Menag Yaqut Imbau Jangan Pilih Pemimpin yang Mainkan Politik Identitas, Cal Imin: Itu Omongan Buzzer

preview_player
Показать описание
TRIBUN-VIDEO.COM - Bakal cawapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Muhaimin Iskandar menyebut imbauan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas untuk tidak memilih pemimpin yang memainkan politik identitas sebagai omongan buzzer.

Pernyataan Ketua Umum PKB itu disampaikan saat Muhaimin menghadiri Upacara Pancasila Sakti di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (1/10/2023).

Cak Imin, sapaan akrabnya, tidak ingin berbicara panjang saat ditanya wartawan tentang imbauan Yaqut.

Tegas dia hanya menanggapi bahwa pernyataan Yaqut adalah omongan buzzer.

"Oh itu omongan buzzer," kata bakal pendamping bakal capres Anies Baswedan itu sambil tertawa dan berlalu meninggalkan awak media.

Imbauan Menag Yaqut
Sebelumnya, pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang mengimbau untuk tidak memilih pemimpin yang memainkan politik identitas, dalam hal ini menggunakan agama demi kepentingan politiknyam itu disampaikan di Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI) di Ballroom Hotel Alila, Solo, Jawa Tengah, Jumat (29/9/2023).

Yaqut berpesan agar agama tidak dijadikan alat merebut kekuasaan.

Terlebih sebentar lagi masyarakat akan memilih capres pada Pilpres 2024 mendatang yang tinggal beberapa bulan lagi.

"Agama dan politik ini bergelinding jadi satu. Kalau mau melaksanakan agama secara luas di sebuah negeri maka semua harus ada aturan. Aturan itu ditetapkan melalui mekanisme politik," lanjutnya.

Yaqut juga menyinggung soal Pilkada DKI Jakarta 2017 hingga Pilpres 2014 dan 2019 yang menurutnya sarat akan penggunaan agama sebagai alat politik merebut kekuasaan.

"Kita menjaga agama yang kita teguh ini, dari kotornya aktor-aktor politik yang ingin menggunakan agama untuk merebutkan kekuasaan."

"Mari sama-sama kita jaga agama yang kita pegang teguh ini kita jaga agar tidak digunakan untuk kepentingan memperebutkan posisi kekuasaan. Jangan mau agama kita dirusak."

Yaqut berharap Pilpres 2024 bisa berlangsung damai tanpa harus terjadi polarisasi berbasis agama yang memecah belah umat.

"Tahun politik, itu hanya sebuah mekanisme siapa yang akan mencari pemimpin bangsa ini hanya mekanisme. Ini bukan peperangan bukan hidup dan manti harus ada korban. Ini mekanisme untuk menentukan pemimpin dan menahkodai negeri Indonesia ini."

"Perang satu dengan yang lain tidak perlu. Ini pesta demokrasi yang harus kita laksanakan dengan riang gembira," jelasnya.

Рекомендации по теме
Комментарии
Автор

setiap.. menjelang PEMILU, NU selalu dipecah belah..di acak2... kelihatan siapa.. siapa yg membela kepentingan bangsa, dan siapa yg sekedar AMPLOP.

senyoku