filmov
tv
Kesaksian Korban Gempa Cianjur Ceritakan Detik-detik hingga Teriak: Astaghfirullahaladzim Kiamat!
Показать описание
TRIBUN-VIDEO.COM - Gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat menyisakan trauma mendalam bagi para korban yang terdampak.
Ratusan orang dikabarkan meninggal dunia dalam bencana tersebut.
Sementara itu ada 326 warga mengalami luka-luka dan 13.784 orang mengungsi.
Tragedi gempa bumi ini menjadi pengalaman mencekam yang dirasakan oleh Elis, warga Tunggilis Wetan, Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.
Mengapa tidak, ia merasakan dunia hendak kiamat saat gempa tersebut mengguncang wilayah tempat tinggalnya.
Ia masih ingat betul momen detik-detik gempa bumi dengan kekuatan 5,6 magnitudo itu meluluh lantakan kampungnya, pada Senin (21/11/2022).
Saat gempa bumi itu terjadi, Elis sedang melakukan aktifitas sehari-harinya di sawah.
Seperti biasa, siang hari ia memang masih berada di sawah sebelum pulang ke rumahnya menuju sore hari.
Saat sedang melakukan aktifitas di sawah, Elis pun tiba-tiba tersentak.
Ia merasakan bumi berguncang dan suara gemuruh terdengar dari kejauhan.
Momen itu sontak saja membuatnya kaget dan kebingungan dengan apa yang terjadi.
Elis merasakan bumi berguncang cukup kencang dalam waktu yang lumayan lama.
Saking kencangnya, Elis bahkan saat itu mengira bahwa guncangan dan suara gemuruh itu merupakan pertanda bumi ini akan berhenti berputar.
Setelah gempa sudah mulai berhenti, Elis pun memutuskan untuk buru-buru lari dan pulang ke rumahnya.
Namun betapa kagetnya Elis saat melihat kampungnya sudah luluh lantak akibat gempa bumi yang sebelumnya ia rasakan.
Elis melihat rumah-rumah tetangganya sudah hancur bahkan beberapa ada yang rata dengan tanah.
Lalu di sepanjang perjalanan menuju rumahnya, Elis juga mendapatkan kabar tak sedap dari tetangganya yang berhamburan ke luar rumah dan berkumpul.
Dengan suara panik dan wajah yang tegang, tetanggnya mengatakan kepada Elis bahwa sang ibu tertimbun reruntuhan bangunan.
Hati Elis pun saat itu makin hancur mendengar kabar tersebut, dan memikirkan nasib sang ibu.
"Pas pulang ke rumah kata orang sing sabar, umi belum ketemu, sampe tiga jam engga ada, ketiban tembok," katanya.
Resah dan gelisah pasti dirasakannya saat melihat rumahnya sudah hancur, sementara sang ibu masih terjebak di dalamnya.
Elis mengaku saat itu dirinya hanya bisa pasrah dan berdoa kepada yang maha kuasa agar orang tuanya diberikan keselamatan.
Beruntung, Ibunya berhasil diselamatkan dari reruntuhan rumah yang roboh akibat gempa tersebut.
Hanya saja setelah diselamatkan sang ibu mengalami sedikit luka ringan pada jarinya.
Rupanya, ibunya itu selamat berkat kulkas yang ada di rumahnya.
Sang ibu berada di bawah kulkas yang menahan puing-puing runtuhan tembok.
"Untungnya ada kulkas, si umi teh ada di bawah kulkas jadi tembok yang jatuh masih ketahan, cuma tangan doang sakit karena nahan, mana kompor juga nyala katanya, mati karena ketiban tembok," katanya.
Setelah berhasil dievakuasi, ibunya langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Kondisi orang tuanya pun baik-baik saja, hanya lemas akibat syok akibat kejadian tersebut.(*)
Host : Mei Sada Sirait
Video Editor : Satria Yoga
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral
Ratusan orang dikabarkan meninggal dunia dalam bencana tersebut.
Sementara itu ada 326 warga mengalami luka-luka dan 13.784 orang mengungsi.
Tragedi gempa bumi ini menjadi pengalaman mencekam yang dirasakan oleh Elis, warga Tunggilis Wetan, Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.
Mengapa tidak, ia merasakan dunia hendak kiamat saat gempa tersebut mengguncang wilayah tempat tinggalnya.
Ia masih ingat betul momen detik-detik gempa bumi dengan kekuatan 5,6 magnitudo itu meluluh lantakan kampungnya, pada Senin (21/11/2022).
Saat gempa bumi itu terjadi, Elis sedang melakukan aktifitas sehari-harinya di sawah.
Seperti biasa, siang hari ia memang masih berada di sawah sebelum pulang ke rumahnya menuju sore hari.
Saat sedang melakukan aktifitas di sawah, Elis pun tiba-tiba tersentak.
Ia merasakan bumi berguncang dan suara gemuruh terdengar dari kejauhan.
Momen itu sontak saja membuatnya kaget dan kebingungan dengan apa yang terjadi.
Elis merasakan bumi berguncang cukup kencang dalam waktu yang lumayan lama.
Saking kencangnya, Elis bahkan saat itu mengira bahwa guncangan dan suara gemuruh itu merupakan pertanda bumi ini akan berhenti berputar.
Setelah gempa sudah mulai berhenti, Elis pun memutuskan untuk buru-buru lari dan pulang ke rumahnya.
Namun betapa kagetnya Elis saat melihat kampungnya sudah luluh lantak akibat gempa bumi yang sebelumnya ia rasakan.
Elis melihat rumah-rumah tetangganya sudah hancur bahkan beberapa ada yang rata dengan tanah.
Lalu di sepanjang perjalanan menuju rumahnya, Elis juga mendapatkan kabar tak sedap dari tetangganya yang berhamburan ke luar rumah dan berkumpul.
Dengan suara panik dan wajah yang tegang, tetanggnya mengatakan kepada Elis bahwa sang ibu tertimbun reruntuhan bangunan.
Hati Elis pun saat itu makin hancur mendengar kabar tersebut, dan memikirkan nasib sang ibu.
"Pas pulang ke rumah kata orang sing sabar, umi belum ketemu, sampe tiga jam engga ada, ketiban tembok," katanya.
Resah dan gelisah pasti dirasakannya saat melihat rumahnya sudah hancur, sementara sang ibu masih terjebak di dalamnya.
Elis mengaku saat itu dirinya hanya bisa pasrah dan berdoa kepada yang maha kuasa agar orang tuanya diberikan keselamatan.
Beruntung, Ibunya berhasil diselamatkan dari reruntuhan rumah yang roboh akibat gempa tersebut.
Hanya saja setelah diselamatkan sang ibu mengalami sedikit luka ringan pada jarinya.
Rupanya, ibunya itu selamat berkat kulkas yang ada di rumahnya.
Sang ibu berada di bawah kulkas yang menahan puing-puing runtuhan tembok.
"Untungnya ada kulkas, si umi teh ada di bawah kulkas jadi tembok yang jatuh masih ketahan, cuma tangan doang sakit karena nahan, mana kompor juga nyala katanya, mati karena ketiban tembok," katanya.
Setelah berhasil dievakuasi, ibunya langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Kondisi orang tuanya pun baik-baik saja, hanya lemas akibat syok akibat kejadian tersebut.(*)
Host : Mei Sada Sirait
Video Editor : Satria Yoga
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral
Комментарии