filmov
tv
Rusia BLAK-BLAKAN Liciknya AS LARANG Ukraina Teken Genjatan Senjata dengan Moskwa, Ingin Bermusuhan
Показать описание
TRIBUN-VIDEO.COM - Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolay Patrushev membeberkan alasan dibalik Ukraina tak mau genjatan senjata.
Hal ini karena Amerika Serikat (AS) melarang Ukraina melakukannya.
Patrushev AS menginginkan permusuhan dengan Rusia.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam jumpa pers di Belarus.
“Saya dapat mengidentifikasi negara-negara yang paling tertarik [dalam permusuhan lanjutan] – mereka adalah AS dan Inggris,” katanya
Ia menyebut AS dan Inggris menjadi biang keladi untuk memperpanjang kekerasan dan tidak peduli dengan penderitaan manusia bagi rakyat Ukraina.
“Dan orang harus menyadari dengan jelas bahwa mereka tidak peduli dengan kematian orang, karena itu bukan rakyat mereka, mereka tidak mengobarkan perang di tanah mereka sendiri, ujarnya.
Patrushev lantas mengingatkan awak media bahwa Rusia dan Ukraina hampir gencatan senjata pada minggu-minggu pertama konflik.
Tetapi pemerintah Ukraina menarik diri dari pembicaraan damai karena ditekan AS.
Pejabat itu merujuk pada negosiasi di Istanbul.
Kala itu Ukraina mengusulkan untuk berjanji netral dengan imbalan jaminan keamanan.
Hal tersebut lantas disetujui Moskow untuk sementara.
Selain itu, Patrushev Rusia bukanlah target akhir negara-negara Barat.
Ia menilai, target selanjutnya adalah China.
Sekretaris Dewan Keamanan Rusia menekankan, Barat dan AS ingin mendominasi dunia.
Namun, menurutnya, tidak bisa diterima dan tidak akan terjadi.
“Target utama mereka adalah China. Mereka [bermaksud] mendominasi dunia, tapi itu tidak bisa diterima dan tidak akan terjadi," ujarnya.
Ia menggambarkan permusuhan di Ukraina sebagai bagian dari perang proksi yang lebih besar.
Perang itu dilancarkan oleh AS dan sekutunya melawan Rusia yang bertujuan untuk melestarikan hegemoni kekuatan Barat.
Washington telah menyatakan "kekalahan strategis" Rusia sebagai tujuannya di Ukraina.
Barat berjanji untuk memberikan bantuan militer ke Kiev selama diperlukan untuk mencapai tujuan itu.
Sebelumnya, Nikolay Patrushev enegaskan, Ukraina harus menjadi negara netral.
Diungkapkan tidak ada perang antara rakyat Ukraina dan Rusia.
Rusia berupaya mengganti rezim Nazi Kyiv bentukan Barat.
Ia menilai bahwa satu-satunya "agresi langsung" datang dari AS.
Dikatakan, AS menggunakan Ukraina sebagai alat untuk mengobarkan perang melawan Rusia.
Patrushev bersikeras bahwa "rezim Nazi Kiev", yang diciptakan oleh Washington dan London, "harus diganti".
Patrushev membeberkan, AS telah membuat seluruh Eropa bertekuk lutut.
Hal ini untuk memaksimalkan keuntungan ekonomi AS dengan melemahkan Uni Eropa.
Patrushev juga mencatat bahwa AS tidak ingin Rusia menjadi kuat.
AS berupaya memecah Rusia.
Hal ini agar memiliki kekuasaan penuh atas wilayah Eurasia dan memompa sumber daya.
“Agar memiliki kekuasaan penuh atas wilayah Eurasia dan memompa sumber daya," ujarnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Patrushev menyatakan bahwa Washington dan London telah memanfaatkan NATO dan UE, neo-Nazi Ukraina dan LSM, dan pemerintah di Kiev.
HOST: BIMA MAULANA
VP: AMBARWATI.
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews
Hal ini karena Amerika Serikat (AS) melarang Ukraina melakukannya.
Patrushev AS menginginkan permusuhan dengan Rusia.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam jumpa pers di Belarus.
“Saya dapat mengidentifikasi negara-negara yang paling tertarik [dalam permusuhan lanjutan] – mereka adalah AS dan Inggris,” katanya
Ia menyebut AS dan Inggris menjadi biang keladi untuk memperpanjang kekerasan dan tidak peduli dengan penderitaan manusia bagi rakyat Ukraina.
“Dan orang harus menyadari dengan jelas bahwa mereka tidak peduli dengan kematian orang, karena itu bukan rakyat mereka, mereka tidak mengobarkan perang di tanah mereka sendiri, ujarnya.
Patrushev lantas mengingatkan awak media bahwa Rusia dan Ukraina hampir gencatan senjata pada minggu-minggu pertama konflik.
Tetapi pemerintah Ukraina menarik diri dari pembicaraan damai karena ditekan AS.
Pejabat itu merujuk pada negosiasi di Istanbul.
Kala itu Ukraina mengusulkan untuk berjanji netral dengan imbalan jaminan keamanan.
Hal tersebut lantas disetujui Moskow untuk sementara.
Selain itu, Patrushev Rusia bukanlah target akhir negara-negara Barat.
Ia menilai, target selanjutnya adalah China.
Sekretaris Dewan Keamanan Rusia menekankan, Barat dan AS ingin mendominasi dunia.
Namun, menurutnya, tidak bisa diterima dan tidak akan terjadi.
“Target utama mereka adalah China. Mereka [bermaksud] mendominasi dunia, tapi itu tidak bisa diterima dan tidak akan terjadi," ujarnya.
Ia menggambarkan permusuhan di Ukraina sebagai bagian dari perang proksi yang lebih besar.
Perang itu dilancarkan oleh AS dan sekutunya melawan Rusia yang bertujuan untuk melestarikan hegemoni kekuatan Barat.
Washington telah menyatakan "kekalahan strategis" Rusia sebagai tujuannya di Ukraina.
Barat berjanji untuk memberikan bantuan militer ke Kiev selama diperlukan untuk mencapai tujuan itu.
Sebelumnya, Nikolay Patrushev enegaskan, Ukraina harus menjadi negara netral.
Diungkapkan tidak ada perang antara rakyat Ukraina dan Rusia.
Rusia berupaya mengganti rezim Nazi Kyiv bentukan Barat.
Ia menilai bahwa satu-satunya "agresi langsung" datang dari AS.
Dikatakan, AS menggunakan Ukraina sebagai alat untuk mengobarkan perang melawan Rusia.
Patrushev bersikeras bahwa "rezim Nazi Kiev", yang diciptakan oleh Washington dan London, "harus diganti".
Patrushev membeberkan, AS telah membuat seluruh Eropa bertekuk lutut.
Hal ini untuk memaksimalkan keuntungan ekonomi AS dengan melemahkan Uni Eropa.
Patrushev juga mencatat bahwa AS tidak ingin Rusia menjadi kuat.
AS berupaya memecah Rusia.
Hal ini agar memiliki kekuasaan penuh atas wilayah Eurasia dan memompa sumber daya.
“Agar memiliki kekuasaan penuh atas wilayah Eurasia dan memompa sumber daya," ujarnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Patrushev menyatakan bahwa Washington dan London telah memanfaatkan NATO dan UE, neo-Nazi Ukraina dan LSM, dan pemerintah di Kiev.
HOST: BIMA MAULANA
VP: AMBARWATI.
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews
Комментарии