PANTUN PALANG PINTU GAWAI PUTRI SUARDI SITAM

preview_player
Показать описание
Budaya Melayu dalam serangkaian nikah-kawin (bergawai), yakni ada arakan pengantin lelaki yang dimeriahkan dengan gendang arakan pengantin menuju rumah pengantin perempuan. Ketika sampai di halam tempat pengantin perempuan maka sudah ada penghalang yang disebut Palang Pintu yakni dengan mempergunakan kain yang dipegang dua ujung kain oleh dua orang. Berbalas pantun dan pihak lelaki memberikan dengan ikhlas uang tebusan utk diperbolehkan lewat. Berpantun dan sampai pihak perempuan memandang segala sudah patut, maka kain sebagai penghalang pun digulungkan.
Pengantin lelaki dan rombongan berjalan hendak masuk rumah atau arena "kerajak" atau adanya peterakne (kursi tempat kedua pengantin duduk bersanding). Sebelum itu disambut dengan silat melayu sebagai penghormatan kepada pengantin lelaki yg diperlakukan sebagai Raja Sehari. Setelah itu barulah pengantin lelaki dibawa ke tempat duduk pengantin. Berdiri dan mak andam membawa pengantin perempuan dengan wajahnya ditutup atau diselindungkan dengan sebuah kipas tangan. Mak andam mendudukkan kedua mempelai dalam posisi berhadapan. Selanjutnya berpantun pihak pengantin lelaki dengan pihak pengantin perempuan.
Ada uang tebus lagi yang diminta dan untuk diberikan secara ikhlas. Sampai kemudian Mak Andam memandang uang tebus sudah patut dan pantun pun juga sudah beradat. Maka mak andam meminta pengantin perempuan membuka kipas tangan yang melindungi wajahnya sehingga dapat dilihat seutuhnya oleh pengantin lelaki yang tidak lain tidak bukan adalah lelaki yang sudah sah secara agama sebagai suaminya. Maka duduklah bersanding kedua pengantin itu, yang disebut dengan Raja dan Ratu sehari.
Selepas itu dilanjutkan dengan acara cecah inai dan tepuk tepung tawar untuk kedua mempelai.
Ini adalah di antara serangkaian singkat nikah kawin atau bergawai adat budaya Melayu bagi anak perempuan Bapk Suardi dan Ibu Aryanti dengan anak lelaki Bapak Zulkifli dan Ibu Triana Dewi. Pesta pengantin Nurul Hidayah binti Suardi dengan Muhammad Mujahid bin Zulkifli, di Gedung Melayu Berdendang, Tanjung Uban, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, 25 September 2021.
Semoga sepasang suami isteri ini dalam karunia dan keberkahan dari Allah, bahagia dalam hidup dan kehidupan sampai beranak cucu dan menemui kematian. Selamat menempuh hidup baru dan berjuang dalam kemulian dan kebahagiaan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. AMIIN YA RABBAL ALAMIIN. Sekian dan terimakasih. Mohon maaf atas ketidak sempurnaan video ini. Tabik.
Рекомендации по теме