Eropa Khawatir Biden Menekan Kiev ke Meja Perdamaian, AS Bingung Kehabisan Dana Beli Paket Bantuan

preview_player
Показать описание

TRIBUN-VIDEO.COM- Kekhawatiran para pejabat Eropa meningkat terkait kelanjutan konflik di Ukraina.

Pasalnya, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden saat ini tengah berupaya menekan konflik Ukraina ke meja perdamaian.

Host: Adilla Risna
Vp: Adam Sukmana

#bloomberg #joebiden #perangrusiaukraina2022 #konflikukraina
Рекомендации по теме
Комментарии
Автор

Inilah negara negara pengecut ujung ujung nya

HermanBrekele-svsc
Автор

Setan itu hanya bisa memiskinkan amirika,

kakakbar
Автор

Kau yang mulai..., kau.. yang kau yang berjanjii....ka..u.. yang

sony
Автор

Kakek sudah linglung, sekian banyakk kiriman senjata ko pilih damai lagi, aneh

branddos
Автор

Harus damai. Jika tidak masalah besar akan terjadi.smg perang ini di hentikan!!!

ketutnarti
Автор

Ini membuktikan bahwa hegemoni negara barat tidak mempan terhadap rusia...

RIFKI_OFC
Автор

Tiada jalan Damai bukan melangkah garis Merah bahkan garis hitam....

MohdAzharOmar-st
Автор

Tujuan putin belum tercapai perang tidak akan berhenti

riza
Автор

As berupaya damaikan perang .... h.h.h damaikan apa memperkeruh ...

didikhariyadi
Автор

Bantuan kejahatan tidak berka mala merusak semuanya

restika
Автор

Nah itu kelakuan AS & Barat, kalo terdesak mereka cari aman.. 😂😁

HendiVivo-rdre
Автор

Tadinya ber-api2 mau kalahkan Rusia dan menolak damai...😅

wongndheso
Автор

Udh kalah aja, , pngen damai, , , tanggung perang lagi aja, , , cemenn

AkmalUdin-xyxg
Автор

Biden suruh ke philadelphia, gabung sama zombi

juliaapril
Автор

Paket kuota Ukraine sdh hbs tnggal kuota darurat yg Ada😂😂

DedySunaryo-op
Автор

tribun suaranya udah mulai bagus gak kecil lagi, jadi makin nyaman nontonnya

ebboyete
Автор

Semoga Rusia bisa hancurkan hegemoni barat

srojabravo
Автор

Jangan damai perang saja terus sampai salah satunya musnah 👌

catfederation
Автор

Jangan damai hilangkan ukraine dr peta dunia

Ciripa
Автор

Bukan masalah anggaran tapi carut marut situasi politik di AS karena sebentar lagi akan menghadapi Pilpres. Biden masih tetap jualan Ukraina sbg senjata kampanye, sedangkan calon kandidat lainnya seperti Vivek dan RFK mengecam keterlibatan AS di Ukraina ternasuk anggran bantuan yang hampir mencapai $ 180 miliar baik finansial maupun militer, sementara Biden hanya memberi jaminan $ 700 utk setiap individu yang terkena dampak kebakaran di kota tua Maui, Hawaii. Biden tampaknya mementingkan Ukraina karena berkaitan dengan hegemoni AS walaupun situasi di dalam negeri semakin memburuk mulai dari infrastruktur sampai tingkat gelandangan yang semakin tinggi.

RFK menjanjikan utk segera memulai proses damai di Ukraina, namun dengan syarat yang mustahil direalisisasikan yakni meminta Rusia mengembalikan 4 wilayah yang mereka kuasai ini yaitu Donetsk, Lugansk, Kherson, dan Zaporizhzhia ditambah sebagian kecil wilayah Kharkiv. Vivek yang menentang keputusan Biden masuk terlalu jauh dan mengambil keuntungan dari situasi pelik Ukraina lewat Burisma yang ditangani oleh Hunter Biden juga berjani akan memulai proses damai di Ukraina. Hanya Biden yang masih bersiteguh akan terus mendukung Zelenskyi sampai titik darah penghabisan yang tentu saja orang Ukraina itu sendiri. Biden dalam setiap pidatonya selalu mengatakan Rusia telah kalah, Putin telah kalah dan Rusia harus dikalahkan.

Jeffrey Sach menyebut walaupun Obama yang memulai kekacauan di Ukraina lewat rangan kanannya Nuland, tetapi Obama sadar saat Putin mencaplok Krimea dan dia harus berhenti di situ. Tapi saat Trump menjabat Ukraina mendapat bantuan ekonomi dan militer yang melimpah, dan ini digunakan oleh Zelenskyi dalam upayanya merebut kembali Donbass. Trump juga menarik diri dari 3 kesepatan penting dengan Rusia. Sach menyebut Biden merupakan salah satu Presiden AS yang tudak terlalu cerdas dalam setiap keputusannya. Pada intinya sejak pemerintahan George W. Bush Gedung Putih diisi oleh para neocon yang juga bekerja utk komplek industri militer negara tersebut, sebut saja John Bolton, Hillary Clinton, Nancy Pelosy, Nikky Hailey, Mike Pompeo, John Kirby, Marco Rubio, John McCain, Anthony Blinken, Victoria Nuland, Mark Milley, Jack Sulivan, Lindsey Graham dll.

well