Gempuran Warga dan Para Mahasiswa Jayawijaya, Tolak Lokasi Ibu Kota Provinsi Papua Pegunungan Tengah

preview_player
Показать описание
TRIBUN-VIDEO.COM - Pencanangan Ibu Kota Provinsi Papua Pegunungan Tengah di Molama, mendapat penolakan.

Penolakan ini disuarakan oleh mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam sejumlah kelompok.

Di antaranya Komunitas Mahasiswa, Pelajar Pemuda dan Masyarakat, Maima, Minimo, Popugoba Jayawijaya, Ikatan Keluarga Daerah Hitigima, Ikatan Keluarga Assolokobal Baliem.

Ketua Konfederasi Keluarga dan Mahasiswa, Yosep Asso mengatakan,
Molama merupakan tempat masyarakat mengelola kebun dan beternak.

Jika daerah tersebut menjadi ibu kota provinsi, maka berakibat hilangnya jati diri sebagai masyarakat adat.

Lantaran budaya dan alam sudah berubah menjadi bangunan.

Selain itu, juga rawan terjadinya konflik horizontal antar masyarakat setempat kerap terjadi.

Menurutnya, masyarakat adat yang mengatasnamakan suku Asso dan Lokobal tak melibatkan semua pihak.

Suku Assolokobal merupakan suku besar yang membawahi lima suku kecil.

Dampaknya, perlu melihat secara keseluruhan Assolokobal yaitu tanah, air, dan masyarakat adat.

Wilayahnya akan menjadi ladang eksploitasi sumber daya alam.

Karena wilayah pemekaran akan memberi jaminanan pada akses masuk, masyarakat akan termarginalkan di atas negerinya sendiri.

Sebelumnya, Wamendagri Jhon Wempi Wetipo meninjau lokasi pembangunan kantor pemerintahan Papua Pegunungan di Wamena, Jayawijaya, Kamis (28/7/2022).

Lokasi yang dikunjungi Wamendagri antaran lain di Distrik Muliama seluas kurang lebih 200 hektare.

Lokasi kedua di atas lahan pemda di Gunung Susu seluas 20 hektare yang selama ini dikelola LIPI.

Lalu, di tanah bersifat sengketa medan perang seluas 150 hektare antara Distrik Wouma dan Walesi.

Рекомендации по теме