filmov
tv
BPS PAPARKAN HASIL PENYUSUNAN ANALISIS KEMISKINAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Показать описание
Badan Pusat Statistik (BPS), bekerjasama dengan Dinas Kominfo Gununkidul memaparkan Hasil Penyusunan Analisis Kemiskinan Kabupaten Gunungkidul berdasarkan konsep kebutuhan dasar (basic needs approach), di Wonosari (16/07).
Dengan konsep tersebut, kemiskinan dipandang sebagai ketidak mampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan, yang diukur menurut garis kemiskinan.
Kepala BPS Gunungkidul, Sumarwiyanto, M.Si, menyampaikan, angka kemiskinan mengalami kencederungan mengalami penurunan sejak tahun 2016. Tercatat pada tahun 2015 Gunungkidul berada pada angka 21,73%, dan tahun 2018 tercatat pada angka 17.12 %.
Pemaparan hasil perhitungan kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul ini juga menampilkan data berupa jumlah dan prosentase penduduk miskin, garis kemiskinan, angka keparahan dan kedalaman kemiskinan berdasarkan survey sosial ekonomi nasional (SUSENAS) yang dilaksanakan serentak secara nasional pada bulan Maret setiap tahunnya.
Menariknya, fakta yang didapat dari survei menyebutkan biaya kebutuhan untuk membeli rokok menempati urutan ke 2 setelah biaya kebutuhan pangan. Sehingga kedepan perlu adanya program kegiatan sosialisasi berhenti merokok dari dinas terkait untuk dapat mensejahterakan masyarakat miskin. "Selain itu 90% lebih keluarga miskin di Gunungkidul berstatus telah memiliki rumah sendiri", tambah Sumarwiyanto.
Wakil Bupati Gunungkidul, DR. Drs. H.Immawan Wahyudi, MH, saat membuka acara menyampaikan apresiasi program kerjasama Kominfo dengan BPS dalam menyusun analisis kemiskinan. "Saya berharap hasilnya dapat dijadikan acuan pengambilan keputusan pemangku kebijakan". kata Immawan.
Pada sesi selanjutnya, Yanis Habibie, Kasi Statistik Sosial BPS Gunungkidul sebagai narasumber memaparkan penyusunan Analisis kemiskinan di Gunungkidul tahun 2019. Yang dimoderatori oleh Kabid Persandian dan Statistik Kominfo Gunungkidul, Joko Hardiyanto,SP. M.Eng.
Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Kominfo, Kelik Yuniantoro, S.Sos. MM, Kepala Bidang Statistik Sosial BPS D.I.Yogyakarta, Suman Wisnu Darma, dan perwakilan OPD Gunungkidul.
Dengan konsep tersebut, kemiskinan dipandang sebagai ketidak mampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan, yang diukur menurut garis kemiskinan.
Kepala BPS Gunungkidul, Sumarwiyanto, M.Si, menyampaikan, angka kemiskinan mengalami kencederungan mengalami penurunan sejak tahun 2016. Tercatat pada tahun 2015 Gunungkidul berada pada angka 21,73%, dan tahun 2018 tercatat pada angka 17.12 %.
Pemaparan hasil perhitungan kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul ini juga menampilkan data berupa jumlah dan prosentase penduduk miskin, garis kemiskinan, angka keparahan dan kedalaman kemiskinan berdasarkan survey sosial ekonomi nasional (SUSENAS) yang dilaksanakan serentak secara nasional pada bulan Maret setiap tahunnya.
Menariknya, fakta yang didapat dari survei menyebutkan biaya kebutuhan untuk membeli rokok menempati urutan ke 2 setelah biaya kebutuhan pangan. Sehingga kedepan perlu adanya program kegiatan sosialisasi berhenti merokok dari dinas terkait untuk dapat mensejahterakan masyarakat miskin. "Selain itu 90% lebih keluarga miskin di Gunungkidul berstatus telah memiliki rumah sendiri", tambah Sumarwiyanto.
Wakil Bupati Gunungkidul, DR. Drs. H.Immawan Wahyudi, MH, saat membuka acara menyampaikan apresiasi program kerjasama Kominfo dengan BPS dalam menyusun analisis kemiskinan. "Saya berharap hasilnya dapat dijadikan acuan pengambilan keputusan pemangku kebijakan". kata Immawan.
Pada sesi selanjutnya, Yanis Habibie, Kasi Statistik Sosial BPS Gunungkidul sebagai narasumber memaparkan penyusunan Analisis kemiskinan di Gunungkidul tahun 2019. Yang dimoderatori oleh Kabid Persandian dan Statistik Kominfo Gunungkidul, Joko Hardiyanto,SP. M.Eng.
Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Kominfo, Kelik Yuniantoro, S.Sos. MM, Kepala Bidang Statistik Sosial BPS D.I.Yogyakarta, Suman Wisnu Darma, dan perwakilan OPD Gunungkidul.