah termasuk ucapan yang tidak dianjurkan, karena memang hal yang diucapkan atau dijanjikan itu adalah tentang masa depan yang merupakan perkara ghaib.
Terus yang benar bagaimana?
Yang benar adalah ''insya Allah Suatu hari nanti saya akan menjadi suami dari wanita sholehah itu!''
Dalam hal ini kamu tetap punya kehendak, dalam artian berusaha untuk menjadi suaminya, akan tetapi yang menentukan dan mengizinkan adalah Allah.

Semua perkara hakikatnya memang kembali kepada Allah.

Wallahu a'lam

fiqihdasar
Автор

Harus merasa bangga karna kita punya Tuhan.. tau akan apa yang akan terjadi.

rifqiassegaf
Автор

Alhamdulillah bermunculan ulama2 cerdas, ada ustadz adi hidayat, ada gus baha...Bismillah Islam bangkit

aliefnoer
Автор

Luar biasa Gus.
Berkecamuknya akal, hawa nafsu dan tipu daya syetan melahirkan pertanyaan yg hanya bisa dijawab dan dirasakan setelah sholeh. Tks Gus.

lukitosari
Автор

Alhamdulillah kita punya Ulamanya yang luar biasa cerdas, , , inilah manusia otak Al-Quran 🙏

gabuspendaharaTSG
Автор

Sholeh dulu setelah itu iman akan menuntun mu.
Segera bertobat dan banyakin ngaji.
MasyaAlloh..
Trims Min

WOXful
Автор

Dibutuhkan kesalehan dalam memahami qodho' qodar
~gus baha'

hasanalwafa
Автор

Jama'ah YouTube hadirrrr Gus
Ikut semoga mendapat barokahnya dunia sampe akhirat Aamiin Ya Robbal Aallamiin 💓

ririnzaen
Автор

Yang berbuat dosa kamu sendiri kok Allah yang kau salah kan .
Gus Baha 🤝

kakakarul
Автор

Bertanya apapun boleh, yang penting jangan berhenti belajar

literasikeamanandigital
Автор

MasyaAllah, Alhamdulillah Allah menurunkan Ulama seperti beliau di Indonesia

ronyberbagi