filmov
tv
Update Kasus Pembunuhan di Subang, Terungkap Alasan Jenazah Tuti dan Amalia Dimandikan oleh Pelaku

Показать описание
TRIBUN-VIDEO.COM - Memasuki hari ke-109, kasus pembunuhan Tuti dan Amalia di Subang, Jawa Barat belum juga terungkap.
Diduga, pelaku pembunuhan adalah sosok yang sangat berhati-hati dan waspada.
Hal tersebut diungkap ahli forensik dari Mabes Polri, Kombes Pol Dokter Sumy Hastry Purwanti.
Pelaku yang paham ilmu forensik dan bertindak dengan hati-hati menjadi penyebab lamanya pengungkapan kasus ini.
Hal ini terungkap dari minimnya jejak pembunuhan tersebut.
Bahkan di jenazah Tuti dan Amalia sudah tak ditemukan sidik jari.
Sidik jari pada kedua jenazah hilang karena keduanya lebih dulu dibersihkan oleh pelaku.
Kondisi jenazah Tuti dan Amalia saat ditemukan dalam bagasi mobil memang sudah bersih.
Dokter Hastry menyebut, sidik jari dalam tubuh memang bisa hilang jika dibersihkan dengan sabun.
Dengan demikian sudah jelas maksud pelaku perampasan nyawa memandikan jenazah Tuti dan Amalia adalah untuk menghilangkan jejak.
Selain sudah memandikan, pelaku juga mengelap sejumlah tempat di tempat kejadian perkara atau TKP, termasuk di antaranya setir mobil dan pintu-pintu.
Tak mengherankan jika dr Hastry mengakui bahwa pelaku memiliki ilmu pengetahuan luar biasa dan sangat paham dunia forensik.
Menurutnya, hal itu dimungkinkan karena saat ini sangat mudah mengakses pengetahuan tentang forensik.
Meski memahami forensik, kejahatan yang dilakukan pelaku tidak sempurna.
Tim Inafis Mabes Polri dan Polres Subang masih bisa mendeteksi sidik jari di tembok yang kering, pintu masuk, pintu keluar, dan di mobil.
Bahkan di setir mobil dan pintu bagasi yang sudah dibersihkan dengan air pun masih bisa dideteksi sidik jari.
Sementara itu, dokter Hastry mengatakan bahwa pemeriksaan forensik yang dilakukannya terhadap kasus Subang sebenarnya sudah rampung.
Kini dokter Hastry mengungkapkan apa saja petunjuk polisi untuk menuntun ke dalang pembunuhan ibu dan anak di Subang itu.
Rokok disebut dokter Hastry jadi salah satu jalan pembuka polisi mengurai kasus Subang.
Puntung rokok memang banyak ditemui di TKP yang berada di Dusun Ciseuti.
Khusus DNA yang ditemukan di puntung rokok di TKP, diakui dr Hastry membutuhkan satu bulan untuk mengungkapnya.
Hal itu karena penyidik juga ingin mencocokkan DNA itu dengan waktu kematian korban.
Diduga, pelaku pembunuhan adalah sosok yang sangat berhati-hati dan waspada.
Hal tersebut diungkap ahli forensik dari Mabes Polri, Kombes Pol Dokter Sumy Hastry Purwanti.
Pelaku yang paham ilmu forensik dan bertindak dengan hati-hati menjadi penyebab lamanya pengungkapan kasus ini.
Hal ini terungkap dari minimnya jejak pembunuhan tersebut.
Bahkan di jenazah Tuti dan Amalia sudah tak ditemukan sidik jari.
Sidik jari pada kedua jenazah hilang karena keduanya lebih dulu dibersihkan oleh pelaku.
Kondisi jenazah Tuti dan Amalia saat ditemukan dalam bagasi mobil memang sudah bersih.
Dokter Hastry menyebut, sidik jari dalam tubuh memang bisa hilang jika dibersihkan dengan sabun.
Dengan demikian sudah jelas maksud pelaku perampasan nyawa memandikan jenazah Tuti dan Amalia adalah untuk menghilangkan jejak.
Selain sudah memandikan, pelaku juga mengelap sejumlah tempat di tempat kejadian perkara atau TKP, termasuk di antaranya setir mobil dan pintu-pintu.
Tak mengherankan jika dr Hastry mengakui bahwa pelaku memiliki ilmu pengetahuan luar biasa dan sangat paham dunia forensik.
Menurutnya, hal itu dimungkinkan karena saat ini sangat mudah mengakses pengetahuan tentang forensik.
Meski memahami forensik, kejahatan yang dilakukan pelaku tidak sempurna.
Tim Inafis Mabes Polri dan Polres Subang masih bisa mendeteksi sidik jari di tembok yang kering, pintu masuk, pintu keluar, dan di mobil.
Bahkan di setir mobil dan pintu bagasi yang sudah dibersihkan dengan air pun masih bisa dideteksi sidik jari.
Sementara itu, dokter Hastry mengatakan bahwa pemeriksaan forensik yang dilakukannya terhadap kasus Subang sebenarnya sudah rampung.
Kini dokter Hastry mengungkapkan apa saja petunjuk polisi untuk menuntun ke dalang pembunuhan ibu dan anak di Subang itu.
Rokok disebut dokter Hastry jadi salah satu jalan pembuka polisi mengurai kasus Subang.
Puntung rokok memang banyak ditemui di TKP yang berada di Dusun Ciseuti.
Khusus DNA yang ditemukan di puntung rokok di TKP, diakui dr Hastry membutuhkan satu bulan untuk mengungkapnya.
Hal itu karena penyidik juga ingin mencocokkan DNA itu dengan waktu kematian korban.
Комментарии