Perlukah DESA Merias Diri Seperti KOTA? Eko Prawoto Arsitek Kampung

preview_player
Показать описание
Eko Prawoto adalah seorang sosok yang selalu berusaha berpikir kritis untuk mengingat kembali akar budaya sebagai pijakan dalam menghasilkan karya arsitektur kontemporer. Konsistensi dan pemikiran yang mendalam menjadikannya sebagai salah satu sosok berpengaruh dalam perkembangan arsitektur di Indonesia. Ia lahir di Purworejo tahun 1958 dan menyelesaikan pendidikan sarjana di Jurusan Arsitektur Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 1982. Pada tahun 1985, Eko Prawoto memulai karier sebagai inisiator dan dosen di Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, hingga kini. Pemegang gelar master dari The Berlage Institute Amsterdam tahun 1993 ini mendirikan Eko Prawoto Architecture Workshop pada tahun 2000.Eksplorasi dalam penggunaan material lokal dan bekas, selalu menjadi pemikiran utama di balik karyanya. Karya-karya pentingnya antara lain Gereja Kristen Indonesia Sokaraja, Cemeti Art House, Yogyakarta, Butet Kertarajasa House, Yogyakarta, dan Via-via Café. Pasca gempa Yogyakarta tahun 2006, Eko Prawoto tergabung sebagai relawan di Ngibikan, dalam proyek rekonstruksi daerah bencana.

Beberapa penghargaan yang pernah diraihnya antara lain peringkat ke-3 dalam Sayembara Desain Rumah Sederhana oleh REI-Inkindo Jawa Tengah, 1996 dan IAI Awards 2002 untuk kategori Bangunan Budaya atas Cemeti Art House, lalu shortlist Aga Khan Award 2010, dan Citation pada IAI Awards 2018. Ia juga aktif berpartisipasi dalam pameran, khususnya pameran seni instalasi. Sebagian besar karya yang Eko Prawoto pamerkan menggunakan material bambu. Di tahun 1999, ia terlibat dalam pameran Tektonik Arsitektur YB Mangunwijaya. Pameran skala internasional yang pernah diikutinya antara lain Singapore Biennale 2013 dengan karya Wormhole, Holbaek 2016 untuk karya Shell At The Sea dan karya Bale Kembang di Europalia 2017, Antwerp, Belgia.

Karya Eko Prawoto diapresiasi oleh banyak media publikasi nasional maupun internasional, antara lain New Direction in Tropical Asian Architecture, 2004. Bahkan Taipei Times secara khusus meliput tentang diri dan proyek sosialnya, yaitu konstruksi rumah untuk korban gempa bumi di Ngibikan, Yogyakarta, Juni 2006. Proyeknya juga pernah dipublikasikan pada Phaldon Atlas of The 21st Century World Architecture tahun 2008. Sementara itu, karya Via-via Café dimuat di Indonesia Architecture Now 2, House Series: Tropical Eco House Book, ARCHINESIA vol. 6, dan Architecture Guide Indonesia karya Imelda Akmal.

Simak selengkapnya di #ceritarumah yang berjudul " Perlukah DESA Merias Diri Seperti KOTA? Eko Prawoto Arsitek Kampung "

#ceritarsitektur #kuningtelur #arsitektur

Instagram :
Eko Prawoto

Pari Klegung

==================================================

OFFICIAL KUNING TELUR

For business enquiries please contact :

Regards
KuningTelur Team

———————————————————————————
Konsultasi Desain dan Bangun Rumah

PINARAK Architect

Contact Person :

Kuning Telur Special Partner

----------------------------------------------------

.

.

.

.

.cerita rumah, arsitektur, arsitektour indonesia, arsitektour, rumah modern tropis, arsitektur, desain rumah, rumah mewah, rumah, rumah sultan, review rumah, rumah super mewah, desain rumah, desain rumah minimalis 2 lantai, desain rumah minimalis 6x10, rumah minimalis, desain rumah minimalis, rumah tumbuh, house tour, rumah artis indonesia, rumah aesthetic, home decor, titi dan tian rumah alam, rumah alam sutera, rumah alami natural minimalis, rumah alami natural, rumah alam impian, rumah alam sutera murah, rumah desa, rumah desa sehat, rumah desa modern, rumah desa asri, rusak alam, eko prawoto, eko prawoto arsitek, eko prawoto house, eko prawoto karya, rumah karya eko prawoto, arsitek kampung, arsitek kampoeng, arsitek rumah kampung, arsitek kampung, arsitek kampoeng, arsitek rumah kampung, arsitek rumah kampung, arsitek rumah di kampung, rumah organik, rumah organik jember, rumah kebun organik, desa, kota, indah
Рекомендации по теме
Комментарии
Автор

13 September 2023, Rabu, jam 19.15 pak Eko Prawoto telah berpulang ke rumah Tuhan. Kita berterima kasih untuk video ini karena kita dapat terus menerus mencermati ide, pikiran, tindakan dan kerja kerasnya selama ini. Selamat jalan pak Eko Prawoto. Terima kasih atas inspirasinya. Doa terbaik dan sorga tempatmu kelak.

paksml-Samuel_Indratma
Автор

bismillah.. saya dari dulu mengimpikan desa saya menjadi desa yang lestari. dengan menonjolkan ciri khasnya. ketika hidup di kota, selalu saja ada omongan "mau ngapain di desa?, kalau kamu pulang, pasti yg kamu pegang hanyalah cangkul." . tetapi impian saya tak akan pernah pudar hanya dengan omongan orang. .. meski ekonomi saya sekarang juga belum stabil. sy akan terus berjuang mewujudkan impian sy 🙏..

bambangsulistyono
Автор

Selamat beristirahat Pak Eko... karya dan dedikasimu dalam arsitektur akan selalu kami kenang. Damai dan abadi di sisiNya. Amin

shanesitorus
Автор

5:39 jangan menjadi kota, kota pun ingin menjadi desa. Suatu hal yg membuat saya baru sadar, seperti proyek2 aviary dikota yg membutuhkan biaya milyaran...😁🙏👍

nacazza
Автор

"...akhir-akhir ini arsitektur telah mereduksi banyak hal, jadi terlalu teknis, terlalu ekonomis, bahkan terlalu estetis... sementara arsitektur mestinya berkait dengan kehidupan, berkait dengan alam dalam konteks yang lebih luas..." Prinsip dan visi Pak Eko Prawoto selalu mengingatkan saya dengan mas Yoshi Fajar Kresnomurti, seorang "penjahit bangunan" yang saya rasa satu gerbong dengan beliau pak Eko. Kuning Telur perlu berkunjung ke Perpus Api Menoreh tempat mas Yoshi melakukan hal yang sama seperti pak Eko di punggung pebukitan Menoreh. Pasti akan sangat menyenangkan dan bermanfaat jika Kuning Telur bisa menyajikan liputan kepada publik para arsitek seperti pak Eko dan mas Yoshi...

ngadiminsrowot
Автор

Bahkan menjelang akhir hayatnya, beliau terus berkarya.. Selamat Jalan Pak Eko.. Karya-karyamu menginspirasi..🥀🥀🥀

drhungry
Автор

dulu ingat banget waktu masih jadi mahasiswa di jogja, pernah mewawancari pak eko.. waktu itu rumah beliau masih di kota. sangat bagus sekali, lalu setelah saya melihat tayangan ini, saya baru tau ternyata pak eko sudah pindah dan memutuskan pindah ke desa. saya kira lokasi yg di kulon progo ini bukan rumah beliau.
pak eko dari dulu sampai sekarang selalu keren, dari cara bicara, topik yang diambil, selalu menarik untuk di dengar. beliau adalah sosok dosen yg sangat ramah. sehat terus nggih pak eko prawoto.

niputuyunita
Автор

Bapak eko keren sekali, dari penjelasan bapak saya sadar kampung tempat saya tinggal adalah tempat yg paling nyaman dan hangat, , ❤

PenjahitNdeso
Автор

Salah satu arsitek favorit yang selalu saya jadikan roll model. Bagaimana respon desainya yang selalu berjalan berdampingan dengan lingkungan sekitar sangat patut dicontoh oleh arsitek2 masa kini.
Semoga panjang umur dan sehat selalu pak Eko.

boediutomoe
Автор

Sugeng Tindak Pak Eko, 🙏 Bapak tidak hanya sekedar Arsitek tapi kedalaman Batin Bapak adalah arsitek Semesta, Berkah Dalem ❤

ragiptautama
Автор

Sangat mewakili kegundahan selama ini, kenapa desa selalu dianggap tertinggal pdhal desa adalah penyangga kota.. keren Pak 👍

iiayunick
Автор

Desa Wisata ArgoTourism, , , pake dana desa buat menata..
Smwnya berasal dari mindset

Knpa aparat desanya ndak mau berkunjung ke Desa Penglipuran yg ad di Bali???
Tiru, , adopsi dan kembangkan
Bagaimana tata kelola masyarakat, tata kelola lingkungan, tata kelola peraturan desa..

Punya pemikiran maju, , , tp kalo tanpa tindak lanjut yo sama aja nol besar.
Apa yg dititipkan leluhur Jawa, , , di jaga baik2 oleh org2 Bali...
Bali diwarisi utk menjaga, , , wali...kembali...
Dmna kamu akan menoleh kembali apa yg leluhurmu tinggalkan...

Gak usah malu di anggap bodoh
Org pintar pun sejak lahir tak serta merta lngsng pintar
Semasih ada keinginan mmperbaiki diri, , mau belajar pd yg lbih paham....monggo...
Kita smw masih belajar, , ,

Bali tak pernah mundur satu langkahpun jika itu menyangkut Tanah Air...
Kurangi mindset utk merantau ke kota...

Kamu harus punya rasa memiliki
Hrus punya keinginan utk memajukan tanah kelahiran.

Salahkan mindset yg mengganggap kehidupan di desa itu tertinggal...
Bangun sekolah, , bangun pendidikan....

Erang, , , jengahhhh....
Org Jawa terlalu cepat puas, , , terlalu Nrimo Ing Pandum
Padahal memajukan diri lwat edukasi, mensejahterakan diri dgn giat bkerja, , mnsejahterakan sesama....asalkan caranya tak pernah menyalahkan...

Dharma, Artha, Kama, Moksa..
Jemputlah putih dan kuning itu...kesucian dan kesejahteraan...

AryengKadiri
Автор

Rahayu Pak Eko.. saya sangat sangat mendukung pemikiran bapak, untuk mengoptimalkan Desa dan juga mengamplifikasi Desa agar Desa itu bisa menjadi mercusuar, bukan terbalik, kota yang menjadi mercusuar, padahal segala sumber daya kota itu berasal dari Desa. Desa mandiri, Desa kembali mempribadi, pribadi yang akan menjadi role model Kota. Desa Kuat Desa Hebat, Kota ikut Kuat.

bimaruci
Автор

Pak Eko ini paket komplit, gabungan dari kecerdasan, spiritual, seniman yg berhitung dalam kesederhanaan, kelembutan dan romantisme dengan alam. . Apalagi yg kau kejar kalau bumi bisa memberimu begitu banyak, bahkan dalam sejengkal tanah sekalipun. You have beautiful soul and you know exactly what you doing. 👍👍👍

yourangel
Автор

menakjubkan, betapa keren nya bapak ini bisa menyatukan arsitek dengan alam dengan begitu harmonis, respect 👍

rgh-upzj
Автор

Pak Eko merupakan arsistek sustainable, sangat peduli alam dan nilai2 lokal

AlamKehidupan-xt
Автор

Saya sangat menikmati bahasa penyampaian pak Eko Prawoto yang menurut saya "menawan". Sehingga pesan arsitektur dari karya beliau tersampaikan dengan halus kepada siapa saja yang mendengarkan. Terimakasih pak Eko, terimakasih kuning telur. Kontennya menyegarkan dan bermanfaat.👍🔥🔥

adeputramuluk
Автор

Ini gue banget 👍👍👍
Saya terlintas dari dulu bahwa perkampungan itu akan lebih asri dan leluasa jika dijadikan kampung bersolek ❤️💪💪

ruhimaneddie
Автор

Org seperti beliau yg dibutuhkan Jawa yg sudah mulai gundul. Hamemayu Hayuning Bawono. Tanah harus diruwat tidak hanya dijual ke pengembang trus dipatok2 hilang pohonya hilang hewannya rusak ekosistemnya.

danteswinerider
Автор

njenengan benar mbah Eko, tampaknya kita bersama sangat memerlukan pemikiran yg komprehensif paradigmatik saat bicara relasi budaya urban & rural..
[alfaqir ust Abdul J. Hawary, kaligrafer, stay di lereng timur gunung Galunggung Tasikmalaya]

abduljhawary