filmov
tv
IXIA // MALA [Official Music Video]

Показать описание
Music Produced by IXIA
Vocal Produced by Raga Maharasta
Mixed & Mastered by Ricky Aprianto / Rostels Records
Guitar Recording Engineer by Ricky Aprianto / Rostels Records
Bass, Vocal Recording engineer by Hamdy Bahasuan / Leap Records
_
Video Produced by PELATAR
Directed by Hamdy Bahasuan, Hendro Prasetyo
Video Edited Hamdy Bahasuan
Special Thank’s to Muhammad Ghazali, Esoteric Revelation
_
Supported by:
•Pelatar
•Paling Berisik
•Leap Records
___________________________________________________________________
Lirik:
Ini opus imperialis,
berbalut narsistik dan fasis
Membalur raga dengan nanah
Yang kian membusuk hingga jiwa terkikis
Belenggumu itu penuh karat
Menjerat lekat di tulang belikat
Bak tikarat
Bermatakan bual penjerat
Dalam gedung pencakar langit
Ada tipu daya yang membelit
Berbagai lidah yang pandai berkelit
Menusuk dengan prosa serupa arit
Adalah anak manusia
yang bertindak serupa dewa
Serigala berbulu domba
Kanker busuk yang dianggap sebagai panglima
Habis akal terbitlah kebodohan-kebodohan
Yang menjadi fakta
Karena kata adalah senjata
Namun kau membidik ke arah yang salah
Mata pisaumu sangat terarah
Takut tersisih, bertindak pongah
Tampil konyol dan tanpa arah
Apa kau pikir kemejamu itu sekuat zirah?
Kami muak dengan segala ocehan!
Perintah yang tidak beralasan
Dogma lama tentang loyalitas
Padahal yang kau mau hanya popularitas
Kami muak dengan anekdot masa lampau
Dari tetua-tetua bengis
Yang hanya peduli pada harta kekayaan
Dengan wajah munafik yang mirip selangkangan
Ini akan menjadi akhir!
Retorikamu bukanlah takdir!
Kala hitam dan putih menjadi merah
Kami bersumpah, kerahmu akan bersimbah darah
Tertatih lirih hidup ku
Dalam kias angan yang terpaku membeku,
Mata pisau dari lidah mu kian menusuk
Merasuk jiwa-jiwa yang membusuk
Kau seka darah dari wajah, rongga kosong dalam dada disemai dosa
Pucat pasi takut tersisih
Kaburkan nalar terjajah resah
Persetan
Lumat terinjak, jiwa-jiwa yang kau pijak
Habiskan hidup mu dalam bayang
Dibuai harapan, ikat ku dengan kekang
Tertatih lirih hidup ku
Dalam kias angan yang terpaku membeku
Membusuk
Vocal Produced by Raga Maharasta
Mixed & Mastered by Ricky Aprianto / Rostels Records
Guitar Recording Engineer by Ricky Aprianto / Rostels Records
Bass, Vocal Recording engineer by Hamdy Bahasuan / Leap Records
_
Video Produced by PELATAR
Directed by Hamdy Bahasuan, Hendro Prasetyo
Video Edited Hamdy Bahasuan
Special Thank’s to Muhammad Ghazali, Esoteric Revelation
_
Supported by:
•Pelatar
•Paling Berisik
•Leap Records
___________________________________________________________________
Lirik:
Ini opus imperialis,
berbalut narsistik dan fasis
Membalur raga dengan nanah
Yang kian membusuk hingga jiwa terkikis
Belenggumu itu penuh karat
Menjerat lekat di tulang belikat
Bak tikarat
Bermatakan bual penjerat
Dalam gedung pencakar langit
Ada tipu daya yang membelit
Berbagai lidah yang pandai berkelit
Menusuk dengan prosa serupa arit
Adalah anak manusia
yang bertindak serupa dewa
Serigala berbulu domba
Kanker busuk yang dianggap sebagai panglima
Habis akal terbitlah kebodohan-kebodohan
Yang menjadi fakta
Karena kata adalah senjata
Namun kau membidik ke arah yang salah
Mata pisaumu sangat terarah
Takut tersisih, bertindak pongah
Tampil konyol dan tanpa arah
Apa kau pikir kemejamu itu sekuat zirah?
Kami muak dengan segala ocehan!
Perintah yang tidak beralasan
Dogma lama tentang loyalitas
Padahal yang kau mau hanya popularitas
Kami muak dengan anekdot masa lampau
Dari tetua-tetua bengis
Yang hanya peduli pada harta kekayaan
Dengan wajah munafik yang mirip selangkangan
Ini akan menjadi akhir!
Retorikamu bukanlah takdir!
Kala hitam dan putih menjadi merah
Kami bersumpah, kerahmu akan bersimbah darah
Tertatih lirih hidup ku
Dalam kias angan yang terpaku membeku,
Mata pisau dari lidah mu kian menusuk
Merasuk jiwa-jiwa yang membusuk
Kau seka darah dari wajah, rongga kosong dalam dada disemai dosa
Pucat pasi takut tersisih
Kaburkan nalar terjajah resah
Persetan
Lumat terinjak, jiwa-jiwa yang kau pijak
Habiskan hidup mu dalam bayang
Dibuai harapan, ikat ku dengan kekang
Tertatih lirih hidup ku
Dalam kias angan yang terpaku membeku
Membusuk
Комментарии