filmov
tv
5 Peristiwa yang Terjadi Sebelum Soeharto Lengser pada 21 Mei 1998
Показать описание
KOMPAS.TV - Presiden Soeharto resmi mengundurkan diri dari kursi presiden pada 21 Mei 1998. Sebelum Soeharto memutuskan mengundurkan diri, banyak peristiwa penting terjadi.
Berikut rangkumannya:
1. Krisis moneter
Imbas krisis moneter 1997 yang melanda Indonesia sekaligus jadi titik awal gerakan reformasi.
Pada masa itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melambung tinggi dari Rp 2 ribu per dolar AS pada Juni 1997, menjadi di atas Rp 16 ribu per dolar AS pada Juni 1998.
Pengangguran pun makin meningkat dari 4,68 juta penduduk pada 1997 menjadi 5,46 juta pada 1998.
2. Demo tuntut Soeharto mundur
Mahasiswa melakukan aksi demonstrasi besar-besaran ke gedung DPR/MPR, menuntut Soeharto untuk mundur.
Aksi demo terjadi sampai ke kota-kota besar lainnya. Tak sedikit peserta aksi yang jadi korban karena tindakan represif aparat keamanan.
3. Kerusuhan dan penjarahan
Kerusuhan, pembakaran, penjarahan, dan pemerkosaan terjadi di ibu kota dan sejumlah daerah pada 13-15 Mei 1998.
Salah satunya adalah kebakaran Mal Yogya di Klender yang menewaskan 400 orang pada 15 Mei, setelah dua hari berturut-turut menjadi target penjarahan warga.
4. Harmoko desak Presiden Soeharto mundur
Harmoko merupakan Menteri Penerangan era Orde Baru dari tahun 1983-1997. Setelahnya, ia menjabat sebagai Ketua DPR/MPR periode 1997-1999.
Harmoko menyampaikan pidato pada 18 Mei 1998, mengharapkan Presiden Soeharto mengundurkan diri secara arif dan bijaksana.
Namun pukul 23.00 WIB, Menhankam/Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto menyebut bahwa pernyataan Harmoko tersebut merupakan sikap dan pendapat individual, karena tidak dilakukan melalui mekanisme rapat DPR.
5. 14 menteri mundur secara bersama-sama
Presiden Soeharto mengemukakan akan segera mengadakan reshuffle Kabinet Pembangunan VII, sekaligus mengganti namanya menjadi Kabinet Reformasi.
Namun kabar mengejutkan datang dari 14 menteri yang menyatakan untuk mengundurkan diri secara bersama-sama dari jabatan mereka.(*)
Grafis: Arief Rahman
Berikut rangkumannya:
1. Krisis moneter
Imbas krisis moneter 1997 yang melanda Indonesia sekaligus jadi titik awal gerakan reformasi.
Pada masa itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melambung tinggi dari Rp 2 ribu per dolar AS pada Juni 1997, menjadi di atas Rp 16 ribu per dolar AS pada Juni 1998.
Pengangguran pun makin meningkat dari 4,68 juta penduduk pada 1997 menjadi 5,46 juta pada 1998.
2. Demo tuntut Soeharto mundur
Mahasiswa melakukan aksi demonstrasi besar-besaran ke gedung DPR/MPR, menuntut Soeharto untuk mundur.
Aksi demo terjadi sampai ke kota-kota besar lainnya. Tak sedikit peserta aksi yang jadi korban karena tindakan represif aparat keamanan.
3. Kerusuhan dan penjarahan
Kerusuhan, pembakaran, penjarahan, dan pemerkosaan terjadi di ibu kota dan sejumlah daerah pada 13-15 Mei 1998.
Salah satunya adalah kebakaran Mal Yogya di Klender yang menewaskan 400 orang pada 15 Mei, setelah dua hari berturut-turut menjadi target penjarahan warga.
4. Harmoko desak Presiden Soeharto mundur
Harmoko merupakan Menteri Penerangan era Orde Baru dari tahun 1983-1997. Setelahnya, ia menjabat sebagai Ketua DPR/MPR periode 1997-1999.
Harmoko menyampaikan pidato pada 18 Mei 1998, mengharapkan Presiden Soeharto mengundurkan diri secara arif dan bijaksana.
Namun pukul 23.00 WIB, Menhankam/Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto menyebut bahwa pernyataan Harmoko tersebut merupakan sikap dan pendapat individual, karena tidak dilakukan melalui mekanisme rapat DPR.
5. 14 menteri mundur secara bersama-sama
Presiden Soeharto mengemukakan akan segera mengadakan reshuffle Kabinet Pembangunan VII, sekaligus mengganti namanya menjadi Kabinet Reformasi.
Namun kabar mengejutkan datang dari 14 menteri yang menyatakan untuk mengundurkan diri secara bersama-sama dari jabatan mereka.(*)
Grafis: Arief Rahman
Комментарии