filmov
tv
PALSU | Juara II Lomba Cipta dan Baca Puisi | Medeleine Rambu Naomi Nggaba | SMA Katolik Anda Luri
Показать описание
Palsu
Di senja hari yang tenang
Kududuk sambil merenung
Meratapi nasib negeriku tercinta
Negeri yang dinakhodai para elit politik
Berlayar mengarungi lautan demokrasi
Hingga tenggelam dalam kepedihan, kekecewaan, kesengsaraan, dan ketidakadilan
Mulanya berteriak membela rakyat
Kini jadi pemangsa yang haus kekuasaan
Ucapan yang dulu memberi harapan
Kini sirna termakan kertas berwarna
Rasanya . . .
Negeri ini bukanlah negeriku
Negeri ini milik mereka sang penguasa yang sedang meraup keuntungan untuk mendapatkan harta dan kekuasaan
Korupsi, eksploitasi, hingga perampasan menjadi sebuah cita-cita mulia bagi para elit politik
Tangisan yang merupakan simbol kesedihan rakyat
Kini menjadi alunan musik syahdu nan merdu
Yang menghibur para elit politik
Dalam mewujudkan cita-cita mulianya
Cerita tentang keadilan sosial
Ternyata hanya wacana dalam sila ke-lima
Pancasila hanya dalam wacana
Bukan acuan dalam pelaksanaan
Sungguh memprihatinkan . . .
Apakah bangsaku harus terpuruk dan terus terpuruk?
Apakah generasi penerus juga akan mengalami hal yang sama?
Sudahlah . . .
Tak ada gunanya bertanya
Telinga mereka ditutup koin rupiah
Mata mereka dibutakan harta
Hati Nurani mereka sudah gelap
Terkadang . . .
Aku ingin sekali menjadi orang bodoh
Agar tidak mengetahui cerita pahit negeriku ini
Karya : Medeleine Rambu Naomi Nggaba
Di senja hari yang tenang
Kududuk sambil merenung
Meratapi nasib negeriku tercinta
Negeri yang dinakhodai para elit politik
Berlayar mengarungi lautan demokrasi
Hingga tenggelam dalam kepedihan, kekecewaan, kesengsaraan, dan ketidakadilan
Mulanya berteriak membela rakyat
Kini jadi pemangsa yang haus kekuasaan
Ucapan yang dulu memberi harapan
Kini sirna termakan kertas berwarna
Rasanya . . .
Negeri ini bukanlah negeriku
Negeri ini milik mereka sang penguasa yang sedang meraup keuntungan untuk mendapatkan harta dan kekuasaan
Korupsi, eksploitasi, hingga perampasan menjadi sebuah cita-cita mulia bagi para elit politik
Tangisan yang merupakan simbol kesedihan rakyat
Kini menjadi alunan musik syahdu nan merdu
Yang menghibur para elit politik
Dalam mewujudkan cita-cita mulianya
Cerita tentang keadilan sosial
Ternyata hanya wacana dalam sila ke-lima
Pancasila hanya dalam wacana
Bukan acuan dalam pelaksanaan
Sungguh memprihatinkan . . .
Apakah bangsaku harus terpuruk dan terus terpuruk?
Apakah generasi penerus juga akan mengalami hal yang sama?
Sudahlah . . .
Tak ada gunanya bertanya
Telinga mereka ditutup koin rupiah
Mata mereka dibutakan harta
Hati Nurani mereka sudah gelap
Terkadang . . .
Aku ingin sekali menjadi orang bodoh
Agar tidak mengetahui cerita pahit negeriku ini
Karya : Medeleine Rambu Naomi Nggaba
Комментарии