Rupiah Melemah Tembus Rp14 Ribu, Begini Respon Wapres JK dan BI

preview_player
Показать описание
Bank Indonesia mengklaim pelemahan rupiah hanya bersifat sementara. BI juga menegaskan volatilitas rupiah masih terkendali jika dibandingkan dengan tahun 2013 dan 2015.

@BeritaSatuTV
Рекомендации по теме
Комментарии
Автор

YA Allah semoga Bpk persiden jokowi kau beri kemudahan hadapi semuwa ini

julianmadaafryansyah
Автор

Rupiah melemah utang numpuk pengangguran banyak sementara ada msrk.up volume di proyek pupr ngak ada yg gubris apa perlu data

rudiyo
Автор

Jangan dibanding bandingkan !!!, tapi fikirkan gmn caranya supaya rupiah menguat

HMM
Автор

Aq juga merasa uang 100 rb seperti gak ada artinya

dwimaryati
Автор

cebong gak ada karena mereka gak tahu dollar...tahunya nasi bungkus...

ujangwibowo
Автор

Yang harus dipahami adalah kurs Rupiah itu memang melemah hingga
menembus Rp. 12.000, - dua kali di era SBY pada 2008/2009 di awal jabatan
pertama SBY dan 2013 di akhir jabatan SBY. Kasus 2008 itu adalah karena
Krisis Finansil AS yang membuat Investor melarikan modalnya dari
Indonesia di pasar saham dan pasar uang dengan Menjual Rupiah dan
Membeli US$, Yen, GBP, dll. Sedang kasus 2013 di akhir era SBY adalah
karena pengelolaan keuangan negara menjadi quadrilim deficit (4
defisit), termasuk makin besarnya hutang SBY yang membuat Rupiah terus
merosot hingga Rp. 12.350 dan bertahan terus di level Rp. 12.500 saat
terpilihnya Jokowi. Jadi andil kemerosotan Rupiah adalah karena SBY tak
mampu mengelola Rupiah yang di era Megawati masih sekitar Rp. 7.000 -
8.250 (rata-rata kurs Rp. 7.600an) dan era SBY rata kurs selama 10 tahun
sekitar 7.600 - 12.500 yaitu Rp. 10.000an. Jadi Jokowi hanyalah
kebagian pulung alias buruknya kinerja keuangan SBY, terutama karena
faktor 4 defisit dan hutang yang besar, sehingga dalam waktu hanya 3
tahun akan sulit bagi Jokowi untuk menguatkan Rupiah dengan mulai
membenahi tingkat defisit dan porsi hutang dimana di era Jokowi harus
membayar Cicilan dan Bunganya setiap tahun sebesar Rp. 250 Trilyun
akibat hutang besar SBY itu sendiri. Nah kasus Rupiah menembus Rp.
14.000an adalah karena Penguatan Dollar AS atas semua Mata Uang Kuat
Dunia (lihat Grafiknya) seperti Euro, Yen, GBP, CHF, Can$, AUD, dll
apalagi negara berkembang seperti Indonesia yang terbebani hutang besar
dan defisit di era SBY ini. Lihatkah grafik EUR/USD, USD/Yen, GBP/USD,
USD/CHF, AUDUSD, semuanya memelah terhadap US$ karena kemungkinan the
Fed akan menaikkan Suku Bunga yang juga ikut membuat Pasar Saham Dunia
bergejolak menurun. Jadi kita harus jelas melihat kronologis pelemahan
Rupiah ini, dimana memang ada faktor licik negara maju untuk membuat
semua negara Kaya SDA, termasuk Indonesia, Brazil, Venezuela untuk
menjebaknya dengan Jeratan Perbudakan Hutang dengan mengimingi negara
kaya SDA bahwa negaranya berpotensi jadi negara kaya dan maju yang
membuat Suharto dan SBY ngiler dan mulai berhutang besar untuk mengejar
dan mempertahankan Pertumbuhan Ekonomi Tinggi dengan cara Berhutang
tanpa Pondasi Ekonomi Domestik yang Kuat. sedang Jokowi justru ingin
memperkuat Ekonomi Domestik dengan mulai membangun berbagai
Infrastruktur untuk Menggerakkan Ekonomi Daerah tertinggal yang selama
40 tahun diabaikan Suharto dan SBY, seperti Papua, Maluku, Sulawesi dan
Kalimantan yang notabene adalah Lumbung SDA untuk terus dikuras di era
Suharto dan SBY dengan fokus membangun Jawa dan sebagian Sumatera dan
menganaktirikan daerah penghasil SDA di atas

black
Автор

Cebong kok gx ada kalo brita kaya gini

mimmiminote
Автор

ktanya tdk akn terpuruk, jd tenang biar sampe tmbus 15-16.000, baru bingung

sutraemas
Автор

Ya jangan pake produk luar lah biar amerika kena getahnya sendiri kitanya aja yg bego ini saatnya indo harus mandiri jangan tergantung amerika toh tar dia sendiri yg rugi

leniherlina
Автор

Org dah megap"ongomong jgn khuatir...penjelasan tak berkualitas....asal ngomong ja...makin hancur negara ku..

islamagamaku
Автор

Coba pak JK mengulang kata2nya ttg jika jokowi jd presiden bis..bis..bisa.. hancur negeri ini 😁

putrabangsa
Автор

Hitung2an orang bodohpun kalau hanya memperbandingkan pendapatan antara import dan eksport mah bisa, wong sama2 transaksinya memakai dolar, tapi tolong pikirkan dampak dr perusahaan yg produknya menggunakan bahan baku import, otomatis para pemilik perusahaan akan meniadi kewalahan dlm mengelola perusahaannya dan pd akhirnya berimbas pd karyawan, bukan tdk mungkin akan terjadi phk karena perusahaan merugi kalau tdk menaikan harga jual produknya sedangkan daya beli masyarakat sangatlah lemah !
Dengan biaya produk semakin meninggi bukan tdk mungkin pemilik perusahaan akan melakukan efisiensi dlm hal pengeluaran/pembiayaan perusahaan dan agar perusahaan tetap berdiri, jalan satu2nya utk menyelamatkan perusahaannya adalah PHK !

platinumasli
Автор

2018 bisa tembus 14000, entr 2020 tembus 30, 000

sahmari
Автор

Bisa 3000 per US dollar baru saya salut banget. Kalau 14.000 kayak mata uang sampah nggak ada harganya

gaplekchannel
Автор

Harus optimis, jangan pesimis aja, nyalah nyalahin aja bukan mencari jalan keluar! Kenaikan suku bunga the Fed yg jadi awal masalah, masih banyak cara menanggulangi Rp.

soetionosoeharno
Автор

RAH USAH DI PIKER..
Hidup cuma ikut orang laen aja di PIKIR..
(anggap aja seperti RUPIA yang selalu mengikuti DOLLAR. kok gk DOLLAR aja yang mengikuti RUPIA)

FiyanAri
Автор

SADAR DAN NYESEL SALAH MEMILIH BARU SEKARANG, DAN MASIH BANYAK ALASAN, ALASAN, ALASAN, ALASAN, ALASAN, ALASAN, ALASAN, ALASAN, ALASAN.

fitrirohmatin
Автор

Banyak alasan bukan cari jalan, alasan hanya untuk orang gagal..

cepipanpramana
Автор

Yg naikin suku bunga kn dolar. Kenapa yg di salahin Rp.??? semua mata uang dunia pasti melemah krn bertumpu pd $

agilsantoso
Автор

Bukan hanya sama dollar as, sama dollar singapore dan ringgit brunai saja tupiah KO telak wkkkk

cepipanpramana