filmov
tv
Ukraina Sebut Rusia Munafik, Tolak Gencatan Senjata saat Natal Gereja Ortodoks, Angkat Kaki Dulu!
Показать описание
TRIBUN-VIDEO.COM - Ukraina menolak tawaran dari Presiden Rusia Vladimir Putin untuk gencatan senjata 36 jam selama Natal Ortodoks.
Ukraina mengatakan tidak akan ada gencatan senjata sampai Rusia menarik pasukannya dari tanah yang diduduki.
Kremlin mengatakan, Vladimir Putin memerintahkan gencatan senjata 36 jam pada hari Jumat (6/1/2023).
Gencatan senjata ini akan dimulai tengah hari pukul 10.00 waktu setempat.
Namun Presiden Ukraina Volodmyr Zelensky menolak tawaran tersebut.
Menanggapi tawaran damai sementara ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan bahwa hal tersebut hanya akal-akalan Rusia saja.
Zelensky curiga bahwa permintaan perdamaian sementara ini hanya lah alasan bagi Rusia untuk mengulur waktu karena pasukan Ukraina berhasil terus menekan Rusia di Donbass.
Zelensky meyakini Rusia akan memanfaatkan momen damai ini untuk pengiriman perlengkapan perang, amunisi, hingga mobilisasi pasukan.
Presiden Ukraina ini juga berpesan agar konflik berakhir, Putin perlu digulingkan dari kekuasaanya.
Sementara Penasihat kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak menulis bahwa Rusia harus meninggalkan wilayah pendudukan jika ingin gencatan senjata.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menanggapi perintah gencatan senjata Vladimir Putin.
Biden mengatakan itu hanyalah upaya untuk menemukan ruang bernapas untuk upaya perangnya.
Diketahui sebelumnya, Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill menyerukan kedua belah pihak yang berperang di Ukraina untuk mengamati gencatan senjata Natal.
Diketahui Gereja Ortodoks Rusia adalah yang terbesar dalam persekutuan Ortodoks Timur.
Gereja ini memiliki sekitar 100 juta pengikut di Rusia dan lebih banyak lagi di luar.
Sejak awal invasi, Kiril mengatakan Rusia adalah "negara yang mencintai perdamaian" dan tidak terlibat dalam "kampanye militer".
Kemudian, pada bulan Juli 2022 kepala gereja ortodoks Rusia Patriark Kirill mengklaim Rusia "diserang" karena adanya rasa iri, dengki, dan jengkel.
Menurut Kirill, serangan itu muncul karena Rusia "berbeda".
Pemimpin Gereja Ortodoks itu juga mengeluarkan sejumlah pernyataan yang mendukung perang di Ukraina.
Ketika Putin memberlakukan kebijakan mobiliasi parsial, terdapat ratusan ribu warga Rusia yang memilih kabur ke luar negeri.
Kemudian, Kirill meminta warga Rusia untuk tidak takut mati.
Host: Maria Nanda
Vp: Salim Maula
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews
Ukraina mengatakan tidak akan ada gencatan senjata sampai Rusia menarik pasukannya dari tanah yang diduduki.
Kremlin mengatakan, Vladimir Putin memerintahkan gencatan senjata 36 jam pada hari Jumat (6/1/2023).
Gencatan senjata ini akan dimulai tengah hari pukul 10.00 waktu setempat.
Namun Presiden Ukraina Volodmyr Zelensky menolak tawaran tersebut.
Menanggapi tawaran damai sementara ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan bahwa hal tersebut hanya akal-akalan Rusia saja.
Zelensky curiga bahwa permintaan perdamaian sementara ini hanya lah alasan bagi Rusia untuk mengulur waktu karena pasukan Ukraina berhasil terus menekan Rusia di Donbass.
Zelensky meyakini Rusia akan memanfaatkan momen damai ini untuk pengiriman perlengkapan perang, amunisi, hingga mobilisasi pasukan.
Presiden Ukraina ini juga berpesan agar konflik berakhir, Putin perlu digulingkan dari kekuasaanya.
Sementara Penasihat kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak menulis bahwa Rusia harus meninggalkan wilayah pendudukan jika ingin gencatan senjata.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menanggapi perintah gencatan senjata Vladimir Putin.
Biden mengatakan itu hanyalah upaya untuk menemukan ruang bernapas untuk upaya perangnya.
Diketahui sebelumnya, Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill menyerukan kedua belah pihak yang berperang di Ukraina untuk mengamati gencatan senjata Natal.
Diketahui Gereja Ortodoks Rusia adalah yang terbesar dalam persekutuan Ortodoks Timur.
Gereja ini memiliki sekitar 100 juta pengikut di Rusia dan lebih banyak lagi di luar.
Sejak awal invasi, Kiril mengatakan Rusia adalah "negara yang mencintai perdamaian" dan tidak terlibat dalam "kampanye militer".
Kemudian, pada bulan Juli 2022 kepala gereja ortodoks Rusia Patriark Kirill mengklaim Rusia "diserang" karena adanya rasa iri, dengki, dan jengkel.
Menurut Kirill, serangan itu muncul karena Rusia "berbeda".
Pemimpin Gereja Ortodoks itu juga mengeluarkan sejumlah pernyataan yang mendukung perang di Ukraina.
Ketika Putin memberlakukan kebijakan mobiliasi parsial, terdapat ratusan ribu warga Rusia yang memilih kabur ke luar negeri.
Kemudian, Kirill meminta warga Rusia untuk tidak takut mati.
Host: Maria Nanda
Vp: Salim Maula
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews
Комментарии