filmov
tv
FAKTA UNIK PAYUNG DI MASJID NABAWI, MADINAH
Показать описание
#unik #ainun #madinah
PAYUNG di Masjid Nabawi, Madinah Al munawarah berjumlah 235 unit. Di dalam masjid ada 12 payung di dua tempat berbeda. Di dalam masjid sengaja dipasang payung agar ada sirkulasi udara.
Saat musim dingin, payung di Masjid Nabawi jarang dibuka. Desember tahun lalu, misalnya, ketika cuaca dingin payung ini sama sekali tak dibuka seperti hari-hari biasanya.
Saat ini, saya di Madinah bersama ratusan jamaah umrah cuaca sedang panas. Maka payung di Masjid Nabawi terbuka setiap subuh dan tutup menjelang azan magrib. Sementara, payung di dalam masjid dibuka mulai pukul 11.00 siang waktu Madinah dan ditutup kembali pukul 06.30 pagi setelah shalat Subuh.
Laporan saya ini terilhami oleh peresmian 12 payung elektrik di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, 13 Mei lalu. Untuk mendapatkan perbandingan saya keliling Masjid Nabawi mencari informasi tentang payung di masjid ini.
Salah satu mekanik yang merawat payung di Masjid Nabawi sempat saya tanyai. Darinya saya dapat informasi bahwa payung di Masjid Nabawi lebar payung 25 meter dan tingginya 20 meter.
Payung di Masjid Nabawi dikendalikan secara otomatis, terbuka, dan menutup sesuai waktu yang ditentukan. Misalnya, pada musim panas, maka saat shalat Subuh kita melihat payung mulai terbuka dan ini menjadi pemandangan menarik yang dilihat rata-rata setiap jamaah dari luar Madinah, seperti dari Aceh dan negara lainnya.
Proses terbukanya payung hingga sempurna memakan waktu kurang lebih tiga menit. Payung di Masjid Nabawi diimpor dari Jerman, seperti halnya payung di Masjid Rata Baiturrahman. Perusahaan Bin Laden Group merupakan pemegang proyek payung Masjid Nabawi. Pada awal pembangunannya, proyek ini dinamai Medina Haram. Melibatkan berbagai pihak, termasuk Menteri Perekonomian Arab Saudi, arsitek SL-Rasch, pabrik payung di Jerman, yakni Liebherr dan perusahaan Jepang, Taiyo Kogyo.
Jika diamati, kita akan melihat warna biru di pinggiran kain payung. Itu bukan sembarang pita warna biasa. Fungsi pita warna biru yang terbuat dari material khusus itu dapat menurunkan suhu di bawah payung hingga 8 derajat Celcius. Makanya, banyak jamaah shalat merasa nyaman berada di bawah payung meski matahari sedang terik-teriknya. Kain payung di Masjid Nabawi sangat kuat, melebihi kain terpal biasa. Saat saya teliti dengan cermat, saya dapati pemandangan menarik. Ada dua pekerja sedang membersihkan payung dengan menyemprotkan air ke atas. Uniknya, saat mencuci payung kedua pekerja ini justru berdiri di atas kain. Kain ini mampu menahan berat badan dua pekerja yang rutin membersihkan debu dari payung.
PAYUNG di Masjid Nabawi, Madinah Al munawarah berjumlah 235 unit. Di dalam masjid ada 12 payung di dua tempat berbeda. Di dalam masjid sengaja dipasang payung agar ada sirkulasi udara.
Saat musim dingin, payung di Masjid Nabawi jarang dibuka. Desember tahun lalu, misalnya, ketika cuaca dingin payung ini sama sekali tak dibuka seperti hari-hari biasanya.
Saat ini, saya di Madinah bersama ratusan jamaah umrah cuaca sedang panas. Maka payung di Masjid Nabawi terbuka setiap subuh dan tutup menjelang azan magrib. Sementara, payung di dalam masjid dibuka mulai pukul 11.00 siang waktu Madinah dan ditutup kembali pukul 06.30 pagi setelah shalat Subuh.
Laporan saya ini terilhami oleh peresmian 12 payung elektrik di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, 13 Mei lalu. Untuk mendapatkan perbandingan saya keliling Masjid Nabawi mencari informasi tentang payung di masjid ini.
Salah satu mekanik yang merawat payung di Masjid Nabawi sempat saya tanyai. Darinya saya dapat informasi bahwa payung di Masjid Nabawi lebar payung 25 meter dan tingginya 20 meter.
Payung di Masjid Nabawi dikendalikan secara otomatis, terbuka, dan menutup sesuai waktu yang ditentukan. Misalnya, pada musim panas, maka saat shalat Subuh kita melihat payung mulai terbuka dan ini menjadi pemandangan menarik yang dilihat rata-rata setiap jamaah dari luar Madinah, seperti dari Aceh dan negara lainnya.
Proses terbukanya payung hingga sempurna memakan waktu kurang lebih tiga menit. Payung di Masjid Nabawi diimpor dari Jerman, seperti halnya payung di Masjid Rata Baiturrahman. Perusahaan Bin Laden Group merupakan pemegang proyek payung Masjid Nabawi. Pada awal pembangunannya, proyek ini dinamai Medina Haram. Melibatkan berbagai pihak, termasuk Menteri Perekonomian Arab Saudi, arsitek SL-Rasch, pabrik payung di Jerman, yakni Liebherr dan perusahaan Jepang, Taiyo Kogyo.
Jika diamati, kita akan melihat warna biru di pinggiran kain payung. Itu bukan sembarang pita warna biasa. Fungsi pita warna biru yang terbuat dari material khusus itu dapat menurunkan suhu di bawah payung hingga 8 derajat Celcius. Makanya, banyak jamaah shalat merasa nyaman berada di bawah payung meski matahari sedang terik-teriknya. Kain payung di Masjid Nabawi sangat kuat, melebihi kain terpal biasa. Saat saya teliti dengan cermat, saya dapati pemandangan menarik. Ada dua pekerja sedang membersihkan payung dengan menyemprotkan air ke atas. Uniknya, saat mencuci payung kedua pekerja ini justru berdiri di atas kain. Kain ini mampu menahan berat badan dua pekerja yang rutin membersihkan debu dari payung.