Tashoora - Aparat (Official Video)

preview_player
Показать описание
Fenomena salah tangkap atau rekayasa kasus saat ini masih menjadi ‘gunung es’ dalam situasi penegakan hukum di Indonesia. Penelitian LBH Jakarta yang bertajuk “Kepolisian dalam Bayang-Bayang Penyiksaan” mencatat terdapat 37 kasus terkait praktik penyiksaan yang dilakukan aparat penegak hukum yang ditangani LBH Jakarta dalam kurun waktu 2013-2016. Tujuh puluh persen (70%) penyiksaan dialami oleh korban dengan kelas ekonomi rendah.

Pada penelitian sebelumnya (2008-2009) berjudul “Memberantas Kejahatan dengan Kejahatan”, LBH Jakarta mengungkap 70-80% tahanan mengalami berbagai bentuk penyiksaan. KontraS selama 2019-2020 mencatat terjadi 62 kasus penyiksaan dan mayoritas penyiksaan tersebut terjadi pada korban salah tangkap (47 kasus). Pada tahun 2019-2020 juga, kita menyaksikan ribuan massa aksi ditangkap oleh aparat di berbagai kota. Suara-suara protes berakhir di kalkulasi kerugian, kita dipaksa santun di tengah penindasan.

Indonesia telah meratifikasi Konvensi Anti Penyiksaan sejak 28 Oktober 2008 melalui UU No. 5 Tahun 1998 tentang Pengesahan United Nation Convention Against Torture (UNCAT). Artinya, ada konsekuensi bahwa tersangka atau terpidana kasus tidak boleh disiksa untuk kepentingan apapun, apalagi mereka yang belum tentu terbukti bersalah. Pada kenyataannya, penyiksaan sering terjadi pada proses penangkapan dan pemeriksaan dengan tujuan agar para korban mengaku bersalah sampai mendekam di penjara atas kejahatan yang tidak mereka lakukan.

Pada tahun 2008, Kemat seorang warga Jombang, Jawa Timur, disiksa dan dipaksa mengaku sebagai pelaku pembunuhan Asrori. Faktanya, Kemat terbukti tidak bersalah dan menjadi korban salah tangkap. Para penyidik yang terlibat dalam kasus salah tangkap ini hanya dikenai sanksi etik dan profesi, tidak ada proses pidana. Pada kasus lain, 6 pengamen Cipulir, DKI Jakarta, menjadi korban salah tangkap atas pembunuhan Dicky Maulana pada tahun 2013. Empat dari 6 pengamen ini masih di bawah umur dan baru bebas pada tahun 2016. Selain menjadi korban salah tangkap, hak atas pendidikan mereka juga terabaikan selama proses itu.

Hal serupa juga dialami oleh Mispo Gwijangge yang dituduh melakukan pembunuhan berencana terhadap 17 karyawan Istaka Karya pada tahun 2019 di Nduga, Papua. Mispo ditangkap waktu berumur 14 tahun dan mengalami penyiksaan saat penangkapan. Sempat didakwa pasal ancaman hukuman mati, Mispo akhirnya bebas tahun 2020 setelah pengadilan menghentikan proses hukum terhadap Mispo karena terbukti proses penyidikannya cacat dan sewenang-wenang.

“Aparat” merupakan lagu terbaru dari Tashoora (Danang Joedodarmo, Dita Permatas, Gusti Arirang) yang lahir dari keresahan atas banyaknya kasus salah tangkap. Bekerja sama dengan LBH Jakarta dalam proses riset penulisan karya, lagu ini lantang berbicara agar aparat penegak hukum melakukan pembenahan diri dan menjalankan penegakan hukum berdasarkan pada integritas dan kemampuan intelektual. “Kita harus menjaga mata dan memori kolektif agar aparat melakukan penegakan sesuai dengan hukum yang berlaku dan tidak lagi melakukan penangkapan sewenang-wenang”, ucap Asta, staf Kampanye Strategis LBH Jakarta.

Video musik dikerjakan secara mandiri oleh Danang, Dita dan Gusti di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. “Video dan artwork dari lagu ini sangat responsif pembuatannya. Direncanakan, dibuat dan disunting dalam waktu kurang dari 2 jam,” jelas Gusti, “Seharusnya, kita juga bisa lebih responsif kalau menghadapi represi dan penangkapan yang sewenang-wenang oleh aparat,” tutup Dita.

Semua hasil pendapatan dari lagu ini akan disalurkan langsung kepada LBH Jakarta melalui Simpul LBH Jakarta untuk membantu penanganan kasus-kasus salah tangkap dan kerja-kerja bantuan hukum lainnya dalam mendampingi masyarakat miskin, buta hukum, dan tertindas
__________
Song & Lyrics written by: Danang Joedodarmo, Gusti Arirang, Dita Permatas
Produced by: Dias Widjajanto, Danang Joedodarmo
Recorded & Mixed by: Danang Joedodarmo at Kios Ojo Keos, Jakarta
Mastered by: Anton Gerndel at Sangkar Emas, Yogyakarta
Music Video by: Gusti Arirang
Рекомендации по теме
Комментарии
Автор

Semoga kalian baik2 saja
Terimakasih atas keberanian kalian bersuara lantang mewakili kami2 yang ngeri dan takut bersuara

donoagengndaru
Автор

Hati-hati dijalan ya, aku gamau kalian tiba-tiba "hilang"

gulamanis
Автор

Gara gara bung fiersa aku menuju kemari

luckyardana
Автор

Terima kasih telah dan terus menyuarakan kebenaran dan hal-hal baik, Tashoora dan kawan-kawan LBH Jakarta. Kalian mewakili saya, sangat banyak orang, dan kebenaran yang terus ditutup rapat.

rechtzoeker
Автор

Buat yang bilang "ngapain lari kalau ga salah?"
Kronologi bisa direkayasa, dipaksa mengakui rekayasa, hingga akhirnya dijeruji

fawwaznabhan
Автор

Bagus sekali.
Suara suara yang tetap berani bersuara
Diantara demokrasi yang seakan mati suri
Tetap berjalan dijalur masing masing
Sebab demokrasi bicara bukan diam lalu setuju saja

bangrizqi
Автор

Mudah mudahaan debgn keluarya lagu ini aparat akan lebih dewasa dan mao nerima kritik dan tidak langsung melakukan penangkapan dengen alasan pencemarn nama baik dan menjaadi lebih bik buat kedepn ya bravo buat yg ciptain lagu trus berjuang demi keadailan bagi masyarakat miskin dan baut lgu lagu seperti ini jaraang sekali ini yg paling keren slama gw pernaah denger salutt salutt

infochanel
Автор

Gilak keren si ini, hati" ya kak siapapun yang ciptain lagu ini, semoga selalu di lindungi ya 🤗

We Love You!

ivanleiriano
Автор

Panjang umur perjuangan. Sehat selalu Tashoora.

melatitegugur
Автор

Kalau RUU permusikan disahkan tahun lalu mungkin kita gak bakalan bisa mendengar lagu2 seperti ini. Hidup Perjuangan

muhammadpranatajaya
Автор

Cara aparat kepolisian memang perlu di evaluasi terkait penetapan tsk 👍

sonytaurus
Автор

Yang mampir ke sini gara-gara tweetnya fiersa besari sini kumpul

m.ilyasromadhon
Автор

Semoga tuhan selalu melindungi kalian ! Kalian jgn smpe hilang! Kalian hebat !

ttdewa
Автор

anjrot kecepatan jadiin 1, 25 malah keren banget. kalean harus cobaaa

nurjayasn
Автор

Ini gilak
Ini semua fakta bisu yang sudah sembunyi2 diketahui masyarakat. Tapi masyarakat hanya bisa bungkam... lalu lagu ini muncul

qwenleo
Автор

Emang nggak salah fiersa kasi link nya coy..

Keren lagu nya .. tapi ngeri ngeri sedap.. (seperti kita bukan tinggal di negara sendiri)..

BAYUSIHOMBING
Автор

Saya putar lagu ini dengan speaker, saya full in volumenya, tapi setelah lagu ini selesai, saya mendengar tukang bakso lewat depan rumah, saya heran, kok ada tukang bakso lewat malam malam gini, dan tak lama setelah itu, pintu saya diketok dengan sangat keras, setelah itu

gofarsantoso
Автор

PANJANG UMUR PERJUANGAN.. TUMBUH LAH PARA PEMUDA MILITAN..
KRITIS TERHADAP PARA NEGARAWAN..
PANTANG MUNDUR DAN LAWAN...

dicowibowo
Автор

Gua kesini gara-gara bang fiersa tapi gak nyesel ngab :'))

indahmaulida
Автор

Hati2 dimanapun berada jgn sampai hilang semoga Tuhan melindungi kalian terimakasih sudah berani bersuara untuk rakyat. Panjang umur!!!!

Olyn