filmov
tv
KEJANGGALAN Kasus Vina DIBONGKAR Saka Tatal, Akui Disiksa Polisi & Jadi Korban Salah Tangkap?

Показать описание
Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
VP: YGP
#sakatatal #pelakukasusvina #vinacirebon #vinasebelum7hari #cirebon #ekyvina #egivina #kasusvina #pembunuhanberencana #viral
SURYA.CO.ID - Akhirnya salah satu pelaku buka suara soal kasus pembunuhan Vina.
Pelaku yang sudah bebas yakni Saka Tatal membongkar kejanggalan kasus pembunuhan Vina lewat pengacaranya.
Diketahui, Saka Tatal (23), terpidana yang dinyatakan bebas sejak 2020 dalam kasus pembunuhan Vina dan Eki, mengalami proses penangkapan yang dianggap penuh dengan kejanggalan.
Pengacara Saka Tatal, Titin, menjelaskan kronologi penangkapan tersebut berdasarkan keterangan di persidangan.
Titin menyebutkan bahwa proses penangkapan Saka dimulai dengan informasi kecelakaan yang memakan dua korban yaitu Eki dan Vina.
Titin menuturkan bahwa orangtua Eki, yang menerima kabar tersebut, mengunjungi Polsek Talun keesokan harinya.
Saat itu, orangtua Eki merasa curiga bahwa kejadian itu bukan kecelakaan setelah melihat motor anaknya.
Kecurigaan ini mendorong orang tua Eki untuk menyelidiki lebih lanjut.
Pada hari berikutnya, sekira pukul 14.00 WIB, D dan A menghubungi orangtua Eki, melaporkan bahwa sekelompok pemuda berkumpul di depan SMPN 11 Cirebon.
"Orangtua Eki bersama tiga hingga empat anggota polisi lainnya kemudian menangkap Saka yang saat itu baru selesai membeli bensin," katanya.
Titin lalu menyoroti kejanggalan dalam kasus ini.
Menurut Titin sejak 2017 dia sudah menyampaikan kejanggalan-kejanggalan ini kepada media dan Komnas HAM, tetapi informasi tersebut tidak sampai ke pihak yang berkuasa.
Ia lantas menegaskan, bahwa kasus ini semakin terbuka setelah diangkat dalam film.
"Penanganan terhadap Saka memang penuh rekayasa dan ini sudah saya coba sampaikan sejak lama," kata Titin,
Titin juga telah mengungkap sejumlah fakta persidangan yang berbeda jauh dari tuntutan yang diterima oleh kliennya, Saka, dan terpidana lainnya.
"Ini para terdakwa yang selama ini berada di dalam sel bukan pelaku pembunuhan," ujar Titin.
Ia mengungkapkan, rasa kecewa terhadap vonis seumur hidup yang diberikan, mengingat fakta persidangan menunjukkan hal yang berbeda.
“Saya ingat betul ketika vonis seumur hidup disampaikan, saya kecewa karena faktanya dalam tuntutan korban meninggal karena tusukan di dada dan perut."
"Tetapi, hasil visum atau autopsi tidak ada luka akibat tusukan benda tajam, itu fakta pertama,” tutur Titin.
Titin juga menjelaskan bahwa pakaian yang dikenakan korban, yang diperlihatkan di persidangan, dalam kondisi utuh.
"Semua kuasa hukum terdakwa melihatnya. Jadi kami semua melihat baju yang diperlihatkan di persidangan dan saat dilakukan autopsi baju itu kan dikubur dan diangkat kembali secara utuh, tidak ada bekas bolongan atau tusukan samurai yang disebut dalam tuntutan pendek dan samurai panjang."
"Itu baju atas nama Eki, karena tuntutan yang disabet pakai samurai itu Eki," jelas dia.
Menurut Titin, perbedaan antara tuntutan dan hasil visum sangat mencolok.
Website:
Instagram:
Facebook:
YOUTUBE
#suryaonline #hariansurya #TribunnewsSURYA
VP: YGP
#sakatatal #pelakukasusvina #vinacirebon #vinasebelum7hari #cirebon #ekyvina #egivina #kasusvina #pembunuhanberencana #viral
SURYA.CO.ID - Akhirnya salah satu pelaku buka suara soal kasus pembunuhan Vina.
Pelaku yang sudah bebas yakni Saka Tatal membongkar kejanggalan kasus pembunuhan Vina lewat pengacaranya.
Diketahui, Saka Tatal (23), terpidana yang dinyatakan bebas sejak 2020 dalam kasus pembunuhan Vina dan Eki, mengalami proses penangkapan yang dianggap penuh dengan kejanggalan.
Pengacara Saka Tatal, Titin, menjelaskan kronologi penangkapan tersebut berdasarkan keterangan di persidangan.
Titin menyebutkan bahwa proses penangkapan Saka dimulai dengan informasi kecelakaan yang memakan dua korban yaitu Eki dan Vina.
Titin menuturkan bahwa orangtua Eki, yang menerima kabar tersebut, mengunjungi Polsek Talun keesokan harinya.
Saat itu, orangtua Eki merasa curiga bahwa kejadian itu bukan kecelakaan setelah melihat motor anaknya.
Kecurigaan ini mendorong orang tua Eki untuk menyelidiki lebih lanjut.
Pada hari berikutnya, sekira pukul 14.00 WIB, D dan A menghubungi orangtua Eki, melaporkan bahwa sekelompok pemuda berkumpul di depan SMPN 11 Cirebon.
"Orangtua Eki bersama tiga hingga empat anggota polisi lainnya kemudian menangkap Saka yang saat itu baru selesai membeli bensin," katanya.
Titin lalu menyoroti kejanggalan dalam kasus ini.
Menurut Titin sejak 2017 dia sudah menyampaikan kejanggalan-kejanggalan ini kepada media dan Komnas HAM, tetapi informasi tersebut tidak sampai ke pihak yang berkuasa.
Ia lantas menegaskan, bahwa kasus ini semakin terbuka setelah diangkat dalam film.
"Penanganan terhadap Saka memang penuh rekayasa dan ini sudah saya coba sampaikan sejak lama," kata Titin,
Titin juga telah mengungkap sejumlah fakta persidangan yang berbeda jauh dari tuntutan yang diterima oleh kliennya, Saka, dan terpidana lainnya.
"Ini para terdakwa yang selama ini berada di dalam sel bukan pelaku pembunuhan," ujar Titin.
Ia mengungkapkan, rasa kecewa terhadap vonis seumur hidup yang diberikan, mengingat fakta persidangan menunjukkan hal yang berbeda.
“Saya ingat betul ketika vonis seumur hidup disampaikan, saya kecewa karena faktanya dalam tuntutan korban meninggal karena tusukan di dada dan perut."
"Tetapi, hasil visum atau autopsi tidak ada luka akibat tusukan benda tajam, itu fakta pertama,” tutur Titin.
Titin juga menjelaskan bahwa pakaian yang dikenakan korban, yang diperlihatkan di persidangan, dalam kondisi utuh.
"Semua kuasa hukum terdakwa melihatnya. Jadi kami semua melihat baju yang diperlihatkan di persidangan dan saat dilakukan autopsi baju itu kan dikubur dan diangkat kembali secara utuh, tidak ada bekas bolongan atau tusukan samurai yang disebut dalam tuntutan pendek dan samurai panjang."
"Itu baju atas nama Eki, karena tuntutan yang disabet pakai samurai itu Eki," jelas dia.
Menurut Titin, perbedaan antara tuntutan dan hasil visum sangat mencolok.
Website:
Instagram:
Facebook:
YOUTUBE
#suryaonline #hariansurya #TribunnewsSURYA
Комментарии